Mohon tunggu...
Sorot
Sorot Mohon Tunggu... Lainnya - Akun Resmi

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana Sorot digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel seputar rilis, serta kolaborasi dengan mitra. Email : sorot.kompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Ibu dan Pajak Kita

26 Februari 2023   19:00 Diperbarui: 27 Februari 2023   10:52 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu, kalau aku merantau, lalu datang musim kemarau,
sumur sumurpun kering, dedaunan gugur bersama ranting,
hanya air mata, air matamu yang tetap lancar mengalir.

Ibu, kalau aku merantau sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

Ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang menyemerbak bau sayang

Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti
bila kasihmu ibarat samudera sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut 

 
Pada diri tempatku berlayar, menebar pukat
dan melempar sauh lokan-lokan, mutiara, dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan namamu,
Ibu, yang kan kusebut paling dahulu lantaran aku tahu engkau ibu dan aku anakmu bila aku berlayar lalu datang angin sakal

Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
Ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala
Sesekali datang padaku menyuruhku menulis langit biru dengan sajaku

Puisinya diatas karya sastrawan, dan ulama mahsyur asal Madura, Ra Zawawi Imron. Puisinya memberi ilustrasi yang pas untuk menggambarkan tindakan brutal Mario Dandy, bersama temannya secara brutal menganiaya Cristalino David Ozora, serta respon balik Sri Mulyani atas tindakan itu yang melibatkan mantan anak buahnya Rafael Alun Trisambodo, mantan Kabag Umum Ditjen Pajak Jakarta Selatan II.

"Sungguh pedih dan remuk hati melihat kondisi David akibat penganiayaan yang kejam dan keji", ungkap Sri Mulyani usai besuk Cristalino David Ozora, seraya memanjatkan doa untuk kesembuhan David.

Sekalipun menjadi pejabat tinggi negara, Menteri Keuangan tetap saja sebagai seorang ibu. Hati ibu mana yang tidak tergerak, tersentuh di saat melihat seorang anak menjadi korban penganiayaan.

Lebih geram, penganiayaan itu dilakukan oleh anak petinggi Ditjen Pajak yang mempertontonkan gaya hidup mewah dan arogan. Gaya hidup yang ia tekankan untuk dijauhi di lingkungan Kementerian Keuangan yang ia pimpin.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Sebagai mitra kerja, saya merasakan betapa gundahnya hati Sri Mulyani. Bermula dari masalah kenakalan remaja yang melebihi batas, hingga lembaga yang ia pimpin tercoreng, padahal dengan susah payah ia membangun nama baik Kementerian Keuangan dengan segenap jajaran. Nila setitik, rusak susu sebelanga.

Saat ketegangan memuncak, sengkarut persoalan sulit terurai. Luasnya kasih hati ibu mencairkan keadaan. Membuka hati yang tertutup dari kata maaf, merajut benang kasih sayang, mengalihkan kebencian menjadi senyawa kekeluargaan.

Kita berharap ungkapan hati tulus Sri Mulyani itu menunjukkan sikap tanggung jawab seorang ibu atas kenakalan anaknya di Ditjen Pajak. Paling tidak, ungkapan hati Sri Mulyani bisa menjadi peredam berbagai prasangka keluarga David Ozora, dan masyarakat luas terhadap institusinya, meskipun proses hukum harus tetap ditegakkan.

Diakui atau tidak, peran ibu dimanapun sangat penting. Sifat mengayomi, kasih sayangnya, samudera hatinya yang luas, pribadinya yang selalu membimbing sungguh saya rasakan. Saya yang tumbuh di PDI Perjuangan juga dibimbing dan dibesarkan oleh seorang ibu, Hj Megawati Soekarnoputeri, ibu yang selalu bersemayam pada hati kami, seluruh kader PDI Perjuangan.

Lembaga kami di DPR juga dipimpin oleh seorang Ibu, Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi. Ditangannya DPR teramat disegani, kiprahnya menjadi penghubung berbagai parlemen dari berbagai negara.

Apalagi kepemimpinnya pada Parlemen 20, yakni perkumpulan DPR dari negara negara G20 membuat Indonesia kian disegani. Melalui forum ini, DPR menggerakkan dukungan politik yang cukup bagi pemerintahan yang tergabung dalam G20, sehingga KTT G20 di Bali tahun lalu sangat sukses.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Balik ke soal pajak, kita berharap ini kejadian yang terakhir, dan menjadi pelajaran bagi kita semua. Saatnya move on, menatap kedepan. Menyongsong kerja memperbaiki dunia perpajakan kita. Kembali kita harapkan peran Sri Mulyani sebagai Ibunya orang pajak mengumpulkan anak anaknya.

Saatnya menata kembali mentalitas anak anaknya di Ditjen Pajak. Agar birokrasi pajak benar benar menjalankan slogannya "PASTI", yakni profesionalisme, integritas, teamwork, dan inovasi. Kita apresiasi langkah Sri Mulyani, Ibunya orang pajak menjewer anaknya yang bernama RAT, kita berharap jeweran kasih sayang ini ditangkap sebagai pesan kedalam, jaga selalu martabat keluarga besar Ditjen Pajak, sekaligus bentuk tanggung jawab publik dari pejabat publik. []

Ketua Banggar DPR- MH Said Abdullah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun