Lalu mengapa rasisme menjadi penghambat terciptanya perdamaian dunia?
Jika kita menelusuri sejarah lebih jauh lagi, rasisme menjadi akar dari banyaknya konflik yang mengubah dunia, dengan adanya sentimen atau kebencian serta merasa lebih unggul terhadap suatu ras dan etnis dapat berujung menjadi hilangnya nyawa jutaan korban. Peristiwa keji ini dikenal dengan Holocaust (1933–1945).
Dimana Nazi Jerman melakukan pembantaian dalam skala besar, sekitar 6 juta penganut Yahudi menjadi korban, dengan total keseluruhan korban sekitar 11 juta jiwa. Pimpinan Nazi menyebut kebijikan ini dengan istilah “pembersihan etnis” yang meliputi bangsa Yahudi dan Slavia. Peristiwa ini didasari karena kaum Nazi menganggap ras mereka yaitu Arya lebih unggul dari ras lainnya.
Dari peristiwa tersebut kita dapat melihat bahwa hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Johan Galtung, dimana terdapat tiga jenis kekerasan yaitu 1) kekerasan langsung (Direct Violence), 2) kekerasan struktural (Structural Violence), 3) kekerasan budaya (Cultural Violence).
Dalam peristiwa ini, alur kekerasan diawali dari sikap rasis Nazi yang masuk ke dalam kekerasan budaya (cultural violence) yang berkembang menjadi kekerasan struktur (structural violence) dimana adanya diskriminasi yang menyebabkan ketidaksetaraan serta pembatasan hak-hak yang berakhir dengan kekerasan langsung (direct violence) berupa genosida.
Tak hanya Holocaust, masih banyak konflik yang berawal dari rasisme seperti pemisahan ras atau Apartheid yang terjadi di Afrika Selatan, rasisme terhadap orang kulit hitam di AS, ataupun rasisme terhadap etnis tionghoa dan papua di Indonesia, dan masih banyak lagi di bagian bumi lainnya.
Rasisme di AS
Di Amerika Serikat rasisme masih menjadi permasalahan sosial utama yang tak kunjung selesai dari dulu hingga sekarang. Rasisme terhadap ras kulit hitam Afrika-Amerika yang paling sering terjadi di AS.
Seperti peristiwa yang terjadi beberapa tahun lalu, tepatnya pada tahun 2020. Peristiwa tersebut merupakan demonstrasi besar-besaran anti-rasisme dan diskriminasi terhadap orang kulit hitam yang terjadi di 140 kota di Amerika Serikat.
Unjuk rasa tersebut dilatar belakangi oleh kematian George Floyd, seorang pria Afrika-Amerika yang dibunuh oleh polisi berkulit putih di Minneapolis, Minnesota, AS. Demonstrasi ini dikenal dengan slogannya “Black Lives Matter” (BLM), dan diikuti oleh ribuan orang dan menyebabkan kerusuhan besar. Tak hanya itu, aksi BLM melebar ke berbagai negara di penjuru dunia sebagai aksi gerakan global melawan rasisme.
Tak hanya itu, di AS terdapat Ku Klux Klan yaitu organisasi sayap kanan-rasis ekstrem yang kerap meneror ras kulit berwarna dan ras minoritas lainnya dengan visi supremasi kulit putih.