Menulis ijazah merupakan kegiatan prioritas bagi penulisnya. Hal ini dikarenakan menulis ijazah tidak seperti menulis biasa pada umumnya.Â
Penulis harus memiliki ketelitian yang tinggi agar terhindar dari kesalahan dalam penulisan. Kesalahan penulisan dalam ijazah merupakan kesalahan yang fatal karena dapat mengakibatkan ijazah tersebut dianggap tidak sah.Â
Oleh karena itu, kali ini penulis ingin berbagi tips bagaimana menulis ijazah agar terhindar dari kesalahan. Berikut beberapa tips agar terhindar dari kesalahan saat menulis ijazah berdasarkan pengalaman pribadi penulis.
Pelajari Petunjuk Teknis Penulisan Ijazah
Sebelum menulis ijazah, pastikan penulis telah mempelajari petunjuk teknis penulisan dengan baik. Petunjuk teknis penulisan ijazah biasanya diterbitkan oleh instansi tinggi yang menaungi sekolah (seperti Direktorat Jenderal Pendidikan Islam khusus di Pendidikan Madrasah) sebelum blangko ijazah diterbitkan.Â
Petunjuk teknis ini berisi tentang teknis penulisan mulai dari penomoran, format angka dan huruf , dan lain-lain. Sebagai contoh, jika dalam petunjuk teknis nama siswa ditulis dengan huruf besar, maka penulis harus menuliskan nama siswa dengan huruf besar. Misal, "Aulia Nur Ramadhani" ditulis "AULIA NUR RAMADHANI".
Koordinasi dengan Kepala Sekolah
Menurut penulis, koordinasi dengan Kepala Sekolah sangat penting agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam hal penulisan ijazah, baik secara teknis, maupun secara data. Biasanya, Kepala Sekolah mengikuti sosialisasi petunjuk teknis pada saat pengambilan blangko ijazah di forum kelompok kerja sekolah.Â
Selanjutnya, Kepala Sekolah akan menjelaskan kembali terkait petunjuk teknis penulisan kepada penulis ijazah. Jika ada perbedaan antara petunjuk teknis yang penulis pelajari secara mandiri dan petunjuk teknis yang disampaikan oleh Kepala Sekolah, sebaiknya didiskusikan terlebih dahulu.Â
Namun, sosialisasi petunjuk teknis yang diikuti oleh Kepala Sekolah biasanya bersifat final. Artinya sudah keputusan terakhir mengenai petunjuk teknis penulisan ijazah.
Siapkan Data Lengkap Siswa
Setelah penulis memahami petunjuk teknis penulisan ijazah secara cermat, selanjutnya penulis harus menyiapkan data lengkap siswa yang akan ditulis pada ijazah.Â
Data lengkap ini tercantum pada dokumen-dokumen seperti Daftar Nominasi Tetap (DNT) Peserta Ujian, ijazah pendidikan sebelumnya, Surat Keterangan Lulus (SKL), dan dokumen-dokumen pendukung, seperti Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, dan lain-lain.
- Daftar Nominasi Tetap (DNT) Peserta Ujian berisi sejumlah data siswa peserta ujian, meliputi NPSN sekolah, nomor peserta ujian, NISN, nama lengkap siswa, tempat dan tanggal lahir, nama orang tua siswa, dan lain-lain. Meski begitu, penulis tidak disarankan untuk menetapkan DNT sebagai data final sepenuhnya. Alasannya, tidak jarang ditemukan perbedaan data siswa antara di DNT dan dokumen lainnya. Oleh karena itu, penulis menyarankan DNT hanya sebagai informasi mengenai nomor peserta ujian. DNT juga memberikan kepastian mengenai jumlah peserta ujian. Jumlah inilah yang harus sesuai dengan jumlah blangko ijazah.
- Ijazah pendidikan sebelumnya merupakan acuan utama dalam penulisan ijazah. Pada umunya, ijazah berisi data lengkap siswa meliputi nama lengkap siswa, tempat dan tanggal lahir, NISN, dan nama orang tua siswa. Oleh karena itu, penulisan ijazah selanjutnya betul-betul harus sesuai dengan ijazah pendidikan sebelumnya. Misal, ketika hendak menulis ijazah SMP, penulis harus mengacu pada ijazah SD.
- Surat Keterangan Lulus (SKL) diterbitkan oleh sekolah di mana siswa menyelesaikan pendidikannya. Melalui SKL, penulis dapat memperoleh informasi mengenai nilai yang akan dituliskan pada ijazah. Umumnya, komponen data siswa pada SKL hampir sama dengan komponen data siswa pada ijazah pendidikan sebelumnya. Namun, penulis disarankan agar tidak berpatokan penuh pada SKL. Umumnya, SKL diterbitkan berdasarkan data yang ada pada DNT, di mana DNT juga masih belum bisa ditetapkan sebagai acuan utama dalam penulisan ijazah.
- Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, dan dokumen-dokumen lainnya dapat menjadi pendukung dalam menulis ijazah. Namun perlu diingat oleh penulis, bahwa ini hanya pendukung saja dan tidak untuk dijadikan sebagai acuan utama dalam penulisan ijazah. Meskipun tidak ada dokumen-dokumen pendukung seperti yang dikatakan di atas, penulisan ijazah tetap dapat dilakukan.
Mulailah Menulis dan Tetap Lakukan Check and re-Check
Kesalahan dapat terjadi kepada siapa saja dan dalam hal apa saja, termasuk dalam penulisan ijazah. Memang, tidak mudah untuk menghindar dari kesalahan. Namun, kita dapat meminimalisasi frekuensi kesalahan dengan meningkatkan ketelitian.
Oleh karena itu, penulis dianjurkan untuk selalu melakukan pengecekan sebelum menulis dan cek kembali setelah menulis sebagai upaya agar tidak terjadi kesalahan.Â
Ketika menulis ijazah, penulis disarankan agar membuka dokumen-dokumen data siswa seperti yang disebutkan di atas. Penulis juga harus mengikuti petunjuk teknis yang telah dipelajari sebelum menulis ijazah.
Demikian tips dari penulis. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H