Setelah penulis memahami petunjuk teknis penulisan ijazah secara cermat, selanjutnya penulis harus menyiapkan data lengkap siswa yang akan ditulis pada ijazah.Â
Data lengkap ini tercantum pada dokumen-dokumen seperti Daftar Nominasi Tetap (DNT) Peserta Ujian, ijazah pendidikan sebelumnya, Surat Keterangan Lulus (SKL), dan dokumen-dokumen pendukung, seperti Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, dan lain-lain.
- Daftar Nominasi Tetap (DNT) Peserta Ujian berisi sejumlah data siswa peserta ujian, meliputi NPSN sekolah, nomor peserta ujian, NISN, nama lengkap siswa, tempat dan tanggal lahir, nama orang tua siswa, dan lain-lain. Meski begitu, penulis tidak disarankan untuk menetapkan DNT sebagai data final sepenuhnya. Alasannya, tidak jarang ditemukan perbedaan data siswa antara di DNT dan dokumen lainnya. Oleh karena itu, penulis menyarankan DNT hanya sebagai informasi mengenai nomor peserta ujian. DNT juga memberikan kepastian mengenai jumlah peserta ujian. Jumlah inilah yang harus sesuai dengan jumlah blangko ijazah.
- Ijazah pendidikan sebelumnya merupakan acuan utama dalam penulisan ijazah. Pada umunya, ijazah berisi data lengkap siswa meliputi nama lengkap siswa, tempat dan tanggal lahir, NISN, dan nama orang tua siswa. Oleh karena itu, penulisan ijazah selanjutnya betul-betul harus sesuai dengan ijazah pendidikan sebelumnya. Misal, ketika hendak menulis ijazah SMP, penulis harus mengacu pada ijazah SD.
- Surat Keterangan Lulus (SKL) diterbitkan oleh sekolah di mana siswa menyelesaikan pendidikannya. Melalui SKL, penulis dapat memperoleh informasi mengenai nilai yang akan dituliskan pada ijazah. Umumnya, komponen data siswa pada SKL hampir sama dengan komponen data siswa pada ijazah pendidikan sebelumnya. Namun, penulis disarankan agar tidak berpatokan penuh pada SKL. Umumnya, SKL diterbitkan berdasarkan data yang ada pada DNT, di mana DNT juga masih belum bisa ditetapkan sebagai acuan utama dalam penulisan ijazah.
- Akta Kelahiran, Kartu Keluarga, dan dokumen-dokumen lainnya dapat menjadi pendukung dalam menulis ijazah. Namun perlu diingat oleh penulis, bahwa ini hanya pendukung saja dan tidak untuk dijadikan sebagai acuan utama dalam penulisan ijazah. Meskipun tidak ada dokumen-dokumen pendukung seperti yang dikatakan di atas, penulisan ijazah tetap dapat dilakukan.
Mulailah Menulis dan Tetap Lakukan Check and re-Check
Kesalahan dapat terjadi kepada siapa saja dan dalam hal apa saja, termasuk dalam penulisan ijazah. Memang, tidak mudah untuk menghindar dari kesalahan. Namun, kita dapat meminimalisasi frekuensi kesalahan dengan meningkatkan ketelitian.
Oleh karena itu, penulis dianjurkan untuk selalu melakukan pengecekan sebelum menulis dan cek kembali setelah menulis sebagai upaya agar tidak terjadi kesalahan.Â
Ketika menulis ijazah, penulis disarankan agar membuka dokumen-dokumen data siswa seperti yang disebutkan di atas. Penulis juga harus mengikuti petunjuk teknis yang telah dipelajari sebelum menulis ijazah.
Demikian tips dari penulis. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H