Mohon tunggu...
Penasopi
Penasopi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

aku mempunyai hobi olahraga, aku mudah untuk akrab dengan orang, dan aku menyukai hal yang berbau budaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Puisi Historisitas: Nilai Keislaman dalam Hikayat Martabat Tujuh Perspektif Tasawuf

27 Juni 2024   04:51 Diperbarui: 27 Juni 2024   04:53 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hikayat Martabat Tujuh merupakan salah satu karya sastra Melayu klasik yang memiliki nilai historis dan religius yang tinggi. Karya ini tidak hanya menyajikan kisah tentang konsep kosmologi dan spiritualitas dalam Islam, namun juga menggambarkan sejarah pemikiran dan kebudayaan di Nusantara pada masa lampau. Hal yang menarik dari hikayat ini adalah puisi yang terkandung di dalamnya, yang sering disebut dengan puisi kesejarahan. Puisi sejarah adalah bentuk puisi yang mengandung nilai-nilai sejarah dan mencerminkan peristiwa atau tokoh-tokoh penting pada masa itu. Salah satu karya sastra Melayu yang mengandung unsur kesejarahan adalah "Hikayat Martabat Tujuh". Hikayat ini merupakan salah satu hikayat klasik yang banyak mengandung ajaran tasawuf dan filsafat yang berkembang di dunia Melayu pada masa lampau.

Definisi Puisi Historisitas

Puisi historisitas adalah puisi yang merefleksikan peristiwa sejarah, nilai-nilai budaya, dan pandangan dunia pada masa tertentu. Dalam konteks Hikayat Martabat Tujuh, puisi-puisi ini tidak hanya sebagai sarana ekspresi seni, tetapi juga sebagai media untuk merekam dan menyampaikan pengetahuan tentang sejarah dan filosofi keagamaan.

Sejarah Terbentuknya Konsep Martabat Tujuh

Konsep Martabat Tujuh dalam tasawuf sudah ada sejak zaman dahulu. Konsep ini berkembang pesat di Indonesia, terutama setelah kedatangan para wali songo, sembilan tokoh sufi yang menyebarkan agama Islam di Indonesia pada abad ke-15. Para wali songo menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang berbeda-beda tergantung pada keadaan dan budaya masyarakat setempat. Salah satu ajaran penting yang mereka sebarkan adalah konsep Tujuh Martabat, yang mengajarkan bahwa setiap manusia harus mencapai tujuh martabat spiritual yang berbeda untuk mencapai kesatuan dengan Tuhan. Setiap martabat mewakili tingkat kesadaran yang lebih tinggi dan lebih dekat dengan Tuhan. Ketujuh martabat tersebut adalah sebagai berikut:

  • Martabat Alam Ahadiyah

Martabat Alam Ahadiyah adalah sebuah konsep yang menggambarkan kesatuan dan keesaan Tuhan dalam semua aspek kehidupan. Konsep ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.

  • Martabat Alam Wahdah

Martabat Alam Wahdah adalah konsep yang mengajarkan tentang keesaan Allah yang utuh dan tidak terbagi-bagi. Konsep ini menunjukkan bahwa Allah adalah satu-satunya wujud yang benar dan tidak ada yang lain selain Dia.

  • Martabat Alam Wahidiyah

Martabat Alam Wahidiyah adalah sebuah konsep yang mengajarkan bahwa Allah adalah satu-satunya wujud yang benar dan tidak terbagi-bagi serta tidak memiliki aspek-aspek yang berbeda. Konsep ini menekankan bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini berasal dari Dia semata.

  • Martabat Alam Ruh

Martabat Alam Ruh adalah konsep yang menggambarkan keberadaan ruh sebagai bagian dari esensi manusia yang dapat mencapai kesatuan dengan Tuhan melalui proses spiritual. Konsep ini menunjukkan bahwa manusia memiliki aspek spiritual yang dapat menghubungkannya dengan Tuhan.

  • Martabat Alam Mitsal

Martabat Alam Mitsal adalah sebuah konsep yang mengajarkan bahwa manusia memiliki aspek yang terhubung dengan alam semesta dan segala isinya. Konsep ini menunjukkan bahwa manusia memiliki hubungan yang erat dengan alam semesta dan dapat belajar darinya.

  • Martabat Alam Ajsam

Martabat Alam Ajsam adalah konsep yang mengajarkan tentang kesatuan antara tubuh dan jiwa manusia. Konsep ini menunjukkan bahwa tubuh manusia adalah wadah bagi jiwa yang memungkinkan manusia untuk mencapai kesatuan dengan Tuhan.

  • Martabat Alamiah Insan Kamil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun