Mohon tunggu...
Sopia januarti Sopiajanuarti
Sopia januarti Sopiajanuarti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bermain bola volly

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori emotional intelligence dari Daniel Goleman

17 Januari 2025   19:59 Diperbarui: 17 Januari 2025   19:59 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memberikan Penghargaan untuk Pengaturan Diri yang Baik: Pujian dan dorongan saat anak mampu mengatur emosi dengan baik dapat memperkuat perilaku positif mereka.

Pentingnya Pengembangan Kecerdasan Emosi Anak Usia Dini

Menurut Goleman, pengembangan kecerdasan emosional pada anak usia dini membantu mereka dalam membangun hubungan sosial yang sehat, meningkatkan kepercayaan diri, dan mengatasi stres. Anak yang memiliki kecerdasan emosional tinggi cenderung lebih mampu menghadapi tantangan, mengelola konflik, dan beradaptasi dalam lingkungan sosial, yang menjadi modal penting bagi keberhasilan di masa depan.

Dengan membangun kecerdasan emosi sejak usia dini, anak akan memiliki dasar yang kuat untuk pertumbuhan mental dan emosionalnya, memungkinkan mereka untuk menjadi individu yang lebih seimbang, bahagia, dan sukses dalam kehidupan mereka.Analisis Teori Daniel Goleman dalam Perkembangan Kecerdasan Emosi Anak Usia Dini" oleh Risma Chintya dan Masganti Sit, yang dipublikasikan dalam jurnal Absorbent Mind: Journal of Psychology and Child Development. 

"Kecerdasan Emosional dalam Perspektif Daniel Goleman (Analisis Buku Emotional Intelligence)" oleh Fauziah Mahnizar Nasution, Hasnah Nasution, dan Aprilinda M. Harahap, yang dipublikasikan dalam jurnal Ahkam: Jurnal Hukum Islam dan Humanior"Meditation as an Intervention in Stress Reactivity" (1976), yang membahas meditasi sebagai intervensi dalam reaktivitas stres.

"Meditation and Consciousness: An Asian Approach to Mental Health" (1976), yang mengeksplorasi meditasi dan kesadaran dalam konteks kesehatan mental. Kepemimpinan yang Adaptif: Goleman mengidentifikasi enam gaya kepemimpinan yang dipengaruhi oleh EQ, seperti pemimpin visioner dan afiliasi, yang dapat meningkatkan motivasi dan kolaborasi tim. 

Pengembangan Karyawan: Program pelatihan yang berfokus pada peningkatan EQ membantu karyawan mengelola emosi, membangun hubungan, dan meningkatkan kinerja. 

Pengambilan Keputusan: Manajer yang memiliki EQ tinggi lebih baik dalam memahami dinamika tim dan membuat keputusan yang mempertimbangkan emosi, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang positif. 

Peningkatan Kinerja: Karyawan dengan EQ tinggi mampu mengatasi stres dan berempati, yang meningkatkan pelayanan dan kinerja secara keseluruhan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun