Mohon tunggu...
Sopi Napilah Maulidah
Sopi Napilah Maulidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Its does not matter how slowly you go. As long as you do not stop

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Worldview Islam

29 Oktober 2022   07:40 Diperbarui: 29 Oktober 2022   07:58 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     WORLDVIEW ISLAM

Menurut Robert nola definisi worldview dalam kamus Oxford diartikan sebagai bagian dari filosofi kehidupan atau sering disebut dengan konsep hidup. Sedangkan dalam kamus sosial sains  dalam Bahasa jerman worldview adalah Weltanschauung yang berarti nilai-nilai, system dan kepercayaan yang menjadi ciri dalam budaya atau kelompok tertentu. Adapun dalam kamus filosofi Cambridge dijelaskan bahwasanya worldview adalah cara pandang hidup dalam mengenal dunia. Dapat disimpulkan bahwa worldview adalah konsep atau pandangan hidup yang didalamnya terdapat kepercayaan hidup.

James W. Sire mengungkapkan bahwa definisi worldview adalah suatu konsep untuk mengembangkan hidup yang sistematis. Namun dalam buku lain Sire juga mengemukakan bahwa worldview adalah sebuah perspektif yang muncul dari tingkah laku kehidupan manusia. M. Jourdan mengemukakan bahwa worldview is a commitment, a fundamental orientation of the heart atau jika diterjemahkan menjadi komitmen dari orientasi hati yang bersifat fundamental (dalam batin manusia). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa  pandangan hidup seseorang berbeda-beda sesuai dengan latar belakang, keberadaan, asal, proses pendidikan, agama yang dianut dan lain sebagainya.

Filusuf sekuler Wilhelm dilthey mendefinisikan dan merangkum bahwa worldview to be a set of mental categories atau komitmen yang menghasilkan karakter manusia dalam menjalani hidup. Kemudian Nietzsche mempercayai bahwa worldview lahir dari kebudayaan seseorang karena adanya nilai budaya dan yang mempengaruhi worldview seseorang adalah budayanya sendiri. Wittgenstein berpendapat bahwa worldview is a way of thinking about reality that reject the notion atau jalan berpikir tentang realita dengan menggunakan Bahasa dan menolak gagasan seseorang yang mempunyai pengetahuan yang objektif realita. Dan menurut Michel cault worldview are merely the linguistic construction of a power elite atau hanyalah konstruk Bahasa dari kalangan elit penguasa. Semuanya mendefinisikan istilah worldview dalam bentuk keyakinan yang bersifat duniawi yang diaplikasikan dalam menjalani kehidupan.

Filusuf Christian Abraham Kuyper mendefinisikan worldview adalah system kehidupan baik hubungannya dengan manusia, tuhan maupun dunia. Adapun menurut herman dooyeweerd adalah orientasi/ kepercayaan dalam hati dalam bentuk komitmen spiritual. James olthuis berpendapat bahwa worldview adalah kerangka berfikir atau kepercayaan yang fundamental untuk memahami manusia di masa depan. Albert M Wolters mengatakan bahwa worldview adalah kerangka berfikir secara integral terhadap kepercayaan dasar tentang segala sesuatu. Sama halnya dengan yang dikemukakan oleh Ronald nash yang menyatakan bahwa worldview adalah aturan kepercayaan tentang isu-isu penting dalam kehidupan. Sedangkan John H Kok dalam memaknai worldview lebih menekankan kepada konsep hidup dalam bermasyarakat social. Dan dalam agam Kristen protestan worldview adalah doktrin atau ajaran atau dogma.

Dari beberapa pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perspektif sekuler dan Kristen memiliki persamaan makna yaitu kepercayaan. Sementara perbedaan diantara keduanya adalah pada penjabaran kepercayaan itu sendiri.

Worldview menurut cendekiawan muslim Sayyid Qutb adalah akumulasi dari keyakinan asasi yang terbentuk dalam pikiran dan hati setiap muslim, yang memberi gambaran khusus tentang wujud  dan apa-apa yang terdapat dibalik itu (cara pandang yang bersumber dari wahyu). Syekh Muhammad Naquib Al-Attas mengemukakan ahwa worldview adalah pandangan islam tetang realitas dan kebenaran yang nampak oleh mata hati kita dan yang menjelaskan hakekat wujud (ru'yaat al-islam lil wujud). Dapat ditarik kesimpulan bahwa worldview dalam prosfektif ulama semuanya berorientasi pada nilai-nilai tauhid serta mengintegrasikan antara aspek dunia dan akhirat secara konprehensif.

Worldview dan sains memiliki kaitan yang erat dalam berbagai aspek. Sebagaimana dikemukakan oleh Gurol Irzik bahwa sains memberi jawaban atas apa yang menjadi domain worldview. Ia juga menambahkan bahwa perubahan cara pandang seseorang terjadi seiring bertambahnya kemajuan ilmu pengetahuan. Akan tetapi Gauch memiliki kepercayaan bahwa ilmu pengetahuan atau metode ilmiah tidak memiliki konten padangan hidup (worldview), tetapi dapat memberikan bukti pada keyakinan pandangan hidup tertentu, yang mana bukti tersebut dapat digunakan sebagai premis dalam sebuah argumen. Selanjutnya Matthew Orr mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Gauch dan memberikan sedikit tambahan bahwa  sebuah panadanga hidup pasti memiliki hubungan dengan sains dan agama dalam beberapa aspek. Sebagai contohnya saintifik selalu mengedepankan unsur-unsur rasionalitas dan mengaitkannya dengan agama. Seorang saintifik juga selalu memandang sesuatu dengan hasil empiric dan observasi. Dalam artikelnya menyatakan agama dan ilmu pengetahuan bias bersatu dibawah satu payung yaitu worldview.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa ada keterkaitan antara pandangan hidup dan sains sekalipun agama. Hal ini bukan berarti bahwa ilmu pengetahuan dapat menjawab setiap pertanyaan pandangan hidup, tetapi ilmu pengetahuan merupakan sumber yang kaya dan kuat dalam pandangan hidup, sehingga seseorang bisa berpandangan hidup karena ia mempunyai ilmu pengetahuan.

Selain dengan sains, worldview juga memiliki keterikatan denagan Bahasa. Bahasa bukan hanya sebagai untaian kata atau syarat komunikasi. Lebih dari itu ia sebagai alat yang menggambarkan pemikiran seseorang yang identik berdasarkan pada worldview tertentu. Worldview berasal dari weltansicht  yang sering disinonimkan dengan Weltanschauung. Weltansicht merupakan proses abstraksi seseorang terhadap dunia melalui Bahasa untuk membentuk konsepsi yang kemudian diyakini dan menjadi ideologi untuk menunjukkan suatu konsep tertentu dimana makna dapat dimasukkan kedalam bentuk dan system Bahasa yang kemudian membentuk pemikiran, yang dalam hal ini dinamakan Weltanschauung. Dapat ditarik kesimpulan bahwa Bahasa itu menguasai  cara berpikir dan bertindak manusia. Serta apapun yang dilakukan manusia selalu dipengaruhi oleh sifat-sifat kebahasaannya.

Adapun menurut Humbolt definisi welthanschauung adalah sesuatu yang bersifat fundamental dan dibutuhkan akal dalam memandang kehidupan dunia melalui fakultas Bahasa juga sebagai perangkat konseptual primer untuk memahami dan mengklasifikasi Bahasa. Dengan artian Bahasa mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan worldview karena merupakan kebutuhan primer dalam membentuk pandangan hidup yang bersifat fundamental. Serta definisi weltansicht dengan cara system bahasa membentuk perspektifdan konsepsi bagi penutur dalam memandang dunia dan pada tingkatan lebih luas, menentukan cara penutur menentukan jalan hidupnya dimana bisaberlawanan dengan orang lain.

Dari kedua definisi ini dapat ditarik kesimulan bahwa Weltanschauung sebagai kebutuhan inti manusia untuk menghasilkan bahasadalam rangka mengembangkan kekuatan intelektual dalam memahami pandangan hidup. Adapun Weltansicht beroperasi pada tingkat jauh lebih mendasar yang mengacu pada kontak pertama manusia dengan realitas dunia.

Pandangan hidup atau worldview telah menjadi konsep-konsep yang terstruktur dalam pikiran seseorang. Maka dari itu, ia akan mempengaruhi proses berpikir seseorang atau dapat digambarkan sebagai lingkaran setan dimana yang satu dapat memengaruhi yang lainnya. Thomas f wall dalam kajiannya mengenai konsep dalam worldview dan moralitas menyatakan bahwa:

' kepercayaan terhadap tuhan adalah penting bahkan elemen terpenting dalam pandangan hidup manapun. Pertama jika kita peraya bahwa tuhan itu wujud maka sangat mungkin jika kita percaya bahwa ada arti dan tujuan hidup. Kemudian jika kita konsisten kita akan percaya sumber moralitas bukan hanya sekedar kesepakatan manusia tetapi kehendak tuhan dan tuhan adalah tertinggi. Selanjutnya kita harus percaya bahwa ilmu lebih tinggi dari apa yang dapat diamati dan disana terdapat realitas yang lebih tinggi yakni alam supernatural. Sebaliknya, jika kita tidak percaya pada tuhan dan alam itu hanya satu, lalu apa kita akan percaya tentang arti hidup, hakekat diri kita, hidup sesudah mati, sumber standar moralitas, kebebasan tanggung jawab dan sebagainya.'

Dari kutipan tersebut dapat dilihat adanya keterkaitan antara isi kutipan dengan pandangan hidup islam sebagai asas epistemology. 

Peran worldview sebagai framework berpikir suatu peradaban menghasilkan beberapa istilah pandangan hidup pada agama dan semua peradaban di dunia ini, seperti worldview barat yang atau sekuler yang mengarah kepada sesuatu yang bersifat keduniaan dan menekankan kepada hal rasional yang dapat dirasakan oleh indra. Juga worldview Kristen yang menekankan kepada doktrin atau ajaran dan worldview islam yang mendefinisikan pandangan hidup sesuai dengan ajaran islam dan mengintegrasikan secara konperhensif antara dunia dan akhirat.

Konsep syahadah dalam worldview menjelaskan kaitan langsung antara konsep tuhan dalam islam dan konsep kenabian serta konsep wahyu kemudian konsep syari'at. Dalam hal ini konsep kenabian menduduki konsep yang sentral. Karena melalui wahyu yang diturunkan kepada nabi, alloh menjelaskan segala sesuatu tentang diri-Nya dan tatacara manusia untuk beribadah kepada-Nya. Maka dari itu beriman kepada nabi muhammad SAW merupakan satu-satunya pintu bagi umat manusia untuk lebih mengenal alloh dengan benar. Karena tugas utama seorang nabi adalah menyerukan manusia untuk beribada hanya kepada alloh semata. Adanya nabi Muhammad SAW sebagai utusan alloh dan suri tauladan yang baik, menjadikan islam sebagai agama yang memiliki teladan sepanjang zaman. Yang mana seluruh aspek kehidupan kaum muslimin memiliki panduan konsep yang jelas yang diajarkan dan dicontohkan nabi Muhammad. Maka jika seseorang bersyahadah seyogiyanya ia telah menyiapkan akal, jiwa, dan jiwanya untuk meneladani Sunnah nabi Muhammad SAW.

Kaitannya dengan konsep wahyu diantaranya Islam merupakan satu-satunya agama yang memelihara kontinuitas wahyu karena kontiunitas nya terhadap konsep kenabian. Hal ini bias dilihat dari berbagai indicator:

Pertama, diantara agama-agama yang ada hanya islamlah yang namanya secara khusus disebutkan langsung dalam kitab sucinya.

Kedua, konsep tuhan dalam islam bersifat otentik dan final karena dirumuskan berdasarkan wahyu dalam al-qur'an.

Ketiga, karakteristik islam sebagai agama wahyu bias dilihat dari konsep ibadah yang final dan otentik pula karena semuanya berdasarkan pada wahyu (al-qur'an dan sunah)

Keempat, dalam konsep wahyu pun islam memiliki sifat final. Karena terjaganya al-qur'an baik dari segi lafadz, makna, dan bacaannya dari zaman kezaman.

Alhamdulillah,

Ahad 16 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun