Dari kedua definisi ini dapat ditarik kesimulan bahwa Weltanschauung sebagai kebutuhan inti manusia untuk menghasilkan bahasadalam rangka mengembangkan kekuatan intelektual dalam memahami pandangan hidup. Adapun Weltansicht beroperasi pada tingkat jauh lebih mendasar yang mengacu pada kontak pertama manusia dengan realitas dunia.
Pandangan hidup atau worldview telah menjadi konsep-konsep yang terstruktur dalam pikiran seseorang. Maka dari itu, ia akan mempengaruhi proses berpikir seseorang atau dapat digambarkan sebagai lingkaran setan dimana yang satu dapat memengaruhi yang lainnya. Thomas f wall dalam kajiannya mengenai konsep dalam worldview dan moralitas menyatakan bahwa:
' kepercayaan terhadap tuhan adalah penting bahkan elemen terpenting dalam pandangan hidup manapun. Pertama jika kita peraya bahwa tuhan itu wujud maka sangat mungkin jika kita percaya bahwa ada arti dan tujuan hidup. Kemudian jika kita konsisten kita akan percaya sumber moralitas bukan hanya sekedar kesepakatan manusia tetapi kehendak tuhan dan tuhan adalah tertinggi. Selanjutnya kita harus percaya bahwa ilmu lebih tinggi dari apa yang dapat diamati dan disana terdapat realitas yang lebih tinggi yakni alam supernatural. Sebaliknya, jika kita tidak percaya pada tuhan dan alam itu hanya satu, lalu apa kita akan percaya tentang arti hidup, hakekat diri kita, hidup sesudah mati, sumber standar moralitas, kebebasan tanggung jawab dan sebagainya.'
Dari kutipan tersebut dapat dilihat adanya keterkaitan antara isi kutipan dengan pandangan hidup islam sebagai asas epistemology.Â
Peran worldview sebagai framework berpikir suatu peradaban menghasilkan beberapa istilah pandangan hidup pada agama dan semua peradaban di dunia ini, seperti worldview barat yang atau sekuler yang mengarah kepada sesuatu yang bersifat keduniaan dan menekankan kepada hal rasional yang dapat dirasakan oleh indra. Juga worldview Kristen yang menekankan kepada doktrin atau ajaran dan worldview islam yang mendefinisikan pandangan hidup sesuai dengan ajaran islam dan mengintegrasikan secara konperhensif antara dunia dan akhirat.
Konsep syahadah dalam worldview menjelaskan kaitan langsung antara konsep tuhan dalam islam dan konsep kenabian serta konsep wahyu kemudian konsep syari'at. Dalam hal ini konsep kenabian menduduki konsep yang sentral. Karena melalui wahyu yang diturunkan kepada nabi, alloh menjelaskan segala sesuatu tentang diri-Nya dan tatacara manusia untuk beribadah kepada-Nya. Maka dari itu beriman kepada nabi muhammad SAW merupakan satu-satunya pintu bagi umat manusia untuk lebih mengenal alloh dengan benar. Karena tugas utama seorang nabi adalah menyerukan manusia untuk beribada hanya kepada alloh semata. Adanya nabi Muhammad SAW sebagai utusan alloh dan suri tauladan yang baik, menjadikan islam sebagai agama yang memiliki teladan sepanjang zaman. Yang mana seluruh aspek kehidupan kaum muslimin memiliki panduan konsep yang jelas yang diajarkan dan dicontohkan nabi Muhammad. Maka jika seseorang bersyahadah seyogiyanya ia telah menyiapkan akal, jiwa, dan jiwanya untuk meneladani Sunnah nabi Muhammad SAW.
Kaitannya dengan konsep wahyu diantaranya Islam merupakan satu-satunya agama yang memelihara kontinuitas wahyu karena kontiunitas nya terhadap konsep kenabian. Hal ini bias dilihat dari berbagai indicator:
Pertama, diantara agama-agama yang ada hanya islamlah yang namanya secara khusus disebutkan langsung dalam kitab sucinya.
Kedua, konsep tuhan dalam islam bersifat otentik dan final karena dirumuskan berdasarkan wahyu dalam al-qur'an.
Ketiga, karakteristik islam sebagai agama wahyu bias dilihat dari konsep ibadah yang final dan otentik pula karena semuanya berdasarkan pada wahyu (al-qur'an dan sunah)
Keempat, dalam konsep wahyu pun islam memiliki sifat final. Karena terjaganya al-qur'an baik dari segi lafadz, makna, dan bacaannya dari zaman kezaman.