Mohon tunggu...
Sopan Santun
Sopan Santun Mohon Tunggu... -

cool, calm. attitude

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS, di Mata Mereka!

3 Juni 2013   05:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:37 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PKS kalah dalam pemilu 2014

PKS tidak lolos ET

PKS sama saja dengan partai lainnya

ULASAN

Istilah PKS LOVER DAN PKS HATER sebenarnya entah dari mana asal usulnya, tapi kompasianer seolah tidak asing dengan istilah tersebut. Meskipun sudah sangat populer, namun parameter seseorang digolongkan menjadi anggota pun belum jelas. Biasanya hanya berdasar pada nilai kecenderungan dan perspektif pembaca terhadap tulisan dan komentar terhadap PKS. Apabila komentar dan tulisannya bernuansa  membela/positif thinking/menguntungkan/netral sekalipun kepada PKS, maka mereka di justifikasi sebagai LOVERS. Sebaliknya apabila komentar dan tulisannya sangat tendensius/negatif thinking/merugikan/menyerang/membully/mengkritik/menjelek-jelekkan PKS, maka kelompok ini dipandang sebagai HATERS oleh pembaca.  Memang pembaca adalah eksekutor sebuah tulisan, sehingga sah-sah saja dia berperspektif sesuai kemampuan kadar akal pikirannya.

Kini keputusan ada dibenak pikiran anda. Jangan relakan pikiran anda sepenuhnya dipengaruhi oleh suara-suara yang ada. Jadikanlah suara mereka sebagai masukan, bukan sebagai pembenaran. karena suara-suara dari sang Pecinta pastilah hal-hal yang positif atau berAura positif atau miring ke arah positif, sebaliknya dari hati sang Pembenci tidak akan pernah menerima hal positif dari yang ia benci dan ia selalu miring kepada yang ia benci. inilah tabiat kehidupan LOVERS VS HATER. inilah suara mereka tentang PKS. Harap maklum.

Sebagai penonton PKS, ibarat adanya sekerumunan orang di warung kopi mpok nori. kemudian lewatlah si Abdel. pada saat yang sama terdengarlah suara kaleng yang  dilempar ke arah kerumunan tersebut. sontak saja semua mengeluarkan reaksi spontan sebagaimana tabiat pribadi masing-masing dan perspektif mereka terhadap si Abdel. ada yang latah, ada yang istighfar, ada yang mengumpat, ada yang mencaci-maki, ada yang menasehati, ada mencari bukti, ada yang melerai, ada yang memaklumi, ada yang daya pengaruhnya cuma 1 menit, ada yag daya pengaruhnya sampe bubar kerumunan, bahkan ada yang daya pengaruhnya sampe terbawa tidur dan mimpi.....dst. kini anda berperan sebagai siapa?semua akan kembali pada diri anda.

Semoga tetap bijak dan santun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun