Mohon tunggu...
Erikson Wijaya
Erikson Wijaya Mohon Tunggu... Administrasi - ASN Ditjen Pajak- Kementerian Keuangan. Awardee LPDP PK-160. A Graduate Student of Business Taxation at The University of Minnesota, USA (Fall 2020).

Be strong for life is short. Be patient for life is good. Be bold for life is challenging.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Amnesti Kita untuk Parada-Soza

12 Oktober 2016   09:13 Diperbarui: 12 Oktober 2016   09:23 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pajak telah lama menjadi kekuatan dalam memenuhi tuntutan pembangunan. Oleh sebab itu Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai otoritas perpajakan harus dibentuk menjadi apa yang disebut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) sebagai organisasi dengan kepercayaan diri (confidence),dapat dipercaya(trust),dan memiliki kredibilitas. Tiga nilai yang ia yakini ampuh menghindarkan Indonesia dari defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Namun hal ini menuntut proses panjang sehingga harus diiringi dengan sistem pengawalan yang baik. Cerita duka Parada dan Soza sejatinya membawa pesan pengawalan itu. Bahwa masih ada hal yang harus diperbaiki untuk mencapai mimpi mengangkat marwah DJP lebih tinggi. Hal itu adalah dengan merancang DJP menjadi otoritas yang kuat dan memiliki kapasitas yang cukup. Dan bila mau melihat dengan jujur, kebijakan Amnesti Pajak dapat difungsikan untuk mendukung upaya itu.

Amnesti Pajak dan elegi Parada-Soza adalah dua hal yang saling berkaitan. Bila mangkatnya Parada dan Soza memantik upaya untuk berbenah, maka Amnesti Pajak merupakan jawaban atas pantikan itu. Tetapi jawaban tersebut belum benar-benar sempurna jika negara belum bisa membaca dan memahami satu pesan tunggal yang dibawa keduanya yaitu: penguatan otoritas pajak mutlak dan mendesak.

Catatan:

Gambar diambil dari halaman: www.kompasiana.com/rafaelayuningtyas/ode-untuk-parada_571729c3507a612b07033f10

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun