Kiat sukses dengan membeli kopi seharga 80 ribu di lobi hotel sungguh tak bisa dipahami. Alih-alih membeli kopi mahal, cukup untuk menyambung hidup hari demi hari saja sudah bersyukur.Â
Teori kesuksesan sungguh banyak macam dan jenisnya. Mulai dari naik gunung hingga turun ke laut, masing-masing orang punya sudut pandang berbeda tentang bagaimana meraih kesuksesan.
Cerita-cerita ini tak jarang mengilhami banyak orang khususnya anak muda yang sedang di persimpangan jalan menyusuri kisah hidupnya.
Dibalik semua romansa sukses yang pernah saya baca dan dengar atau lihat secara langsung, toh sebenarnya kunci nya mirip-mirip saja. Orang-orang bilang kerja keras dan tak pantang menyerah adalah koentji. Tapikan itu masih sangat absurd bagi mereka yang baru memulainya.
Situasi yang pelik ini kemudian dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih baru. Mereka mulai menyerbu berbagai media dan platform seraya menyebarkan teori-teori kesuksesan yang mereka sudah lakukan.Â
Sedikit banyak teori yang dijejalkan tersebut pun ramai dibicarakan. Ramainya bukan karena memantik orang untuk semangat bekerja atau berani melangkah, tetapi karena tidak masuk akal alias tidak sinkron. Tentulah peristiwa tersebut menjadi bulan-bulanan di media sosial.
Teori Sukses dengan Membeli Kopi 80 Ribu di Lobi Hotel
Salah satu yang terbaru misalnya, konten kreator yang tidak perlu saya sebutkan nama dan asalnya mengatakan bahwa ketika ia tidak punya uang ia mempelajari bagaimana cara orang kaya bekerja. Caranya dengan datang ke hotel mewah lalu memesan kopi seharga 80 atau 85 ribu di lobi Hotel
Menurut sang konten kreator tersebut, dengan mendatangi lobi hotel dan memesan kopi yang seharga 80 atau 85 ribu maka kita akan bisa berjumpa dengan orang-orang yang sudah lebih sukses. Kita akan melihat bagaimana mereka bekerja dan memulai gurita bisnisnya.
Sepintas teori ini mungkin masuk akal bagi yang sudah mapan atau bagi mereka yang sudah malang melintang di dunia bisnis. Bagi mereka para kaum rebahan yang baru saja bangun dari ranjangnya untuk memulai karier, tentulah hal ini sangat bertolak belakang. Apalagi mendengar harga kopinya yang out of the box.