Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

(Jilid II) Kerangkeng Terbit, Antara Perbudakan atau Demi Kemanusian?

1 Februari 2022   15:00 Diperbarui: 2 Februari 2022   08:34 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekali lagi, ini semua tentu sangat kontra produktif dengan apa yang seharusnya mereka kerjakan. Seharusnya, kejadian ini sedari dulu mendapat penangan segera.

Orang yang kecanduan narkoba seyogyanya mendapat rehabilitasi di tempat yang layak dan mengikuti kaidah dari BNN. Tempat rehabilitasi tidak hanya membebaskan sang pasien dari rasa candu tetapi juga memanusiakan ulang pasien agar tidak kembali mengkonsumsi barang haram tersebut.

Begitupun dengan orang yang bermasalah secara ekonomi, sosial maupun hukum. Kita seharusnya memberikan edukasi dan pertolongan agar manusia tersebut berhasil keluar dari masalahnya. Bukan malah menambahkan masalah baru dengan mengurung mereka dalam kerangkeng.

Sejauh ini temuan LPSK menyebutkan bahwa manusia yang dikurung dalam kerangkeng Terbit mengalami tindakan yang kurang manusiawi. Mulai dari pembatasan kunjungan , tidak boleh membawa alat komunikasi, kegiatan peribadatan dibatasi, dipekerjakan tanpa upah di lahan sawit. Ada pernyataan tidak akan menuntut bila sakit atau meninggal, serta yang paling mengoyak rasa batin kita adalah ada informasi dugaan korban tewas tidak wajar.

Masyarakat yang menitipkan keluarga atau sanak saudaranya dikerangkeng Terbit mungkin perlu juga diedukasi. Apakah mereka sadar dengan konsekuensi yang sangat besar bila menitipkan anaknya ke kerangkeng milik terbit. Mengapa tidak memilih di tempat yang lebih layak dan manusiawi?

Kita hanya mendengar seruan negatif mengenai Kerangkeng milik Terbit. Prestasi satu-satunya yang didapat dari kerangkeng tersebut bersumber dari kesaksian masyarakat sekitar. Namun, prestasi itu seakan tak akan berguna bila bukti dan para korban sendiri yang sudah berbicara.

Perlu ada koreksi yang menyeluruh atas kejadian ini. Pemerintah dan lembaga terkait harus membenahi diri jika ingin hal serupa tidak terjadi lagi. Akan seperti apa dan bagaimana kasus ini terus bergerak, pengadilan akan menjadi jalan tengah apakah Kerangkeng milik Terbit  betul untuk perbudakan? Ataukah benar-benar demi kemanusian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun