Pada Mei 2021, studi yang sama menemukan bahwa smartphone BlackBerry saat ini hanya menguasai 0,01 persen dari pasar smartphone Inggris. Seperti yang dilaporkan Gartner pada Februari 2017, hanya 210.000 perangkat dengan sistem operasinya yang terjual pada kuartal keempat 2016. Itu jauh lebih buruk daripada di Q4 2015, yang hanya terjual 907.000 perangkat atau hanya 0,2 persen pasar ponsel.
Di Indonesia sendiri, tanpa harus menggunakan data dari berbagai media, kita pasti pernah merasakan bagaimana euforia penggunaan handphone jenis ini. Hampir dalam setiap pertemuan, orang-orang pada membicarakan Blackberry sebagai hape teranyar dan modern.
Pada tahun 2009 ketika saya masih SMP, salah seorang siswa menjadi bahan pembicaraan karena menjadi orang pertama yang membawa Blackberry kedalam sekolah. Teman-teman saya sangat antusias melihat ponsel ini karena pemberitaan mengenai Blackberry memang sedang naik-naiknya.
Wujud dari Blackberry ini gimana sih? Modelnya seperti apa sih? Bisa main game ga yah? Kirim file masih lewat Bluetooth atau Inframerah atau gimana yah?
Saya masih ingat jelas, masa itu Blackberry mengeluarkan berbagai varian jenis hp barunya. Kalian tentu sudah tak asing dengan prototipe Curve, Storm, Bold, Torch, Onyx bukan? Dari jenis Blackberry yang disebutkan ini, kalian pernah menggunakan yang mana? Tulis dikolom komentar yah
Semua varian  Blackberry ini, merupakan daftar wishlist yang banyak orang dambakan. Pokoknya kalau nggak Blackberry, gak gaul. Yah beda tipislah dengan para penggunan handphone jenis Apel.
Ketika Blackberry jaya, mayoritas dilingkaran tongkrongan saya secara pelan tapi pasti malah mengganti genggamannya dari Nokia ke Blackberry. Apalagi pada saat itu, aplikasi chatting instan atau yang dikenal dengan Blackberry Messengger alias BBM menjadi magnet utamanya.
Alhasil, Blackberry mampu merengkuh pasar dari kompetitor lain. Nokia dibuat tak berdaya dengan masuknya Blackberry. Walau mencoba menghadirkan aplikasi tandingan, nyatanya BBM terlalu kuat untuk dikalahkan.
Jika ditanya mengapa saya tidak menggunakan Blackberry dan lebih memilih menggunakan Nokia itu karena harga jenis hape ini terbilang cukup mahal. Kita tidak punya uang, begitu kata Prabowo. Ets tapi tunggu dulu.
Dengan harganya yang fantastis, faktanya Blackberry pada saat itu belum memberikan inovasi teknologi yang saya butuhkan. Jadi saya memilih seri Nokia atau Samsung yang terbaru dengan mengusung teknologi yang lebih oke.
Setidaknya, dimata saya Blackberry memiliki tiga kelemahan utama. Pertama, keypad fisik yang payah. Tampilannya malah lebih menyerupai papan kalkulator. Papan keypad yang disajikan oleh Blackberry tidak sebagus dengan Nokia. Jarak antar tombol sangat dekat sehingga menyulitkan kita untuk mengetik pesan.