Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Museum di Pacitan atau Makam di Tebu Ireng?

20 Februari 2021   15:24 Diperbarui: 20 Februari 2021   15:27 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase foto sumber: merdeka.com

Lalu bagaimana dengan Makam Gusdur?

Ketika Gusdur wafat, makamnya dibangun disekitar PP Tebuireng. Selain karena Gusdur merupakan seorang ulama yang dibesarkan dipesantren, kita juga sudah tentu sama-sama tahu bagaimana latar belakang Gusdur melalui garis keturunannya.

Lagipula menurut Aliisa Wahid dalam laman twiternya mengatakan bahwa makam Tebuireng menerima biaya pemeliharaan yang sangat sedikit dari pemerintah. Biaya tersebut tidak termasuk untuk perawatan makam Gusdur.  

Membandingkan Museum dan Makam tentu bisa jadi benar namun kita akan menemukan kerancuan. Memang betul, museum ataupun makam dibangun untuk mengenang sesuatu, sejarah atau tokoh. Namun lazimnya, museum untuk mengenang tokoh biasanya dibangun setelah sang tokoh sudah berpulang alias wafat.

Nah pembangunan museum pacitan untuk mengenang SBY ini kan kelihatan wagu. Apa guna ke museum bila sang tokoh masih hidup muka bumi. Adalah lebih baik mengundang SBY ke Seminar sejarah sebagai pemicara daripada harus sibuk berkunjung kemuseumnya. Toh orangnya masih sehat waalfiat dan hari ini masih aktif memberikan petuah dan komentar. Gitu aja kok repot.

Selain itu, Bang RD nya kayaknya terjerat dalam balutan kata-katanya sendiri. Pertama, dari nama museumnya saja bernama Museum SBY dan Galeri SBY-Ani, bukankah ini bermakna bahwa museum nantinya  akan didominasi oleh historitas sby dan ibu ani. Lantas, apakah ini namanya bukan museum keluarga?

Kedua, pembangunan museum juga mendapat bantuan dari pemerintah. Apa bedanya dengan pembangunan renovasi wilayah sekitar makam Tebuireng? Bukankah telah sama-sama mendapatkan perhatian dari pemerintah? Tidakkah demikian bahwa pemerintah sudah sama-sama mengakodomasi kepentingan Cikeas dan Ciganjur?

Melibati persoalan di atas, cuitan yang ditimbulkan oleh RD tentu bisa menyebabkan konflik horizontal. Apalagi yang beliau catut ini adalah makam seseorang yang namanya mashyur dikalangan umat islam, khususnya kalangan Nadhyilin.

Adalah kekeliruan besar yang didengungkan oleh RD bila menyebut bahwa makam gusdur dibangun negara. Allisa Wahid selaku putri Alm. Gusdur sudah memberikan klarifikasi bahwa pembangunan makam gusdur berasal dari keluarga.

Sampai disini pahamlah kita bagaimana kekeliruan bisa menimbulkan pertengkaran. Kekeliriuan tak bisa dijadikan kendaraan untuk mengkritik Bung RD. Apalagi sambil membandingkan Museum SBY dan Makam gusdur, Beda kelas!

Yang seharusnya diingat oleh RD ialah makam gusdur memiliki nilai historitas yang tinggi. Buktinya terlihat pada data kunjungan masyarakat kemakam gusdur yang setiap tahun selalu naik. Wajar bila pemerintah merenovasi fasilitas disekitar bangunan makam gusdur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun