Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Nostalgia Ramadan Versi Anak Rantau

12 Mei 2020   21:53 Diperbarui: 12 Mei 2020   22:59 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI mendefinisikan arti kata nostalgia kedalam dua terjemahan makna.  Pertama, nostalgia merupakan kerinduan kadang-kadang berlebihan pada sesuatu yang sangat jauh letaknya atau yang sudah tidak ada sekarang.  Kedua, nostalgia adalah kenangan manis pada masa yang telah silam.

Setelah memahami makna diatas, saya pun mulai menulis segala kenangan yang terjadi dalam hidup ini khusunya yang terjadi selama masa ramadhan.  Kebanyakan orang pasti menuliskan romansa nostalgia sewaktu kecil.  Namun kali ini saya kan menuliskan kisah kasih ramadhan yang terjadi dua tahun lalu dalam hidup yang saya lalui ini.

Dua tahun lalu tepatnya, saya dipertemukan oleh orang-orang baru,  yang kepribadian bahkan nama orang tuanya pun saya tak tahu sama sekali. Kami berasal dari daerah yang berbeda-beda. Ada yang dari Sumatera, Jawa hingga dari Sulawesi. Rerata kami semua masih dalam rentang usia yang sama. Walaupun sebenarnya salah seorang dari kami, sudah sangat layak dan cocok menjadi kepala rumah tangga, Heheh..

Tergabung dalam Tim Tenaga Nusantara Sehat binaan Kementerian Kesehatan, kami ditugaskan disalah satu pedalaman terpencil di pulau Sulawesi. Tepatnya di Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

Jika kalian mencarinya dipeta digital, maka kecamatan ini luput dari satelit. Mengapa? Karena Pinogu merupakan daerah yang sangat terisolir. Letaknya diapit oleh hutan lindung antara wilayah Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Utara. Jadi yang nampak bukanlah perumahan atau jalan poros apalagi tugu, bukan.  Yang nampak adalah hutan dan pepohonan yang warnanya hijau semua. 

 Selama dua tahun disana, kami harus berbaur dengan masyarakat, alam dan kondisi lingkungan sekitar. Di sana tugas kami adalah meningkatkan pelayanan kesehatan dikampung-kampung yang masih terisolir dan jauh dari sentuhan globalisasi. 

Hidup didaerah 3T (Terpencil, Tertinggal Terisolasi) mengajarkan kami banyak hal untuk menjadi dewasa.  Mungkin benar apa yang dikatakan oleh ayah saya bahwa tanah rantau adalah guru alam  yang paling baik menempa kita menjadi dewasa, menemukan jati diri hingga bagaimana kita bisa bertahan hidup disaat jauh dari rumah dan orang tua.

Alhasil sebagai tim kami berusaha sekuat mungkin agar tak menjadi manusia selfish. Namun itu bukanlah perkara yang mudah.Bukankah setiap manusia yang terlahir dibumi ini memiliki bakat egoisnya masing-masing? Itulah musuh besar yang kami harus pecahkan masing-masing.

Yang menarik sewaktu kami disana, ada dua episode Ramadhan yang dilalui bersama-sama Ini mungkin satu dari sekian kecil pengalaman kebersamaan kami yang tak bisa terlupakan.  Romansa ini sangat sayang untuk tidak saya tulis. Dan ini nostalgia yang saya rindukan dalam Ramadhan edisi 2020 ini.

Pertama, menjalani puasa didaerah yang sama sekali kami tak tahu adalah sebuah pengalaman baru dan tak pernah terpikirkan sebelumnya. Tak ada keluarga atau handai tolan yang kami kenal di sana. Setelah menengok kekanan maupun kekiri, yang ada hanyalah teman-teman yang sekaligus menjadi sahabat dan keluarga.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun