Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kala Sultra Diserbu 500 TKA China, Negara Bisa Apa?

3 Mei 2020   11:23 Diperbarui: 3 Mei 2020   11:25 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Kendaripos.com, Fotografer : LM Syuhada


Indonesia dan China itu adik kakak nggak sih?

Berita kurang mengenakan datang dari Bumi Anoa, Provinsi Sulawesi Tenggara. Daerah  penghasil tambang nikel terbaik ini akan kedatangan tamu tak diundang dari negeri tirai Bambu. Disebutkan disana bahwa kurang lebih akan datang 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) dari China yang siap diperkejakan diperusahan smelter tambang yang berlokasi di Konawe dan beberapa kabupaten lainnya.

Hasil bumi Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk Nikel memang tidak main-main. Nikel merupakan komoditi utama dari sektor pertambangan di Provinsi Sultra. Potensi sumber daya mineral nikel mencapai 97,4 miliar ton yang tersebar dalam 480 ribu Ha.

Jika membaca hasil kajian Kementerian ESDM, pada periode 2008-2013 telah dilakukan pertambangan mineral nikel sebanyak 56,9 juta ton sehingga sumber daya yang masih tersisa sekitar 97,3 miliar.

Ini tentu informasi dan fakta yang semakin menarik untuk ditelusur. Nikel sebagai produk tambang dari Sultra bisa menjadi pintu perkembangan ekonomi bagi masyarakat Sulawesi Tenggara pada umumnya dan warga lokal yang berada disekitar perusahaan tambang pada khususnya.

Sayangnya hasil perut bumi ini tidak didukung oleh sarana prasarana untuk meningkatkan nilai tambahnya. Kurangnya infrasturktur mulai dari transportasi dan pasokan energi yang terbatas disebut-sebut sebagai  dua masalah utama yang menghambat pengelolaan mineral nikel.

Oleh karenanya demi memuluskan rencana pengolahan dan pemurnian (Smelter) nikel di Sultra pemerintah pusat harus putar otak dengan mendatangkan investor dari luar. Melansir laman kompas.com, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartatanto telah meresmikan pabrik pengembangan, pengolahan dan pemurnian (smelter) milik PT. Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) yang dibangun dikawan mega Industri Morosi di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (25/2/2019).

Diketahui perusahaan pengembangan ini  dimiliki oleh investor China dengan nilai investasi mencapai USS  1 miliar atau sekitar 14 triliun. Tentu dengan nilai investasi yang sangat besar ini diharapkan akan membawa dapak multplier effect Provinsi Sultra dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Namun ditengah ketirnya proses kehidupan karena virus corona, lagi-lagi China membawa simalakama untuk masyarakat Indonesia khususnya yang kini ada di Sultra. China memang memberi dampak yang luar biasa bagi perekonoma kita dan sekaligus membawa dampak negatif bagi kesehatan kita.

Dalam suasana penuh masalah karena virus corona, Sultra akan kedatangan 500 TKA dari China. Kedatangan mereka ini tentu menarik kita semua pada sebuah diskursus berpikir yang nyeleh dan semerawut. Kok bisa-bisanya ditengah musim pandemi corona yang jelas-jelas virusnya berasal dari Wuhan China daerah kita malah kedatangan orang-orang China?

Bagaimana mungkin orang yang nyata-nyata tinggal didaerah zona merah virus corona bisa sampai dan akan menginjakkan kakinya di Bumi Anoa? Tidak kah itu akan menghantui pikiran masyarakat disekitar wilayah sana?

Wajar rasanya bila masyarakat menjadi resah dengan informasi tersebut. Keresahan itu pun juga sudah disuarakan oleh para wakil rakyat di DPRD Sultra dan sekaligus Gubernur Sultra itu sendiri, Ali Mazi. Pemerintah setempat sudah menjalin kata sepakat untuk MENUNDA kedatangan para 500 TKA China ini. Sedangkan Bupati Konawe, Kerry Konggoasa diberitakan menolak keras kedatangan para TKA China ini.

Lantas dengan sekelumit kontroversial ini, negara dalam hal ini pemerintah pusat bisa apa?

Tentu semua masyarakat berharap agar kedatangan 500 TKA China ini bisa ditunda hingga jelas kapan pandemi ini berakhir. Disaat semua daerah berjibaku untuk mengurus izin pelaksanaan PSBB ke Kementerian Kesehatan, kebijakan kontroversial lain malah menimbulkan biang kerok masalh baru.

Relevansi PSBB pun kemudian kita pertanyakan. Katanya membatasi gerak orang dari satu daerah kedaerah yang lain agar penularan virus bisa dicegah dan dihambat. Tetapi mengapa malah 500 TKA China tak bisa kita tolak?

Apalagi untuk saat ini, kita sama-sama tahu bahwa larangan mudik dari Presiden Joko Widodo sudah diberlakukan. Lalu lintas orang antar satu daerah dengan daerah lain menjadi sangat terbatas. Hanya kendaraan barang yang diperbolehkan.

 Orang yang nekad mudik terpaksa harus main kucing-kucingan dengan aparat penjaga perbatasan. Mereka harus mencari jalan tikus agar bisa tembus dan mudik kekampung halaman.


Rakyat yang sudah jelas-jelas warga negara saja sulit untuk mudik dan patuh untuk tetap dirumah aja. Saat mereka sudah dirumah,  mengapa pemerintah malah tak bisa menjaga hati masyarakat ini?

Investasi asing dari China memang mampu membantu perekonomian masyarakat Sultra juga Indonesai secara luas.  Roda-roda ekonomi kita memang banyak terbantu oleh mereka. Tetapi dengan kedatangan 500 TKA China ini di sutuasi yang kurang tepat ini tentu akan menjadi beban moral bagi masyarakat.

Tunggu dan lihatlah momen yang cocok untuk mendatangkan para pengeruk kekayaan perut bumi bangsa kita ini. Laksanakan protokoler kesehatan  yang ketat kepada para mereka dan berikan bantuan sosial kepada masyarakat yang saat ini terdampak PHK atau kehilangan mata pekerjaan karena virus corona.

Semoga saja pemerintah pusat tidak gegabah untuk mendatangkan para TKA China ini. Menanti massa pandemi ini berakhir dan memulai semua lagi seperti sedia kala siapa yang tak mau. Oleh karenanya rencana ini harus ditimang matang-matang. Demikian
Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun