Sabar adalah ujian utama selama Ramadan. Menahan lapar dan hawa nafsu merupakan latihan bagi seseorang yang sedang berpuasa. Berbicara tentang lapar, biasanya selama bulan puasa berlangsung, kadang ada kalanya bukan hanya perut saja yang lapar.Â
Tetapi ada Juga lapar yang lain yang tak kalah berat cobaannya. Apa itu?
Lapar mata. Haa kok mata bisa lapar?
Lapar mata yang saya maksud disini ialah hasrat membabi buta ketika hendak berbelanja. Perilaku ini identik dengan seseorang yang hobi berbelanja bukan karena disertai kebutuhan atau keperluan, tetapi menitik beratkan pada hawa nafsu. Tepatnya hawa nafsu mata.Â
"Hayoo siapa yang begini???"
Lihat saja ketika waktu berbuka puasa sebentar lagi tiba. Kadang kala ada orang yag sudah grasa-grusu pengen ini pengen itu untuk menu berbuka puasa. Eitss kamu jangann yahh...
Tak heran jika saat waktu berbuka puasa sebentar lagi tiba kita malah tergoda untuk membeli berbagai jenis makanan atau minuman tertentu yang tak jarang bahan baku menu puasa yang kita beli itu sama namun diolah menjadi berbagai mavam variasi.
Kita andai-andai, misalnya Andi sudah membeli olahan berbuka puasa dari sahabatnya yang menjual makanan via online. Andi kemudian memesan pisang ijo. Pisang ijo? Tahu dong. Hehehe
Karena mengantarkan Ibunya kepasar, Andi tiba-tiba malah memesan takjil yang dijual disekitar lokasi itu yaitu Es Pisang Kolak dan  Pisang Goreng Keju. Setibanya dirumah ketika beduk azan sudah berbunyi barulah Andi sadar bahwa menu takjil sangat banyak.
Sudahlah jumlahnya banyak ditambah dengan bahan baku dari jenis yang sama, barulah Andi sadar bahwa makanan itu tak mampu ia habiskan. Waduh bahaya juga Andi ini yah teman-teman. Jangan sampai ditiru.
Belum lagi jika kita berbicara perkara makanan yang jumlahnya berlebih.Bisa jadi makanan itu akan mubazir. Sayang dong. Padahal diluar sana itu, ada begtu banyak saudara-saudara kita yang sedang tak tahu akan berbuka dengan apa atau akan sahur dengan menu puasa apa.Â
Oleh karena itu, ketika hendak ingin membeli menu buka puasa ada baiknya kamu merevisi dulu hatimu.
Revisi hati yah. Bukan revisi skripsi...
Nah merevisi hati ini penting teman-teman. Ingat! kata kunci dari ibadah puasa  ialah kesabaran. Kesabaran untuk menahan hawa nafsu dari lapar mata ialah ujian babak akhir dari setiap puasa yang kita jalani.
Tak mau jadi kalap dan lapar mata ketika berbelanja ada baiknya kamu pahami 3 point ini:
1. Membuat daftar belanjaan
Kalian tentu tak mau dong menyesal ketika sudah membeli. Aduh yang ini masih ada, Yah ini sama aja dengan yang itu. Oleh karenanya ada baiknya ketika berbelanja walau sekedar untuk membeli takjil atau menu sahur, barang mingguan dan lain-lainya kalian sebaiknya memiliki daftar sasaran barang apa yang akan dibeli.
Sebagai contoh, jika ibumu atau ayahmu inngin membeli menu buka puasa diluar. Kalian sebaiknya berunding dulu deh. Satukan hasrat dan selera kemudian belilah seperlu dan secukupnya.
Begitu juga dengan barang mingguan. Biasanyaa sering kedapatan orang-orang membeli barang yang sesuai keinginan bukan berdasarkan apa yang dibutuhan. Allhasil barang tersebut jadi tidak berguna. Akan jadi mubazir.
Catat dan tulis keperluanmu sebelum berbelanja yah guyss....
2. Jika memasak dirumah lebih baik, mengapa harus berbelanja
Akibat work from home (WFH) selamat puasa, banyak orang yang kemudian menjadi inovatif dan tertarik dengan dunia masak memasak. Aji mumpung banget jika kalian menyiapakan menu puasa dengan memasak sendiri dirumah.
Dengan memasak sendiri dirumah setidaknya kamu bisa menahan hawa nafsumu untuk berbelanja. Yah cukup dengan membeli bahan mentahnya saja, kamu sudah bisa mengeksplor menu makanan apa yang sedang ingin kamu makan.
Sebagai catatan tambahan, jangan memasak terlalu banyak. Seperlunya saja. Hitung jumlah orang dalam rumah yang akan mengkonsumsi hasil masakanmu. Dan ada baiknya bagilah hasil masakanmu kedalam satuan porsi yang kecil.
"Berdasarkan riwayat catatan bude penjual takjil dipasar samping rumah, dengan strategi membagi satuan makanan kedalam porsi kecil lalu kemudain dibungkus plastik, maka kita bisa menyimpan makanan yang jumlahnya lebih untuk dikonsumsi diwaktu selanjutnya. Dan bisa juga dibagikan kepada tetangga, saudara atau orang yang sedang membutuhkan"
3. Bawa uang secukupnya ketika berbelanja.
Metode ini perlu kamu coba. Dengan membawa uang secukupnya ketika akan berbelanja, kita bisa meminimalisir dampak buas dari bahaya kalap ketika ingin berbelanja.
Masih berkaitan dengan cara nomor satu diatas, walau kadang kala kita sudah membuat rencana belanjaan, biaya nominalnya berapa, kadang kala tidak cukup untuk membuat seseorang menahan sifat kalapnya ketika telah beradapan dengan barang atau makanan.
Alibinya pasti "yah saya mah sudah dari sononya begini. eheheh"Â Sambil cecngesan...
Oleh karena itu cara antimainstream ini wajib kamu coba guys. Misalnya dalam daftar biaya belanjaanmu per minggu sekitar 200 ribu. Atau sebut saja untuk biaya belanja takjil setiap sore sebesar 30-50 ribu. Nah kamu cukup membawa uang sekitar 30-40 ribu.
Dengan begitu ketika kamu sudah berbelanja keperluan yang sudah kamu rencakan sebelumnya dari rumah dan pasti kamu tidak akan berani untuk belanja lagi.Â
"Lah uangmu sudah gak cukup kok... wkwkw"
Lantas bagaimana jika penjualnya nawarin, udah mas/mba besok aja bayarnya. Wah kalau soal urusan ini saya nyerah. heheh...
Ramadan ini mungkin beda kawan. Namun kita jangan menyerah dengan keadaan. Yap keadaan kalap berbelanja tentu akan merugikan dirimu sendiri dan orang sekitarmu.Â
Sejatinya Ramadan adalah tentang kesabaran. Sabar dan tidak kalap belanja juga termasuk kedalamnya. Revisilah hatimu sebelum membeli. Hargai orang-orang diluar sana yang tidak sama sepertimu dan cukupkanlah dirimu dengan seperlunya.
Oke selamat mencoba trik trik diatas yah kawan-kawan.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H