Yah alasannya sederhana, ada rakyat yang jika duduk, diam, mingkem dirumah anak-anaknya tidak bisa makan, beli susu, dan pusing memikirkan biaya cicilan serta utang yang sudah ditagih oleh debt collector.
Atau jika melihat fenomena pekerja yang sudah diliburkan selama dua pekan, malah diisi dengan mudik dan bersuah dengan saudara serta dikeluarga dikampung halaman. Padahal.kita tidak tahu apakah orang-orang yang dari kota kembali ke kampung benar-benar dalam keadaan sehat atau diam-diam mungkin saja mereka tertular. Akhirnya korona masuk Desa.
Lewat tulisan ini, saya ingin sekali mengingatkan pemerintah tentang petuah yang menjadi judul artikel saya diatas. Teori Mencegah lebih baik daripada mengobati itu buktinya telah nyata. Dan teori ini lahir dari proses panjang perkembangan dunia kesehatan.
Dengan mencegah sebenarnya kita sedang memberikan ruang gerak yang sempit kepada virus korona untuk mencari korbannya. Opsi karantina yang ketat adalah langkah utama yang perlu diambil pemerintah untuk benar-benar mengunci warganya agar tidak keluar daerah dalam beberapa waktu.
Jika mereka berhasil keluar daerah tanpa melalui serangkain tes terlebih dahulu. Maka yang akan terjadi virus ini akan semakin menyebar kemana ia suka.
Dengan semakin banyak jatuhnya korban maka pengobatan yang dilakukan pun jumlahnya akan ikut naik. Sedangkan dari sisi ketenagaan dan perlengkapan medis kita masih kekurangan banyak. Apalagi sudah berapa tenaga medis kita yang gugur ketika merawat pasien kasus positif korona. Itu seperti menepuk air didulang, terpercik muka sendiri.
Mengandalkan pengobatan saja tidak cukup adekuat untuk menghentikan penyebaran virus ini. Pemerintah harus lebih cepat dua langkah untuk memutus mata rantai penyebaran virus korona.
Jika kita tidak mencegah, maka yang akan terjadi adalah seperti sekarang ini. Korban akan semakin bertambah banyak. Tentu kita tidak ingin lagi mendengar adanya korban yang jatuh dari mulut pemerintah.
Mendisiplinkan rakyat dengan menjalankan undang-undang dan membuat masyarakat sadar dengan hati nurani untuk tetap dirumah adalah pekerjaan serius yang harus kita kebut. Mari bergotong royong untuk mengeliminasi pandemi covid-19.
Kita tak bisa melawan virus ini dengan bambu runcing persis ketika kita mengusir para penjajah. Mahluk ini kecil dan bisa menular kemana saja. Penawarnya belum ada. Kita bisa melawannya dengan saling jaga dan menghindari keramaian.
Dengan tetap dirumah, maka kamu sedang berbuat lebih banyak daripada politisi yang sedang sibuk mencari panggung dan para buzzerRp yang sibuk bertarung saling tunjuk hidung.