Saat ini korban virus korona terus bertambah. Melansir laman kompas.com, update perkembangan kasus corona di Indonesia(24/3) sudah berjumlah 686 orang. 30 orang berhasil sembuh dan 55 dinyatakan meninggal dunia. Angka ini jadi yang paling tinggi dibanding negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Pemerintah sedari awal hingga saat ini dinilai telah membuat kesalahan fatal. Bahkan ada pesan berantai di lini masa bahwa orang yang paling bertanggung jawab terhadap malapetaka ini adalah presiden Joko Widodo.
Alasannya karena presiden lah yang membuka pintu masuk negara untuk mendatangkan orang asing agar mau menikmati pariwisata kita.
Bawahan beliau jugalah melalui Kemenkes, diketahui tidak mampu untuk menyiapkan protokol pencegahan virus korona. Bahkan data hasil riset tim peneliti dari Harvard yang menyebut kalau mungkin sudah ada warga Indonesia yang terinfeksi Corona malah ditolak mentah-mentah.
Cuma dinegara kitalah, para pembawa virus ini diajak untuk masuk dan menikmati putihnya pasir pantai jimbaran, indahnya koral Wakatobi dan betapa megahnya bangunan candi borobudur itu. Mereka dapat enaknya, lalu kita dapat apanya?
Apa yang dirasakan oleh bung Fadjorel tidak sampai itu. Masih dalam cuitan yang sama ia berujar bahwa "Kita catat perilaku mereka, selain melawan Covid-19, kita bersama melawan para pecundang politik. Insya Allah kita menjadi pemenang! Ber-sama2 dalam #GotongRoyongKemanusiaan ~ FR,"
Catatan budi baik dan budi jahat mereka sejatinya memang terekam. Namun yang menjadi soal adalah apa yang bisa pemerintah lakukan untuk menghadapi mereka dalam rangka menuju kemenangan itu?
Jika kita tanya balik, mampukah pemerintah menjawab kritik mereka dengan kerja yang nyata tanpa gegabah dan terarah?
Saya rasa hal tersebut sangat urung dilakukan. Jika saja kasus korona ini dijadikan sebagai alat untuk menaikkan elektabilitas, itu sudah barang pasti dilakukan.
Jangankan virus bung, isu agama, politik ayat dan mayat saja bisa diolah menjadi kantong suara. Lalu mengapa kasus korona tidak?
Jika bung Fadjroel terkejut melihat sikon politik dinegeri ini, kalau begitu saya ucapkan selamat datang. Bung masih lama menjabat sebagai Jubir Preisden Jokowi. Jangan terheran-heran, terkejut-kejut berlebihan.