Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Strategi "Catenaccio" ala Italia dalam Melawan Corona

10 Maret 2020   16:02 Diperbarui: 12 Maret 2020   17:39 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto (CNN Indonesia.com)

Virus corona telah mewabah dan menyebar kemana-mana. Hal ini sontak membuat negara dan warganya menjadi panik dan takut. Tak terkecuali Indonesia.

Masyarakat Indonesia khususnya di daerah yang telah dinyatakan positif corona seperti di Depok dan Jakarta sebagai rujukan pusat penanganan Corona terjadi gejolak panic buying.

Aksi-aksi belanja massal tak terelakan lagi. Seperti harga masker yang naik gila-gilaan. Harga yang dipatok naik hingga berkali-kali lipat. Karena panik, akhirnya banyak masyarakat yang akhirnya gagap dan tetap memutuskan untuk membeli masker tersebut.

Strategi pemerintah Indonesia juga belum jelas dalam penanganan corona. Semua hanya disimpulkan dengan satu kata yaitu DOA. Sungguh ini adalah sebuah guyonan ditengah kepanikan. Yang penting Asal Bapak Senang.

Jumlah kasus corona yang saat ini ada di Indonesia berdasarkan data dari kompas.com yaitu sebanyak 19 kasus. Kasus ini semakin bertambah setelah sebelumnya hanya dinyatakan ada 2 orang yang dinyatakan positif corona.

Sedangkan jika melihat data secara global maka ditemukan bahwa peningkatan jumlah kasus virus corona Covid-19 telah mengalami pelambatan dalam beberapa hari terakhir. Akan tetapi, jumlah kasus yang terkonfirmasi masih terus mengalami pertambahan setiap harinya.

Virus corona atau yang populer disebut covid-19 telah dikonfirmasi di lebih dari 100 negara, yaitu sebanyak 113.582 infeksi dengan 3.996 kematian yang terjadi. Jumlah kasus terbanyak sejauh ini terjadi di China, Italia, Korea Selatan, Iran, dan Perancis.

Dari beberapa negara di atas ini, kecuali Indonesia, Italia merupakan negara yang paling sigap dan total dalam mengelemenisir penyebaran virus corona. Mengingat mereka adalah negara dengan jumlah terbesar yang terserang dampak corona. Mengutip detik.com, jumlah kasus Corona di Italia naik, dengan catatan satu hari dari 1.492 menjadi 7.375.

Oleh karena itu, dalam konsep penanganan dan pencegahan distribusi wabah corona mereka benar-benar memanfaatkan setiap konsep dan teori yang selama ini sudah masyur dikenal dan populer dalam dunia sepak bola.

Catenacio. Siapa yang tak mengenalnnya. Istilah catenacio ini merupakan gaya bermain bola ala italia yang sampai saat ini masih relevan dan tetap digunakan oleh tim sepak bola modern.

Konsep utama dari catenacio ialah BERTAHAN. Namun bukan sekedar bertahan. Catenacio juga memiliki waktu dan timing kapan harus menyerang balik. Hal inilah yang membuat Italia pada tahun 1982 mampu menjurai Piala Dunia dan Inter Milan mampu merajai Eropa pada era 60-an.

Italia saat ini telah melakukan beberapa aksi yang konsepnya menurut saya sangat mirip dengan gaya bermain catanacio. Yah, negara pecinta sepakbola ini sedang bertahan dalam melawan gempuran virus corona. Taktik ini dimulai dengan melakukan lockdown.

Melansir detik.com, belasan wilayah yang di-lockdown adalah wilayah Lombardia, wilayah Veneto (Provinsi Venezia, Padova, Treviso), wilayah Emillia Romagna (Provinsi Modena, Parma, Piacenza, Reggio Emilia, Rimini), wilayah Piemonte (Provinsi Alessandria, Asti, Novara, Verbano, Vercelli), dan wilayah Marche (Provinsi Pesaro-Urbino).

Lockdown ini bertujuan untuk mengisolasi secara penuh daerah yang terdampak corona. Artinya warga yang terdaftar dan sedang bermukim atau tinggal didaerah itu tidak diperbolehkan untuk keluar dari daerah tersebut. Serta tidak boleh pula ada yang memasuki daerah itu. Hal ini bertujuan untuk memastikan agar masyarakat yang tidak terkena wabah corona bisa tetap aman. Dan jika ada yang terindikasi suspect corona selanjutnya akan mendapatkan tindakan medis.

Dengan mengisolasi seluruh daerah yang terdampak corona, maka laju persebaran dari virus ini bisa dicegah lebih cepat dan yang pasti menimbulkan rasa aman pada warga negaranya.

Jika mengaitkan konsep lockdown ini dengan catenacio, jelas kelihatan bahwa ini menyerupai memasangkan 5 pemain bertahan diarea sendiri. Hal ini tentu saja akan mengunci setiap operan bola dan pemain lawan saat ini mengeksplor daerah bertahan tim. Kita anggap distribusi bola dari kaki ke kaki pemain lawan adalah sebaran virus corona.

Distribusi bola akan menjadi sempit dan tentu pemain-pemain bertahan ini akan dengan sangat mudah untuk memutus setiap serangan lawan. Dan jika boleh berhasil direbut. Itu artinya berkata: its time to make a goal!!! Distribusi virus pun bisa kita kendalikan dari manusia kemanusia dan dari daerah ke daerah lain.

Setelah daerah bertahan berhasil di lockdown.  Pemerintah setempat melakukan pembagian masker kepada rakyatnya. Tidak seperti negara kita. Masker ditimbun untuk melanggengkan sistem kapitalisme. Sesama warga negara pun akhirnya harus saling sikut untuk mendapatkan masker tanpa pernah tahu tujuan dari penggunaan masker itu apa.

Pembagian masker di Italia dilakukan secara cuma-cuma. Mengutip laman detik.com, Kepala badan perlindungan sipil Angelo Borrelli mengatakan, Italia memerintahkan pembagian 22 juta masker bedah untuk membantu menghentikan penyebaran.

Masih dalam konsep catenacio, 22 juta masker ini ibarat gembok yang selalu siap menutup setiap kemungkinan jika ada pemain bertahan yang kalah duel dengan pemain lawan. Satu sistem pertahanan tak cukup hanya dengan menggunakan pagar, tapi juga perlu dipasangi sebuah gembok.

Masker inilah yang berfungsi sebagai gembok. Ia ibarat winger atau gelandang serang yang selalu siap menanti lawan yang memasuki daerah bertahan lalu mengumpankan umpannya ketengah dan siap dieksusi oleh dua fullback yang naik ke atas.

Dari konsep catenacio, Italia benar-benar sedang berjibaku dengan dampak corona. Sudah begitu banyak kerugian yang mereka alami salah satunya adalah Pertandingan Liga Seri A tanpa penonton. Namun dari kerugian itu, tak terbersit dikepala mereka untuk mendatangkan influencer asing demi menyelamtkan pariwisata. Penyelamatan warga negaranya adalah kewajiban utama yang mereka harus tuntaskan.

Sudah barang pastilah, hal ini tidak akan berlangsung terus menerus. Semoga saja catenacio tidak hanya sukses untuk dipakai dirumput hijau, tetapi juga mampu menjinakkan dan mengeliminasi persebaran virus corona di Italia.

Kita juga semoga memiliki konsep pertahanan sepakbola dalam menghadapi virus ini atau semacamnya. Semoga saja pemerintah mau belajar dari kesalahan dan kejadian ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun