Atau misalnya bagaimana kasus stunting yang masih terjadi di beberapa daerah di Indonesia khususnya di desa-desa terpencil dan terisolasi seperti di Asmat, Papua. Ini adalah masalah nyata yang membuat kita semua akan terenyuh dan bertanya kepada Amerika, apakah ini sebuah lelucon kepada kami?
Sementara kesenjangan adalah hal yang masih kental terasa, bagaimana yang kaya akan tetap kaya dan yang miskin akan tetap miskin membuktikan ekonomi kita sedang tidak bagus.Â
Atau contoh lainnya saja, bagaimana seorang manusia pribumi memiliki tanah hingga berhektar-hektar luasnya sedangkan warga lainnya untuk mendapatkan tanah saja harus bersusah payah bahkan tak punya tanah sama sekali.
Ada begitu banyak problematik di negeri ini yang harus terus kita benahi. Status negara maju yang disematkan Paman Sam kepada Ibu Pertiwi bukan hal mustahil yang kita buktikan.Â
Namun, kita juga harus mawas diri. Jangan sampai puja-puji mereka meninabobokan kita. Ingat, ini adalah hanya permainan isu ekonomi dan persaingan. Tentunya segala daya upaya dilakukan oleh orang kuat ketika melihat lawannya sedang berlari menuju ke mereka.
Pekerjaan-pekerjaan rumah yang sedang kita kebut dan akan terus kita kebut adalah infrastruktur, sumber daya ekonomi dan keuangan, birokrasi pemerintah, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), tata ruang wilayah, dan teknologi.
Jika pedalaman Papua sudah merasakan listrik dan air bersih, ketika orang-orang pulau Sulawesi sudah melaut dengan hasil yang cukup dan melimpah, ketika Nusa Tenggara tidak kekeringan air bersih dan stunting lagi, ketika tidak hanya masyarakat Pulau Jawa dan Sumatera yang maju, tapi semua masyarakat Indonesia secara keseluruhan merasakan itu, di saat itulah kita akan mendeklarasikan diri sebagai negara maju dan negara-negara lain akan bertempik sorak mengakui itu.
Optimisme ini bukan tanpa alasan tapi sebuah semangat untuk terus bekerja dan berbenah. Kemajuan di depan mata. Mari kita menyongsongnya. Guruku pun yakin kita akan maju, saya yakin, dan kita semua yakin bangsa ini akan maju dan menjadi negara yang disegani dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H