Nah melihat potensi luar biasa dari metaverse ke depan, kita perlu menanyakan lagi, masihkah kita butuh membangun Ibu Kota Negara baru yang diprediksi membutuhkan dana ratusan triliun rupiah?Â
Apa tidak sayang untuk menggelontorkan uang segitu banyaknya hanya untuk pembangunan gedung-gedung beton dan infrastruktur pendukungnya yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membangunnya.Â
Belum lagi nanti memindahkan puluhan ribu bahkan ratusan ribu ASN untuk tinggal di sana bukan perkara yang mudah.
Kita perlu melihat berbagai Ibu Kota-Ibu Kota Negara baru di berbagai belahan dunia yang menjadi kota-kota sunyi dengan denyut nadi perekonomian yang lemah.Â
Itupun kebijakan pembangunan ibukota-ibukota baru di berbagai dunia tersebut telah terjadi puluhan tahun silam yang mana teknologi komunikasi dan informasi yang belum berkembang pesat seperti saat ini.Â
Terbayang jika IKN baru kita dibangun di metaverse, betapa efisien dan efektifnya proses pelayanan publik, koordinasi antar kementerian, sampai dengan para ASN yang bisa bekerja dimanapun tidak harus terpisah dengan keluarganya sehingga performanya akan lebih baik.Â
Jangan sampai kita punya IKN yang cetar membahana, tetapi bernasib sama dengan Naypyidaw, Ibukota Myanmar pengganti Yangon yang bak kota mati meskipun sudah eksis lebih dari satu dekade lalu.Â
Jika maksud pembangunan IKN salah satunya adalah untuk membangun pusat perekonomian baru, memang bukan suatu hal yang salah.Â
Namun, membangun perekonomian baru tidak melulu harus berinvestasi masif membangun bangunan baru secara fisik.Â
Pemerintah bisa berinvestasi besar terhadap pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia menyongsong bonus demografi 2045 yang harus bisa kita manfaatkan untuk mendorong perekonomian kita masuk 10 besar bahkan 5 besar negara ekonomi terbesar dunia.
Tidak ada salahnya kita mencontoh Seoul, Shanghai, ataupun kota-kota maju dunia lainnya yang berupaya membangunan pelayanan publik di metaverse daripada menggelontorkan uang ratusan triliun untuk proyek yang belum terukur jelas manfaatnya di masa depan, terlebih lagi dalam keadaan pemulihan ekonomi nasional yang habis babak belu dihajar covid-19.Â