Akhirnya aku mendapat kesempatan mengoleksi Intisari saat Ibu sering mondar-mandir melanjutkan kuliah ke Jogja setiap akhir pekan. Sudah pasti aku nitip ke beliau untuk membeli intisari.Â
Bertahun-tahun aku membeli intisari eceran, sampai pada akhirnya harganya yang melonjak signifikan menjadi Rp25 ribu-lah yang membuatku berhenti membelinya, karena aku kecewa dengan kebijakan harganya.Â
Coba bayangkan dari semula seharga Rp6000,- saat aku mulai mengoleksinya hanya sekitar 3-4 tahun bertahap naik sampai menjadi Rp25 ribu kalau nggak salah. Jadilah aku memboikot untuk membelinya.
Sejak Mahasiswa aku mulai tidak rutin membeli intisari, tetapi aku akan membelinya jika benar-benar edisinya menarik. Aku beralih ke majalah Tamasya. Aku suka melihat foto-foto pemandangan alam ataupun objek-objek wisata yang menarik.Â
Dalam majalah Tamasya aku menemukan hal itu. Panduan dan tips-tips perjalanan wisata terutama di dalam negeri memberiku mimpi untuk suatu hari nanti aku akan mengelilingi Kepulauan Nusantara dengan segenap eksotikanya.
Aku termasuk orang yang perfeksionis dalam hal memperlakukan koleksiku. Aku seakan tidak rela jika majalah ataupun buku-buku kesayanganku terlipat covernya atau lusuh. Apalagi jika dibaca oleh temanku dengan kasar, dalam hatiku pasti dongkol sekali.Â
Makanya, agar tidak terjadi hal-hal tersebut sebelum temanku meminjam untuk membacanya pasti kuwanti-wanti agar membaca dan membuka halaman per halamannya jangan terlalu kasar.
Sewaktu kuliah di Jogja kegemaranku mengoleksi buku dimulai. Di Jogja banyak terdapat toko buku diskon, salah satunya adalah Toga Mas. Aku senang main ke Toko ini karena koleksi bukunya tergolong lengkap, dapat diskon, dapat sampul mika gratis (termasuk disampulkan langsung), ada wifinya dan yang pasti dekat dengan kosku. Buku-buku motivasi semacam Chicken Soup, ataupun buku-buku tentang Soft Skill banyak kubeli di toko ini.
Untuk buku-buku impor berbahasa Inggris aku beli di Gramedia. Harganya yang relatif mahal sampai ratusan ribu membuatku harus sedikit demi sedikit menyisihkan uang sakuku untuk kubelikan buku itu. Dan buku termahal yang pernah kubeli adalah Buku Security Analysis yang kubeli dari sebuah toko buku impor di daerah Sagan Yogyakarta yang aku lupa namanya.Â
Buku itu merupakan buku legendaris karangan Benjamin Graham yaitu guru dari Investor Tersukses sepanjang sejarah yaitu Warren Buffet. Buku itu juga sempat nongol di film Will Smith yaitu 'The Pursuit of Happyness'. Aku ingin mempunyai buku itu karena penasaran seperti apa buku yang fenomenal itu.Â
Ternyata Toko buku itu harus memesan dulu di Amazon.com, aku pun menunggu kurang lebih satu bulan untuk mendapatkannya. Eh, sekarang buku itu malah teronggok di dalam lemari bersama buku lainnya, hanya beberapa lembar saja yang pernah kubaca....