Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Istriku "Duta Sampah" di Rumahku

7 Februari 2024   00:02 Diperbarui: 7 Februari 2024   00:14 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah sampah tidak akan pernah selesai sampai kapan pun, jika tidak ada kesadaran dari masing-masing individu. Sampah merupakan persoalan bersama, yang bukan hanya jadi tanggung jawab pemerintah. Segala aturan, Perda, himbauan, larangan bahkan denda tak membuat Masyarakat sadar.

Bahkan dari masalah pelik soal sampah, ketika musim hujan datang seperti saat ini. Ancaman banjir, bisa saja datang sewaktu-waktu. Banjir bisa terjadi, karena tumpukan sampah yang membuat Sungai menjadi dangkal atau selokan tersumbat oleh sampah-sampah yang dibuang secara sembarangan.

Sehingga ketika hujan deras datang, arus air Sungai arus air di selokan akan meluap ke area pemukiman. Meskipun setiap tahun pasti ada daerah atau wilayah yang mengalami banjir, namun hal ini pun tidak menyadarkan kita untuk bisa memperlakukan sampah secara bijak.

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, hasil dari penginputan data yang dilakukan oleh 128 Kabupaten/kota se-Indonesia pada tahun 2023.

Timbulan sampah yang dihasilkan mencapai 17.441.415,28 ton/tahun. Dari jumlah tersebut, 11.593.592,76 ton/tahun atau sebesar 66,47 persen sampah tersebut telah terkelola. Sedangkan, sisanya 5.847.822,52 ton/tahun atau sebesar 33,53 persen sampah tersebut tidak terkelola.

Itu artinya, jika sampah tidak terkelola pada tahun 2023 dijadikan sebagai acuan, maka setiap tahunnya akan ada 5.847.822,52 ton/tahun tumpukan-tumpukan sampah baru. Data ini tentu saja sangat memprihatinkan.

Lalu dari total timbulan sampah yang mencapai 17.441.415,28 ton/tahun, komposisi sampah berdasarkan sumber sampahnya penyumbang paling besar adalah sumber sampah dari rumah tangga sebesar 38,3 persen.

Kemudian, jika melihat komposisi lainnya, yaitu dari sisi jenis sampahnya. Dua jenis sampah yang terbesar dari timbulan sampah yang mencapai 17.441.415,28 ton/tahun, sebanyak 45,3 persen merupakan jenis sampah sisa makanan dan sebanyak 18,3 persen merupakan jenis sampah plastik.

Melihat angka-angka statistik ini kita butuh sosok panutan atau seseorang yang bisa memberikan contoh dalam hal penanganan sampah dan menjaga lingkungan.

Saya pribadi pernah berceloteh atau ngobrol santai dengan istri, saya pernah menyebutnya sebagai duta sampah atau duta lingkungan di lingkungan rumah saya pribadi.

Bukan tanpa sebab saya menyebutnya seperti itu, tapi ada alasan kuat yang mendasarinya. Mungkin pembaca menilai saya terlalu lebay atau berlebihan. Namun, untuk saat ini kita butuh contoh nyata di rumah tangga masing-masing dalam menangani masalah darurat sampah.

Kita harus memulai sejak sekarang, dimulai dari diri sendiri dan dari rumah tangga kita. Agar angka 38,3 persen sumber sampah dari rumah tangga semakin berkurang setiap tahunnya.

kembali lagi, soal penyebutan istri saya sebagai duta sampah atau duta lingkungan di rumah tangga penulis. Apa saja sih yang dilakukan istri selama dirumah yang berkaitan dengan penanganan sampah dan menjaga lingkungan rumah.

1. Istri selalu mengajarkan kepada anak-anak untuk selalu membuang sampah pada tempatnya

2. Memisahkan sampah organik dan non organik

3. Ketika menyiapkan bekal makan dan minum untuk suami dan anak-anak, selalu menggunakan botol atau tempat makan yang bisa digunakan ulang

4. Mengurangi penggunaan sampah plastik ketika berbelanja, sehingga selalu membawa tas ramah lingkungan dari rumah ketika berbelanja

5. Jika istri lupa membawa tas ramah lingkungan sendiri dari rumah, maka istri akan menolak untuk menggunakan tas plastik pemberian dari penjual

6. Selalu menjaga kebersihan rumah

7. Menanam, menyirami dan merawat tanaman yang dipelihara di halaman rumah

8. Memanfaatkan pekarangan rumah untuk ditanami cabai, terong, pandan, dll.

9. Jika makan di luar, setelah selesai makan istri selalu merapikan peralatan makan, sehingga meringankan tugas pelayan

Jika setiap rumah tangga mempunyai duta sampah atau duta lingkungan, baik itu dalam diri suami, istri maupun anak-anak, saya sangat yakin masalah sampah akan dengan mudah teratasi, karena ada contoh dari rumah yang bisa kita jadikan contoh.

Dari rumah ke rumah, akhirnya akan tercipta Masyarakat yang bersih serta peduli dengan lingkungannya masing-masing. Indonesia bersih dari sampah bukan hanya angan-angan saja, apabila setiap individu bisa saling menyadari dan saling mengingatkan.

Dari rumah kita, kita kurangi sampah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun