Tidak hanya dilaga normal yang berlangsung ketat dan seru, pada drama adu penalti skor pun sama kuat 5-5. Itu artinya, kelima penendang penalti kedua tim sama-sama sukses membobol gawang lawan.
Kelima penendang penalti dari kubu Indonesia yang sukses membobol gawang Vietnam, yaitu Alfeandra Dewangga, Arkhan Fikri, Frengky Missa, Jeam Kelly Sroyer dan Ramadhan Sananta.
Sementara kelima penendang penalti milik Vietnam yang sukses membobol gawang Ernando Ari adalah, Nguyen Duc Viet, Dinh Xuan Tien, Le Nguyen Hoang, Tran Nam Hai dan Luong Duy Cuong.
Setelah kelima penendang sukses, barulah muncul eksekutor keenam. Awalnya kaget juga, yang mengambil tendangan penalti adalah Ernando Ari, karena ia sempat cedera selama 120 menit laga normal.
Mungkin belum saatnya, STY berjodoh dengan gelar juara bersama Timnas Indonesia, sehingga eksekusi Ernando Ari mampu ditepis oleh kiper Vietnam. Dalam posisi terjepit, Timnas Garuda Muda akhirnya kalah dalam drama adu penalti dengan skor 5-6, setelah eksekutor keenam Vietnam, Thai Ba Dat mampu membobol gawang Ernando Ari.
Seluruh skuad Timnas Indonesia U-23 beserta pelatih dan tim ofisial telah berjuang semaksimal mungkin untuk meraih gelar juara Piala AFF U-23. Namun, hasil akhirnya hanya meraih status sebagi runner up. Hasil ini juga tidak lepas dari keputusan kontroversial wasit asal Jepang yang merugikan kubu Indonesia.
Berikut beberapa keputusan curang wasit yang merugikan Timnas Indonesia U-23:
1. Penalti untuk Vietnam tidak layak diberikan, Alfeandra Dewangga tidak melanggar Nguyen Minh Quang. Kontak antara Dewangga dengan pemain Vietnam sangat minim, tekhnik diving Nguyen Minh Quang hampir mirip yang dilakukan pemain Malaysia Fergus Tierney. Kejuaraan AFF darurat menggunakan Video Assistant Referee (VAR), karena selama ini Timnas Indonesia sering kali dirugikan wasit. Sudah saatnya AFF menggunakan tekhnologi VAR.
2. Tendangan Beckham Putra yang mengenai tangan pemain Vietnam di menit ke-45+2, layak diganjar hukuman penalti. Terlihat dalam tayang ulang, siku tangan Hoang Minh Khoa Vo bergerak aktif. Hoang Minh Khoa Vo, juga mengerti arah bola yang akan dilepaskan oleh Beckham Putra, sehingga ia ikut memutar badan untuk menghentikan laju bola yang membahayakan gawang Vietnam.
3. Pada menit ke-74, Timnas Indonesia punya kans untuk mencetak gol melalui skema serangan balik. Namun sayangnya, serangan balik ini dihentikan dengan sangat keras oleh para pemain Vietnam. Pertama Ramadhan Sananta dilangar, kemudian Arkhan Fikri juga dilanggar dan terakhir Beckham Putra juga dilanggar. Wasit memutuskan play on karena Timnas Garuda Muda punya kesempatan untuk mencetak gol dan Hiroki Kasahara baru meniup peluit saat Beckham Putra dilanggar oleh Nguyen Minh Quang. Pelanggaran keras yang dilakukan oleh tiga pemain Vietnam, hanya berbuah satu kartu kuning untuk Nguyen Minh Quang. Padahal kedua pemain lainnya Vietnam yang melanggar Sananta dan Arkhan Fikri layak diberikan kartu kuning.
4. Pemain Vietnam dengan sengaja menghadang laju Ernando Ari untuk memberikan umpan serangan balik kepada pemain Indonesia hanya diberikan peringatan oleh wasit. Namun, saat Ramadhan Sananta melakukan hal serupa dan yang dilakukan Sananta itu di luar kotak penalti wasit menghadiahi Sananta dengan kartu kuning.