Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Wasit Curang! Sikutan Kepada Haykal Harusnya di Kartu Merah dan Keputusannya Untungkan Vietnam

27 Agustus 2023   08:00 Diperbarui: 27 Agustus 2023   08:10 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keputusan wasit Hiroki Kasahara, merugikan Timnas Indonesia U-23. (Foto: kolase/shutterstock)

Skuad Timnas Indonesia U-23 tidak layak kalah dalam drama adu penalti melawan Vietnam U-23 di laga final Piala AFF U-23 2023 di Thailand, andai wasit asal Jepang, Hiroki Kasahara bertugas dengan adil dan tegas. Bisa saja gelar juara Piala AFF U-23 bisa direbut Timnas Garuda Muda.

Keputusan-keputusan kontroversial yang diambil oleh Hiroki Kasahara sangat mencurangi kubu tim Garuda Muda dan menguntungkan tim Vietnam.

Sebelum membahas lebih jauh soal keputusan kontroversial yang diambil oleh wasit asal Jepang di laga final. Ternyata, Hiroki Kasahara pernah memimpin laga babak penyisihan grup B Piala AFF U-23 2023 antara Tim Malaysia U-23 melawan Timnas Indonesia U-23.

Dalam laga yang dimenangkan Malaysia dengan skor 2-1 tersebut, keputusan Hiroki Kasahara merugikan tim asuhan Coach Shin Tae-yong (STY). Timnas Garuda Muda sempat unggul dengan skor 1-0, melalui gol cantik yang dicetak oleh Ramadhan Sananta di menit ke-28.

Namun, akibat kesalahan wasit dalam mengambil keputusan soal hukuman tendangan penalti, hal ini jadi berbalik arah menguntungkan Malaysia. Sebelum Fergus Tierney mengeksekusi tendangan penalti dimenit ke-54 yang berbuah gol penyama kedudukan bagi Malaysia. Kadek Arel dianggap melanggar Fergus Tierney.

Sekilas jika melihat siaran langsungnya dari televisi, memang Kadek Arel seperti melakukan pelanggaran. Namun, setelah kita melihat tayangan ulang, seharusnya itu bukan hukuman penalti. Sebelum terjatuh, Fergus Tierney terlihat menarik kaos milik Kadek Arel terlebih dahulu, jelas ini merupakan pelanggaran. Tetapi wasit membiarkannya, karena agak terpancing emosi atau karena Kadek Arel kehilangan keseimbangan, ia kemudian seperti mendorong Fergus Tierney.

Padahal kontak yang diberikan Kadek Arel kepada Fergus Tierney sangat minim, namun cara jatuhnya luar biasa pintarnya. Seolah-olah Fergus Tierney baru saja didorong secara kasar oleh Kadek Arel sehingga Fergus Tierney jatuhnya seperti terlempar.

Reaksi berlebihan inilah yang membuat wasit asal Jepang tertipu. Keputusan Hiroki Kasahara, sangat merugikan Timnas Garuda Muda dan akhirnya mengubah jalannya pertandingan. Selanjutnya Malaysia mampu menambah gol kemenangan lewat gol yang dicetak oleh Fergus Tierney dimenit ke-62.

Ternyata keputusan merugikan yang diambil oleh wasit asal Jepang ini, berlanjut ke babak final. Laga seru yang tersaji di Stadion Rayong, Thailand, harus tercoreng oleh kepemimpinan wasit yang berat sebelah.

Vietnam dan Timnas Indonesia U-23 memang layak tampil di partai final, jual beli serangan dipertontonkan dengan apik oleh kedua tim. Laga harus berakhir dengan skor kacamata hingga babak perpanjangan waktu (120 menit). Pada babak tos-tosan adu penalti, mental dan keberuntunganlah yang akan jadi penentu.

Tidak hanya dilaga normal yang berlangsung ketat dan seru, pada drama adu penalti skor pun sama kuat 5-5. Itu artinya, kelima penendang penalti kedua tim sama-sama sukses membobol gawang lawan.

Kelima penendang penalti dari kubu Indonesia yang sukses membobol gawang Vietnam, yaitu Alfeandra Dewangga, Arkhan Fikri, Frengky Missa, Jeam Kelly Sroyer dan Ramadhan Sananta.

Sementara kelima penendang penalti milik Vietnam yang sukses membobol gawang Ernando Ari adalah, Nguyen Duc Viet, Dinh Xuan Tien, Le Nguyen Hoang, Tran Nam Hai dan Luong Duy Cuong.

Setelah kelima penendang sukses, barulah muncul eksekutor keenam. Awalnya kaget juga, yang mengambil tendangan penalti adalah Ernando Ari, karena ia sempat cedera selama 120 menit laga normal.

Mungkin belum saatnya, STY berjodoh dengan gelar juara bersama Timnas Indonesia, sehingga eksekusi Ernando Ari mampu ditepis oleh kiper Vietnam. Dalam posisi terjepit, Timnas Garuda Muda akhirnya kalah dalam drama adu penalti dengan skor 5-6, setelah eksekutor keenam Vietnam, Thai Ba Dat mampu membobol gawang Ernando Ari.

Seluruh skuad Timnas Indonesia U-23 beserta pelatih dan tim ofisial telah berjuang semaksimal mungkin untuk meraih gelar juara Piala AFF U-23. Namun, hasil akhirnya hanya meraih status sebagi runner up. Hasil ini juga tidak lepas dari keputusan kontroversial wasit asal Jepang yang merugikan kubu Indonesia.

Berikut beberapa keputusan curang wasit yang merugikan Timnas Indonesia U-23:

1. Penalti untuk Vietnam tidak layak diberikan, Alfeandra Dewangga tidak melanggar Nguyen Minh Quang. Kontak antara Dewangga dengan pemain Vietnam sangat minim, tekhnik diving Nguyen Minh Quang hampir mirip yang dilakukan pemain Malaysia Fergus Tierney. Kejuaraan AFF darurat menggunakan Video Assistant Referee (VAR), karena selama ini Timnas Indonesia sering kali dirugikan wasit. Sudah saatnya AFF menggunakan tekhnologi VAR.

2. Tendangan Beckham Putra yang mengenai tangan pemain Vietnam di menit ke-45+2, layak diganjar hukuman penalti. Terlihat dalam tayang ulang, siku tangan Hoang Minh Khoa Vo bergerak aktif. Hoang Minh Khoa Vo, juga mengerti arah bola yang akan dilepaskan oleh Beckham Putra, sehingga ia ikut memutar badan untuk menghentikan laju bola yang membahayakan gawang Vietnam.

3. Pada menit ke-74, Timnas Indonesia punya kans untuk mencetak gol melalui skema serangan balik. Namun sayangnya, serangan balik ini dihentikan dengan sangat keras oleh para pemain Vietnam. Pertama Ramadhan Sananta dilangar, kemudian Arkhan Fikri juga dilanggar dan terakhir Beckham Putra juga dilanggar. Wasit memutuskan play on karena Timnas Garuda Muda punya kesempatan untuk mencetak gol dan Hiroki Kasahara baru meniup peluit saat Beckham Putra dilanggar oleh Nguyen Minh Quang. Pelanggaran keras yang dilakukan oleh tiga pemain Vietnam, hanya berbuah satu kartu kuning untuk Nguyen Minh Quang. Padahal kedua pemain lainnya Vietnam yang melanggar Sananta dan Arkhan Fikri layak diberikan kartu kuning.

4. Pemain Vietnam dengan sengaja menghadang laju Ernando Ari untuk memberikan umpan serangan balik kepada pemain Indonesia hanya diberikan peringatan oleh wasit. Namun, saat Ramadhan Sananta melakukan hal serupa dan yang dilakukan Sananta itu di luar kotak penalti wasit menghadiahi Sananta dengan kartu kuning.

5. Pada menit ke-110, Soal klaim Jeam Kelly Sroyer, berada dalam posisi onside hal ini masih bisa diperdebatkan. Jika ada VAR keputusan hakim garis bisa ditinjau ulang. Soal keputusan hakim garis inilah yang sangat ramai diperbincangkan di media sosial saat ini.

tangkapan layar dari akun youtube sangsang chanel
tangkapan layar dari akun youtube sangsang chanel

6. Tepat di menit ke-113, Mohammad Haykal dan Nguyen Hong Phuc saling berebut bola. Tindakan kasar Nguyen Hong Phuc yang dengan sengaja menyikut kepala Mohammad Haykal tak terlihat dimata wasit dan hakim garis. Padahal posisi wasit asal Jepang tidak terlalu jauh dari lokasi. Wasit tidak memberikan pelanggaran, apalagi menghadiahi kartu merah untuk pemain bernomor punggung 20 Vietnam. Andai ada VAR, pelanggaran semacam ini layak diberikan kartu merah karena Nguyen Hong Phuc dengan sengaja mau mencederai Mohammad Haykal.

7. Sepanjang 120 menit, terlihat pemain Vietnam lebih kasar dan beringas dalam melakukan pelanggaran. Namun, malah pemain Indonesia-lah yang banyak menerima kartu kuning. Beckham Putra, Alfeandra Dewangga, Esal Sahrul, Ramadhan Sananta dan Mohammad Haykal mendapatkan kartu kuning. Bahkan Coach STY juga mendapatkan kartu kuning karena melakukan protes keras terhadap kinerja wasit. STY menganggap pelanggaran keras terhadap Frengky Missa dimenit ke-98 layak diberikan kartu tetapi wasit malah membiarkannya. Sementara dari kubu Vietnam hanya mendapatkan tiga kartu kuning, untuk Khuat Van Khang, Nguyen Ngoc Thang dan Nguyen Minh Quang.

8. Perpanjangan waktu babak kedua hanya diberikan waktu tambahan selama 5 menit, namun wasit bahkan memperpanjangnya hingga 10 menit. Tepat di menit ke-100 laga babak kedua baru dihentikan.

Itulah beberapa kecurangan wasit yang merampok gelar juara Piala AFF U-23 2023 yang sepantasnya bisa jadi milik Timnas Indonesia U-23 dan Coach STY. PSSI harus melakukan protes resmi agar kedepannya kinerja wasit di kejuaraan AFF bisa lebih baik lagi, syukur-syukur sudah menggunakan tekhnologi VAR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun