Fisik ngedrop memasuki menit ke-70, penyelesaian akhir yang buruk dan ada beberapa pemain yang pamer aksi individu sehingga menyebabkan serangan timnas Indonesia gagal.
Terkait permasalahan terakhir, ini merupakan penyakit lama yang sering menghinggapi permainan timnas Indonesia. Kita harus akui, talenta skill individu skuad Garuda memang di atas rata-rata.Â
Dari zaman dulu hingga sekarang, timnas Indonesia tidak kekurangan stok pemain berkualitas dengan kemampuan olah bola yang mumpuni.
Di skuad asuhan coach STY di ajang Piala AFF 2022 kali ini, ada Saddil Ramdani, Marselino Ferdinan, Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman, yang mempunyai kualitas gocekan individu luar biasa.
Marselino Ferdinan dan Saddil Ramdani, dilaga lawan Kamboja beberapa kali pamer aksi individu. Sesekali aksi tersebut menipu lawan, tetapi terkadang saat kehilangan momentum aksi tersebut malah berujung pada serangan balik tim lawan.
Kedua pemain ini memang masih berusia muda, sehingga masih suka bermain individu untuk mengelabui lawan. Tapi tak jarang pula, aksi individu ini malah berujung jadi sasaran pemain lawan untuk melakukan pelanggaran keras.
Demi kebutuhan strategi tim, Marselino dan Saddil Ramdani harus mengurangi kebiasaan pamer aksi individu demi upaya timnas Indonesia meraih gelar juara Piala AFF 2022.
Ada aksi Marselino Ferdinan yang merugikan timnas Indonesia terjadi dibabak kedua. Saat tim asuhan coach STY sedang membangun serangan dan telah masuk ke kotak penalti Kamboja, Marselino kehilangan momentum karena terlalu lama memegang bola.
Bola yang seharusnya diumpan agar menjadi peluang emas bagi timnas Indonesia, eh malah digocek dulu dan akhirnya direbut lawan dan jadi serangan balik bagi Kamboja.
Saddil Ramdani juga melakukan kesalahan yang sama pada babak kedua, disaat rekan-rekannya telah menunggu untuk menerima umpan, Saddil masih terlalu asyik memegang bola, sehingga momentum serangan yang telah dibangun timnas Indonesia menjadi gagal.
Kesalahan mendasar pemain timnas Indonesia ketika melakukan gocekan aksi individu, terkadang pemain terlalu asyik memegang bola dan berusaha mengelabui lawan dengan aksi goceknya.Â