Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Louis Van Gaal dan Alan Shearer Menyindir Laga Perebutan Juara Ketiga

18 Desember 2022   05:03 Diperbarui: 18 Desember 2022   23:55 1555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kroasia jadi Juara ketiga di Piala Dunia 2022. (Foto: Getty Images/Catherine Ivill)

Cuitan twitter Alan Shearer. (Foto: Screenshot twitter Alan Shearer)
Cuitan twitter Alan Shearer. (Foto: Screenshot twitter Alan Shearer)

Mantan pemain Newcastle United ini, menulis sebuah pesan, bahwa pertandingan play-off perebutan juara ketiga dan keempat merupakan kebodohan.

Wajar sih soal laga perebutan juara ketiga menimbulkan pro dan kontra. Bagi yang setuju, pertandingan perebutan juara ketiga dianggap sebagai laga hiburan. Lumanyalah nonton partai hiburan, sambil nunggu partai final Piala Dunia yang biasanya akan digelar esok harinya.

Sementara bagi seorang pelatih, laga perebutan juara ketiga, bisa sebagai ajang rotasi untuk memberikan kesempatan kepada pemain yang masih sedikit menit bermainnya. Hal lain juga bisa digunakan sebagai ajang perpisahan pemain sebelum pensiun, seperti yang dilakukan pelatih Jerman di Euro 2006 saat memasukkan Oliver Khan dilaga lawan Portugal.

Untuk pemain yang masih berburu status sebagai pencetak gol terbanyak, laga perebutan juara ketiga sangat penting untuk menambah pundi-pundi golnya demi gelar sepatu emas. Hal ini pernah dilakukan oleh Davor Suker di perebutan juara Piala Dunia 1998, kemudian ada Miroslav Klose di Piala Dunia 2006, Diego Forlan dan Thomas Muller di Piala Dunia 2010, serta terakhir ada Harry Kane di Piala Dunia 2018.

Bung Arson, sebagai penulis termasuk yang kontra dengan laga perebutan juara ketiga. Penulis melewatkan laga perebutan juara ketiga di Piala Dunia 2006, 2014, 2018 dan 2022. Menurut penulis, laga perebutan juara ketiga tidak ada manfaatnya. Kecuali untuk ajang multi event seperti Olimpiade, medali perunggu sangat berpengaruh dalam penentuan peringkat.

Kasihan jika melihat mental pemain kedua tim yang tampil di perebutan juara ketiga. Hati dan perasaan mereka baru saja ambyar, setelah kalah dibabak semifinal. Dan dalam hitungan hari, kedua tim harus bertanding dalam laga hiburan perebutan juara ketiga.

Dilihat dari segi jumlah penonton di stadion maupun penonton dilayar kaca, pasti tingkat kehadirannya menurun drastis jika dibandingkan dengan laga semifinal sekalipun.

FIFA perlu mengkaji dan meninjau ulang soal laga ini, sehingga pertandingan perebutan juara ketiga tidak dicap sebagai laga hiburan atau partai tambahan.

Ada baiknya FIFA langsung melakukan ceremony kepada tim yang kalah dibabak semifinal dengan langsung memberikan medali perunggu dan uang pembinaan. Hal ini sepertinya akan lebih terhormat, daripada diadakan laga perebutan juara ketiga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun