Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apa Salah Timnas Jepang, Wahai Dominik Livakovic?

6 Desember 2022   05:10 Diperbarui: 6 Desember 2022   05:18 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dominik Livakovic, menggagalkan tiga tendangan penalti milik Jepang. (Foto: REUTERS/LEE SMITH)

Jepang kalah terhormat  dari Kroasia lewat drama adu penalti dengan skor 1-3, setelah sebelumnya kedua tim bermain sama kuat, yaitu imbang dengan skor 1-1. Kiper Kroasia, Dominik Livakovic tampil bak Spiderman dengan menggagalkan tiga penalti pemain Jepang. Apa sebenarnya salah timnas Jepang? Sehingga Dominik Livakovic menjadi biang kerok kekalahan Jepang.

Jujur, menulis tulisan ini masih ada rasa kesel dan gondok, karena baru saja menyaksikan Jepang kalah secara dramatis dari Kroasia. Jepang sebagai salah satu wakil Asia yang masih bertahan di Piala Dunia 2022, mendapatkan banyak dukungan dari pecinta sepakbola benua Asia. Salah satunya dari si penulis, yaitu Bung Arson.

Semua pecinta dan pengamat bola pasti sepakat, jika Jepang sudah mencuri hati kita sebagai penikmat bola. Comeback luar biasa, ketika mengalahkan Jerman dan Spanyol pada babak penyisihan grup E, patut diapresiasi. Atas prestasinya tersebut, Jepang diganjar tiket ke babak 16 besar dengan predikat sebagai juara grup E.

Sehingga ketika tim Jepang berhadapan dengan Kroasia di babak 16 besar, ekspektasi kita sangat tinggi. Berharap boleh dong, harapannya tentu saja tim Jepang akan lolos untuk pertama kalinya ke babak perempatfinal.

Sebagai penyemangat dan teman setia begadang lihat bola, secangkir kopi dan sedikit camilan jadi menu wajib jelang laga Jepang versus Kroasia.

Optimisme Jepang akan lolos ke babak perempatfinal, sejatinya sudah terlihat ketika kedua tim tampil di atas lapangan. Jepang yang dilaga melawan Jerman dan Spanyol, memulai pertandingan dengan sedikit menunggu dan menyerang balik lawan di babak kedua, sepertinya taktik tersebut tak terlihat dan dirubah oleh pelatih Jepang, Hajime Moriyasu.

Hajime Moriyasu, menginstruksikan Maya Yoshida dkk., untuk tampil lebih terbuka dan berani keluar menyerang. Terlihat sengatan serangan Jepang lebih berbahaya dan sering mengancam gawang Kroasia yang dijaga oleh, Dominik Livakovic.

Penampilan gemilang Livakovic di bawah mistar gawang Kroasia, membuat Jepang baru bisa mencetak gol dimenit ke-43 melalui kaki Daizen Maeda. Setelah memanfaatkan umpan Maya Yoshida. Unggul 1-0, membuat fans Jepang semakin optimis, bahwa Timnas Jepang akan mampu menciptakan sejarah dengan lolos ke babak perempatfinal untuk pertama kalinya.

Jika biasanya Jepang bisa menciptkan gol dibabak kedua, tetapi dilaga kali ini ceritanya berbeda. Jepang sepertinya tak siap, dengan kebangkitan Kroasia. Awal babak kedua, Kroasia mengambil inisiatif penyerangan.

Hasilnya sungguh mengejutkan, Kroasia berhasil menyamakan skor menjadi 1-1. Setelah dimenit ke-55 Ivan Perisic, mampu memanfaatkan umpan Dejan Lovren dan kemudian mencetak gol melalui sundulan kerasnya, bola yang meluncur deras gagal diantisipasi oleh kiper Jepang, Shuichi Gonda.

Setelah Kroasia mampu menyamakan skor menjadi imbang 1-1, kedua tim tampil lebih terbuka dan terjadi jual beli serangan. Berkat penampilan luar biasa dari kedua penjaga gawang, yaitu Shuichi Gonda dan Dominik Livakovic, membuat laga harus berlanjut ke babak perpanjangan waktu dan adu penalti.

Nampak wajah pemain kedua tim, dan gerak-gerak kakinya terlihat  kelelahan. Wasit asal, Amerika Serikat, Ismail Elfath, meniup peluit panjang, tanda laga usai selama 120 menit. Laga 16 besar antara Jepang melawan Kroasia, akhirnya berlanjut ke drama adu penalti.

Tiga algojo penalti Jepang gagal menaklukkan Livakovic, yaitu Takumi Minamino, Kaoru Mitoma dan Maya Yoshida. Bahkan ketiga tendangan penalti mereka berhasil digagalkan Livakovic. Satu-satunya gol tendangan penalti Jepang yang masuk ke gawang Livakovic adalah, Takuma Asano.

Sementara tiga gol penalti milik Kroasia dicetak oleh, Nikola Vlasic, Marcelo Brozovic dan Mario Pasalic. Satu-satunya penendang penalti milik Kroasia yang gagal adalah Marko Livaja.

Sehingga ketika eksekusi tendangan penalti Mario Pasalic, masuk ke gawang Jepang. Tumpahlah euforia dan kegembiraan skuad Kroasia. Ketegangan yang terjadi selama lebih dari 120 menit berakhir.

Livakovic bak monster menakutkan bagi tim Jepang, bahkan seorang Minamino, yang punya segudang pengalaman bermain di eropa tidak berani menatap ataupun melihat Livakovic saat mengeksekusi tendangan penalti.

Apa Salah Tim Jepang, Wahai Livakovic? Sehingga loncatan dan sergapan tanggannya benar-benar mirip aksi superhero spiderman, dengan mudah ia menggagalkan eksekusi penalti tiga pemain Jepang. Livakovic ditakdirkan sebagai penghenti laju Jepang, agar tidak membuat rekor untuk  pertama kalinya melaju ke babak perempatfinal.

Livakovic juga menghentikan asa pendukukung Jepang, agar tidak terlalu berharap melihat tim Jepang melaju terus ke babak selanjutnya dan menjadi tim spesialis pembunuh raksasa. Kejutan Jepang telah berhenti dibabak 16 besar, ditangan Livakovic.

Livakovic sekarang berdiri sejajar dengan Kiper Portugal, Ricardo dan Kiper Kroasia, Danijel Subasic. Ketiga kiper ini, berhasil menahan tiga tendangan penalti dalam drama adu penalti di Piala Dunia.

Ricardo, melakukan 3 save gemilang, saat mengalahkan Inggris dalam drama adu penalti dibabak perempatfinal Piala Dunia 2006. Ketiga penendang penalti asal Inggris yang harus gigit jari adalah, Jamie Carragher, Steven Gerrard, dan Frank Lampard.

Sementara Danijel Subasic, melakukannya saat tim Kroasia mengalahkan Denmark dalam drama tos-tosan, pada babak 16 besar Piala Dunia 2018. Subasic berhasil menahan 3 tendangan penalti milik Denmark, yaitu Nicolai Jorgensen, Lasse Schone, dan Christian Eriksen.

Dengan penampilan gemilang yang ia tunjukkan selama Piala Dunia 2022, Livakovic berpeluang mendapatkan penghargaan Golden Glove Award atau sarung tangan emas. Penghargaan ini diberikan untuk kiper terbaik di Piala Dunia.

Apakah Livakovic ditakdirkan untuk mencatatkan tiga hal dalam Piala Dunia 2022? 

Yang pertama menghentikan laju impresif Jepang agar tidak melaju ke perempatfinal, kemudian yang kedua menciptakan rekor sebagai kiper paling banyak menggagalkan tendangan penalti di Piala Dunia sebanyak 3 save dalam drama tos-tosan dan sejajar dengan Ricardo dan Subasic. Serta yang terakhir, apakah nantinya Livkovic akan mendapatkan penghargaan Golden Glove Award, sebagai kiper terbaik di Piala Dunia 2022.

Selanjutnya, Kroasia pada babak perempatfinal, akan berhadapan dengan Brasil. Brasil lolos ke perempatfinal, setelah baru saja mengalahkan wakil Asia lainnya, Korea Selatan, dengan skor 4-1. Kroasia kembali harus menjalani misi berat. Dan Livakovic akan bertemu lawan sebanding yaitu kiper Brasil, Alisson Becker. Ini akan jadi duel head to head menarik antar dua penjaga gawang terbaik.

Sekali lagi selamat untuk Kroasia dan Livakovic yang telah tampil luar biasa dan bagi pendukung Jepang jangan berkecil hati, kita coba lagi di Piala Dunia 2026.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun