Setelah Kroasia mampu menyamakan skor menjadi imbang 1-1, kedua tim tampil lebih terbuka dan terjadi jual beli serangan. Berkat penampilan luar biasa dari kedua penjaga gawang, yaitu Shuichi Gonda dan Dominik Livakovic, membuat laga harus berlanjut ke babak perpanjangan waktu dan adu penalti.
Nampak wajah pemain kedua tim, dan gerak-gerak kakinya terlihat  kelelahan. Wasit asal, Amerika Serikat, Ismail Elfath, meniup peluit panjang, tanda laga usai selama 120 menit. Laga 16 besar antara Jepang melawan Kroasia, akhirnya berlanjut ke drama adu penalti.
Tiga algojo penalti Jepang gagal menaklukkan Livakovic, yaitu Takumi Minamino, Kaoru Mitoma dan Maya Yoshida. Bahkan ketiga tendangan penalti mereka berhasil digagalkan Livakovic. Satu-satunya gol tendangan penalti Jepang yang masuk ke gawang Livakovic adalah, Takuma Asano.
Sementara tiga gol penalti milik Kroasia dicetak oleh, Nikola Vlasic, Marcelo Brozovic dan Mario Pasalic. Satu-satunya penendang penalti milik Kroasia yang gagal adalah Marko Livaja.
Sehingga ketika eksekusi tendangan penalti Mario Pasalic, masuk ke gawang Jepang. Tumpahlah euforia dan kegembiraan skuad Kroasia. Ketegangan yang terjadi selama lebih dari 120 menit berakhir.
Livakovic bak monster menakutkan bagi tim Jepang, bahkan seorang Minamino, yang punya segudang pengalaman bermain di eropa tidak berani menatap ataupun melihat Livakovic saat mengeksekusi tendangan penalti.
Apa Salah Tim Jepang, Wahai Livakovic? Sehingga loncatan dan sergapan tanggannya benar-benar mirip aksi superhero spiderman, dengan mudah ia menggagalkan eksekusi penalti tiga pemain Jepang. Livakovic ditakdirkan sebagai penghenti laju Jepang, agar tidak membuat rekor untuk  pertama kalinya melaju ke babak perempatfinal.
Livakovic juga menghentikan asa pendukukung Jepang, agar tidak terlalu berharap melihat tim Jepang melaju terus ke babak selanjutnya dan menjadi tim spesialis pembunuh raksasa. Kejutan Jepang telah berhenti dibabak 16 besar, ditangan Livakovic.
Livakovic sekarang berdiri sejajar dengan Kiper Portugal, Ricardo dan Kiper Kroasia, Danijel Subasic. Ketiga kiper ini, berhasil menahan tiga tendangan penalti dalam drama adu penalti di Piala Dunia.
Ricardo, melakukan 3 save gemilang, saat mengalahkan Inggris dalam drama adu penalti dibabak perempatfinal Piala Dunia 2006. Ketiga penendang penalti asal Inggris yang harus gigit jari adalah, Jamie Carragher, Steven Gerrard, dan Frank Lampard.
Sementara Danijel Subasic, melakukannya saat tim Kroasia mengalahkan Denmark dalam drama tos-tosan, pada babak 16 besar Piala Dunia 2018. Subasic berhasil menahan 3 tendangan penalti milik Denmark, yaitu Nicolai Jorgensen, Lasse Schone, dan Christian Eriksen.