Badan Investigasi terhambat oleh pernyataan yang kontradiktif, kemudian minimnya Kerjasama dari tim pelatih, sehingga tidak menghasilkan laporan yang komprehensif, tidak banyak temuan fakta tentang pertandingan, tidak ada masalah teknis yang menyatakan kenapa Timnas Malaysia gagal dan itu membuat ketua tim Badan Investigasi merasa kecewa.
Kegagalan tim Investigasi mendapatkan informasi dari tim pelatih, membuat investigasi ini hasilnya kurang maksimal. Akhirnya badan ini, menemukan 10 temuan dan 10 rekomendasi tetapi tidak menyalahkan siapapun.
Berikut ini beberapa temuan dari tim investigasi, yang menyebabkan Malaysia gagal di Piala AFF 2020: Absennya beberapa pemain inti, Waktu persiapan yang sangat mepet, pandemi Covid-19, penetapan target dari FAM terlalu tinggi, kemampuan pemain, kurangnya keharmonisan dalam permainan dan kesejahteraan tim.
Ketua tim investigasi juga menerima laporan dari pemain, bahwa di Skuad Harimau Malaya ada gap, yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu pemain warisan, pemain naturalisasi dan pemain lokal. Hal ini yang membuat skuad Malaysia tidak harmonis.
Datuk Dell Akbar Khan, juga menilai kurangnya kontribusi dari pemain naturalisasi, Guilherme de Paula asal Brasil. Menurutnya, Guilherme de Paula tidak memberi banyak pengaruh dan kinerjanya tidak maksimal selama kejuaraan Piala AFF 2020 kemarin.
Selain itu Datuk Dell Akbar Khan, juga menyoroti kesalahan tim pelatih dan FAM, karena tidak mengirimkan pemain ke Piala AFF 2020 sebanyak 30 pemain. Padahal dalam regulasi AFF, pendaftaran pemain maksimal 30 orang karena dalam situasi pandemi covid-19. Hal ini sangat beralasan karena ketika kemarin di Piala AFF 2020 banyak pemain Malaysia yang terpapar covid-19, Tan Cheng Hoe kelabakan mencari pemain penggantinya.
Selain memberikan temuan masalah, Datuk Dell Akbar Khan juga memberikan rekomendasi kepada FAM. Diantaranya rekomendasi tentang waktu pemusatan latihan (TC) sebaiknya minimal 10-14 hari sebelum kejuaraan itu dimulai, dan ditengah-tengah TC ada dua pertandingan uji coba, kemudian soal rekomendasi penghapusan manajer tim agar digabungkan menjadi pelatih sekaligus manajer tim.
Ada juga rekomendasi lainnya, tentang perlunya kebutuhan tim yang berkinerja tinggi yang meliputi kebutuhan dokter tim, ilmu olahraga dan pendekatan berbasis bukti.
Datuk Dell Akbar Khan, juga menyinggung soal komite tim nasional, ia menyarankan posisi jabatan komite tim nasional diisi oleh orang-orang yang paham latar belakang teknis dan ilmu kepelatihan.
Dugaan Match Fixing
Sementara masalah dugaan Match fixing di laga Timnas Malaysia lawan Timnas Indonesia, tidak diungkapkan oleh Datuk Dell Akbar Khan. Mungkin karena memang tidak ditemukan fakta di lapangan atau karena tim Investigasi tidak mendapatkan bukti dan informasi yang kuat. Salah satu faktor informasi yang didapat kurang akurat, karena mantan pelatih Malaysia, Tan Cheng Hoe dan assisten pelatihnya menolak untuk diwawancara dalam penyelidikan.