Kesalahan taktik Coach STY di babak kedua adalah menarik keluar Fachrudin Aryanto dan Ricky Kambuaya. Memang penampilan Fachrudin Aryanto di babak pertama tidak terlalu istimewa, namun pengalaman dan kepemimpinannya di lapangan sangat diperlukan oleh skuad garuda muda untuk menghadapi gempuran Thailand.
Elkan Baggott yang tidak punya kecepatan, beberapa kali terlambat menutup ruang gerak pemain Thailand. Seandainya mau menarik Fachrudin Aryanto untuk digantikan Elkan Baggott sebaiknya selepas menit ke-75.Â
Gol kedua Thailand, terlihat Elkan Baggott kalah cepat adu sprint dengan pemain Thailand, Supachok Sarachat dan juga gagal mengantisipasinya ketika berhadapan man to man.
Kemudian yang mengejutkan soal pergantian Ricky Kambuaya yang digantikan oleh Egy Maulana Vikri. Ricky Kambuaya merupakan satu-satunya pemain Timnas Indonesia yang tampil apik dan gemilang di laga final leg pertama melawan Thailand. Pemain asal Persebaya Surabaya ini sangat vital perannya di lini tengah Indonesia.
Selalu jadi pemain inti sejak laga awal, semakin menjelaskan betapa pentingnya pengaruh kehadiran Ricky Kambuaya di lini tengah Timnas Indonesia, baik saat bertahan maupun menyerang. Saat melawan Thailand, Ricky Kambuaya memberikan dua umpan kunci yang menghasilkan peluang emas.
Yang pertama umpan kepada Witan Sualeman yang akhirnya menjadi peluang emas untuk Alfeadra Dewangga dan yang kedua umpan cantiknya kepada Irfan Jaya, yang gagal diselesaikan dengan baik oleh Irfan Jaya. Sayangnya kedua umpan kunci tersebut tidak menjadi gol.
Egy Maulana Vikri, pada akhirnya tidak banyak berkontribusi untuk permainan Timnas Indonesia, Egy malah menjadi penyebab terjadinya gol keempat Thailand.
Kali ini taktik dan strategi Coach STY tidak menipu pelatih lawan, tetapi Coach STY malah tertipu dengan taktinya sendiri.
Sementara itu, untuk skuad muda Garuda, sepertinya mereka masih demam panggung dengan atmosfer pertandingan final. Hanya Fachrudin Aryanto yang pernah merasakan atmosfer final Piala AFF.Â
Gugup dan tegang nampak terpancar dari wajah mereka ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya. Ditambah lagi, gol cepat dari Thailand membuat anak-anak muda Garuda jatuh mentalnya.
Faktor mental dan pengalaman, serta salah dalam pemilihan taktik menjadi penyebab utama buruknya penampilan Timnas Indonesia di laga final leg pertama. Umpan serba salah dan pemain kehilangan koordinasi di lapangan. Pemain seperti kebingungan tidak tahu harus berbuat apa selama 90 menit.