Tim Thomas Indonesia, baru saja mengakhiri puasa gelar selama 19 tahun, setelah berhasil menjadi juara Piala Thomas 2020 dengan menundukkan China dengan skor 3-0, di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/21) malam WIB.
Tidak hanya meraih gelar juara, tim Thomas Indonesia juga menyelamatkan reputasi BWF dan gengsi kejuaraan dari dominasi China.
Hal ini bermula dari keputusan BWF yang tetap berani menyelenggarakan turnaman beregu, dalam waktu berdekatan meskipun masih dalam masa pandemi. BWF memutuskan pemindahan lokasi  tuan rumah kejuaraan Piala Sudirman, China yang awalnya diplot sebagai tuan rumah Piala Sudirman terpaksa digantikan oleh Finlandia.
Alasan dari BWF, karena di China masih ada pembatasan akibat Covid-19. Finlandia ditunjuk untuk menggantikan China, karena negara tersebut sukses dalam menyelenggarakan turnamen Internasional pada tahun 2020 dan 2021 dengan pelaksanaan yang terbukti aman dan fleksibel bagi para peserta.
Setelah gelaran Piala Sudirman 2021 selesai, sepekan kemudian BWF menyelenggarakan turnamen beregu Piala Thomas dan Uber 2020, Denmark tetap ditunjuk sebagai tuan rumah kejuaraan. Karena, BWF menganggap bahwa negara Eropa memiliki cakupan vaksinasi yang lebih tinggi dan memiliki aturan pembatasan perjalanan yang lebih sedikit.
Keputusan menyelenggarakan hajatan besar turnamen beregu dalam waktu berdekatan sebenarnya menimbulkan pertanyaan dan dikhawatirkan akan menurunkan mutu dan gengsi turnamen.
Para pemain pasti akan merasakan keletihan luar biasa, belum lagi pemain tidak akan tampil maksimal karena jeda pertandingan yang terlalu cepat, dan kekhawatiran lainnya soal cedera pemain.
Namun BWF berdalih, bahwa jadwal Piala Sudirman 2021 dan Piala Thomas-Uber 2020 dilaksanakan dalam waktu berdekatan untuk mengurangi mobilitas pemain.
Gengsi kejuaraan turnamen beregu hampir saja menghadirkan keboringan, dimana China telah berhasil menyabet dua gelar bergengsi lewat raihan trofi Piala Sudirman dan Piala Uber.
Jika, sampai Piala Thomas juga direbut oleh China, maka kolom komentar Instagram BWF pasti akan kebanjiran banyak kritik, terutama dari netizen Indonesia. Karena dengan menyelenggarakan turnamen beregu dalam waktu berdekatan, sangat menguntungkan China untuk mencetak Hattrick trofi, yaitu Piala Sudirman, Piala Uber dan Piala Thomas.