Hal ini sangat memungkinkan karena China memiliki keuntungan yang tak dimiliki oleh tim lain yaitu tim China memiliki stok pemain berkualitas yang melimpah.
Berawal dari Piala Sudirman, saat China sukses menekuk Jepang dipartai final, dengan skor 3-1. Nama-nama pemain China, He Ji Ting/Zhou Hao Dong, Shi Yu Qi dan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan berhasil keluar sebagai pahlawan kemenangan bagi tim China, untuk mengangkat trofi Piala Sudirman.
Kemudian disusul raihan Trofi Piala Uber, yang juga diraih oleh tim putri China. Tim Tirai Bambu sukses mengandaskan perlawanan alot dari tim juara bertahan, Jepang dengan skor 3-1. Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, He Bing Jiao dan Huang Dong Ping/Li Wen Mei keluar sebagai pahlawan tim uber China.
Target sapu bersih diusung China di final Piala Thomas, setelah sebelumnya berhasil menyabet trofi Piala Sudirman dan Piala Uber.Â
Beruntung Indonesia tampil sebagai aktor utama, yang berhasil menggagalkan misi China, untuk mengawinkan tiga gelar sekaligus di tahun yang sama, untuk pertama kalinya.
Karena jika di kondisi normal, kalender kejuaraan BWF tidak pernah menyelenggarakan turnamen Piala Sudirman dan Piala Thomas-Uber di tahun yang sama.Â
Kalender Piala Sudirman dilangsungkan pada tahun ganjil setiap dua tahun sekali, sedangkan Piala Thomas-Uber dilangsungkan pada tahun genap setiap dua tahun sekali.
BWF harus mengucapkan terima kasih, kepada Anthony Sinisuka Ginting, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Jonatan Christie. Karena berkat penampilan gemilang mereka, reputasi BWF diselamatkan oleh tim Thomas Indonesia dari dominasi China. Sehingga trofi Piala Thomas tidak ikut serta dibawa pulang oleh tim China, tetapi dapat diselamatkan dan dibawa pulang oleh ksatria-ksatria handal dari Indonesia.
Sehingga tidak ada komentar: boring,.. boring,.. atau China lagi,... China lagi,...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H