Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Juara Tanpa Kibaran Bendera Merah Putih, Berakhirnya Penantian 19 Tahun dan Jojo Kembali Jadi Pahlawan Indonesia

17 Oktober 2021   22:03 Diperbarui: 18 Oktober 2021   05:00 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto saat tampil pada Piala Thomas 2020. (BadmintonPhoto/Yohan Nonotte/via KOMPAS.COM)

Indonesia berhasil menjuarai Piala Thomas 2020, usai mengalahkan China dilaga final dengan skor 3-0, di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/21) malam WIB.

Kepastian Indonesia meraih gelar juara didapatkan setelah pemain andalan Indonesia, Jonatan Christie berhasil mengalahkan pemain tunggal putra China, Li Shi Feng, dengan rubber set 21-14, 18-21 dan 21-14.

Namun pesta selebrasi perayaan keberhasilan Indonesia menjadi Juara Piala Thomas 2020 sedikit tercoreng, karena bendera merah putih tidak boleh dikibarkan dan harus digantikan dengan bendera logo PBSI. 

Hal ini, menyusul adanya surat ancaman sanksi dari badan anti doping dunia (WADA) yang melarang bendera merah putih berkibar diajang olahraga internasional, akibat adanya ketidakpatuhan uji doping dari Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI).

Ancaman dari WADA ternyata bukan gertak sambal belaka, terbukti di pentas Piala Thomas, bendera merah putih dilarang berkibar saat Indonesia meraih gelar juara. Masalah ini, harus segera diselesaikan oleh LADI dan Menpora agar ke depan bendera merah putih dapat kembali berkibar diajang olahraga Internasional. 

Di luar masalah soal larangan berkibarnya bendera merah putih, keberhasilan Indonesia meraih gelar juara Piala Thomas 2020 ini, mengakhiri penantian panjang tim Thomas Indonesia untuk meraih kembali Piala Thomas, 19 tahun rasa penasaran itu akhirnya terbayar lunas. Dan yang lebih hebat lagi, tim yang dikalahkan Indonesia di partai final merupakan salah satu musuh bebuyutan, yaitu China.

Gelar juara Piala Thomas 2020 yang diraih oleh Indonesia merupakan gelar juara ke-14, Indonesia masih mendominasi perolehan gelar juara Piala Thomas, diikuti oleh pesaing terberatnya China dengan 10 gelar, kemudian Malaysia meraih 5 gelar, serta Jepang dan Denmark masing-masing memperoleh 1 gelar.

Sebelum laga dimulai, badminton lovers tanah air sempat dibuat ketar-ketir dengan komposisi pemain yang diturunkan oleh tim pelatih. Dimana ganda putra andalan Indonesia, the minions untuk sementara harus dipisah.

Yang turun sebagai ganda putra pertama adalah Fajar/Rian dan Kevin Sanjaya terpaksa dipasangakan dengan Daniel Marthin dan tampil sebagai ganda putra kedua.

Setelah mengetahui alasan logis, yang disampaikan oleh pelatih ganda putra, yaitu Herry IP, bahwa Marcus F. Gideon kehabisan stamina, tenaganya terkuras saat bertanding di babak semifinal menghadapi ganda putra Denmark dan waktu recovery selama 24 jam dirasa masih kurang, untuk mengembalikan stamina dari Marcus.

Anthony Ginting. (Foto: Badminton Photo/Yohan Nonotte)
Anthony Ginting. (Foto: Badminton Photo/Yohan Nonotte)

Laga final Piala Thomas 2020 antara Indonesia vs China dibuka partai tunggal putra, yang mempertemukan Anthony Ginting (Ranking 5 dunia) berhadapang dengan Lu Guang Zu (Ranking 27 dunia).

Indonesia diuntungkan dengan tidak tampilnya tunggal putra andalan China, Shi Yu Qi karena mengalami cedera di babak semifinal, saat menghadapi Kento Momota.

Absennya Shi Yu Qi, menjadi keuntungan tersendiri bagi Indonesia karena Anthony Ginting mempunyai kans besar untuk menyumbangkan poin pertama bagi Indonesia, setelah di laga semifinal ia gagal menyumbangkan poin bagi Indonesia setelah kalah dari Viktor Axelsen.

Menghadapi lawan yang secara kualitas masih di bawah Anthony Ginting, namun ternyata Lu Guang Zu mampu merepotkan tunggal putra andalan Indonesia ini. Lewat smash-smash kerasnya Anthony Ginting dibuat kerepotan, dan set pertama mampu dimenangi oleh tunggal putra China tersebut.

Set kedua dan ketiga, Anthony Ginting mampu bangkit dan mulai mengeluarkan kemampuan terbaiknya dengan smash-smash kerasnya yang gantian menyulitkan Lu Guang Zu. Akhirnya Anthony Ginting memenangi laga dengan susah payah melalui rubber set, 18-21, 21-14 dan 21-16 dalam tempo 77 menit.

Kemenangan Anthony Ginting ini, membuka skor sementara untuk keunggulan Indonesia dengan skor 1-0.

Fajar/Rian. (Foto: Badminton Photo)
Fajar/Rian. (Foto: Badminton Photo)

Selanjutnya, tampil dipartai kedua mempertemukan ganda putra Indonesia, Fajar/Rian berhadapan dengan  He Ji Ting/Zhou Hao Dong. Secara kualitas dan pengalaman Fajar/Rian lebih diunggulkan dibandingan ganda putra China.

Kepercayaan yang diberikan tim pelatih ganda putra Indonesia, kepada Fajar/Rian untuk tampil sebagai ganda putra pertama tak disia-siakan oleh pasangan ganda putra peringkat tujuh dunia ini.

Di set pertama Fajar/Rian dengan mudah mengalahkan He Ji Ting/Zhou Hao Dong dengan permainan cepat dan agresifnya, smash-smash keras dari Fajar/Rian terlalu mudah menembus pertahanan tembok China.

Laga di set kedua berjalan lebih ketat, kedua pasangan ganda putra ini, silih berganti melancarkan serangan, perburuan skor pun berjalan dengan sangat ketat hingga poin akhir set kedua. Akhirnya Fajar/Rian memenangi set kedua dengan skor tipis, Fajar/Rian unggul secara straight set dengan skor 21-12 dan 21-19 dalam tempo 43 menit.

Kemenangan Fajar/Rian memperlebar keunggulan sementara Indonesia atas China menjadi 2-0, dan kemenangan ini juga membayar lunas kepercayaan yang diberikan oleh tim pelatih kepada Fajar/Rian.

Jonatan Christie. (Foto: AFP/CLAUS FISKER)
Jonatan Christie. (Foto: AFP/CLAUS FISKER)

Kemudian di laga ketiga mempertemukan Jonatan Christie (Ranking 7 dunia) melawan Li Shi Feng (Ranking 65 dunia). Dengan keunggulan skor Indonesia telah memimpin 2-0, membuat Jojo sapaan akrab Jonatan Christie tampil dengan percaya diri.

Unggul jauh secara kualitas dan pengalaman membuat Jojo, mampu mendikte dan menguasai jalannya pertandingan di set pertama, Jojo akhirnya unggul di game pertama dengan skor 21-14.

Game kedua berjalan lebih seru, karena Li Shi Feng berusaha untuk memaksakan pertandingan berlanjut ke set ketiga. Laga ketat di set kedua akhirnya dimenangi oleh Li Shi Feng dengan skor 21-18.

Di set ketiga, yang merupakan set penentuan bagi kedua pemain, jalannya pertandingan lebih seru dan menegangkan, meskipun menempati peringkat ke-65 dunia, namun penampilan Li Shi Feng benar-benar merepotkan Jojo.

Laga set ketiga akhirnya dimenangi oleh Jojo, Jojo memenangi laga dengan rubber set, 21-14, 18-21 dan 21-14, dalam tempo 82 menit. Kemenangan ini mengantarkan tim Thomas Indonesia unggul dengan skor 3-0 dan memastikan tim Thomas Indonesia keluar sebagai Juara Piala Thomas 2020.

Jojo berhasil menjadi pahlawan kemenangan Indonesia atas China dipartai final dan berhasil mempersembahkan gelar juara Piala Thomas 2020.

Dengan kepastian Indonesia menjadi juara, maka dua laga selanjutnya di sektor ganda putra antara Kevin Sanjaya/Daniel Marthin melawan Liu Cheng/Wang Yi Lyu dan partai terakhir tunggal putra antara Shesar Hiren Rhustavito melawan Weng Hong Yang tidak perlu dimainkan.

Kemenangan tim Thomas Indonesia atas China dipartai final ini, juga untuk membalaskan dendam atas kekalahan Indonesia dipartai final Piala Thomas 2010. Dimana saat itu, Taufik Hidayat dkk takluk 3-0 dari China.

Selama kejuaran Piala Thomas 2020, Indonesia tampil sangat luar biasa dan pantas menyandang predikat sebagai Juara sejati, karena tim Thomas Indonesia mampu menyapu bersih 6 pertandingan mulai dari babak penyisihan hingga Final.

Di awali dari babak penyisihan dengan mengalahkan Aljazair (dengan skor 5-0), kemudian Thailand (3-2) dan Taiwan (3-2).

Kemudian di babak perempatfinal, Indonesia mengalahkan musuh bebuyutan Malaysia (3-0), kemudian di semifinal menaklukan tuan rumah Denmark (3-1) dan terakhir dipartai final menumbangkan China (3-0).

Keberhasilan tim Thomas Indonesia meraih gelar juara patut dirayakan dan disyukuri oleh seluruh badminton lovers tanah air. Selamat kepada tim Thomas Indonesia atas gelar juara Piala Thomas 2020, terima kasih kepada pemain dan tim ofisial yang telah bekerja keras untuk membawa pulang gelar juara Piala Thomas ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Badminton Lovers Indonesia sangat bangga dengan keberhasilan ini. Dan salam Juara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun