Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Dear PBSI: Berkaca dari Mia Audina, Putri KW Wajib Masuk Skuad Piala Sudirman dan Uber

22 Agustus 2021   13:17 Diperbarui: 24 Agustus 2021   06:36 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Putri KW pebulutangkis potensial Indonesia calon penerus Susy Susanti (Dok. Badminton Indonesia/via kompas.com)

Mungkin ini, bisa menjadi sebuah perhatian bagi PBSI. Negara-negara lain seperti China, Korea, India, Thailand, dan Jepang mampu menjadikan atlet yang moncer di usia junior, terus mereka tempa dan dibina untuk menjadi bintang di level senior.

Sebagai contoh pebulutangkis Korea, An Seyoung yang seangkatan dengan Putri KW, yang sama-sama berusia 19 tahun dan memulai karir secara bersamaan ketika sering bertemu di level junior. An Seyoung saat ini, sudah melesat di peringkat ke-8 dunia, sementara Putri KW masih di peringkat ke-134 dunia.

An Seyoung lebih sering diberikan jam terbang untuk bertanding di level kejuaraan yang lebih tinggi. PBSI juga harus memberikan kesempatan yang sama kepada Putri KW, mumpung usia Putri KW masih 19 tahun. Masih banyak yang bisa dikembangkan dan diharapkan dari sosok Putri KW. PBSI harus berani untuk segera mengorbitkan Putri KW.

Apa PBSI lupa, saat itu ada sosok pemain tunggal putri Indonesia yang usianya baru 14 tahun, tetapi berhasil tampil sebagai penyelamat Indonesia untuk meraih Piala Uber 1994 di Jakarta. Pemain Tunggal putri ketiga Indonesia tersebut berhasil mengalahkan pebulutangkis yang lebih diunggulkan asal China, Zhang Ning. Dan sosok itu Bernama Mia Audina.

Tidak berhenti disini, Mia Audina saat usia 16 tahun juga berhasil mempersembahkan Piala Uber 1996 setelah naik kelas sebagai tunggal putri kedua, dan mempersembahkan medali perak bagi kontingen Indonesia di Olimpiade Atlanta 1996. Berkaca dari pengalaman Mia Audina, PBSI harus berani melakukan perjudian dengan lebih memberi prioritas ke Putri KW.

Bukan bermaksud untuk meremehkan skuad tunggal putri senior saat ini, tetapi mereka sangat sulit untuk kita harapkan prestasinya. Sudah saatnya PBSI, memberi tongkat estafet dan harapan lebih besar kepada Putri KW.

Sementara itu, Putri KW sangat kecewa karena dua turnamen beruntun yang akan ia ikuti, batal digelar karena alasan pandemi covid-19. Korean Open 2021 dan Chinese Taipei 2021 batal digelar, padahal sejak menjuarai Spain Masters 2021 ia sudah absen lama, karena tidak ada turnamen yang digelar akibat pandemi covid-19.

Tentu ini, dikhawatirkan akan menurunkan kemampuan Putri KW yang saat ini sedang membutuhkan banyak jam terbang, untuk meningkatkan peringkat BWF dan mengasah mental juaranya.

Dua turnamen yang batal digelar sejatinya akan dijadikan Putri KW sebagai pentas unjuk gigi kepada PBSI, karena jika Putri KW mampu melangkah jauh di dua turnamen tersebut, harapannya ia dapat dilirik PBSI untuk masuk tim di Piala Sudirman dan Piala Uber.

Hal ini, sudah pasti membuat Putri KW kecewa. Namun, kekecewaan itu akan terobati jika ia berhasil masuk skuad PBSI di kejuaraan Piala Sudirman dan Piala Uber.

Putri KW berjanji akan memberikan yang terbaik untuk Bangsa Indonesia, dengan cara akan mempersiapkan diri lebih serius dan akan bekerja lebih keras. Apalagi menurut Putri KW, tampil di dua kejuaraan tersebut merupakan impian setiap pemain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun