Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Southgate, Rashford, Sancho dan Saka "Apes" Dalam Drama Adu Penalti

12 Juli 2021   16:01 Diperbarui: 13 Juli 2021   15:49 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Southgate, Sancho dan Rashford berada di pinggir lapangan. (FOTO: AFP/LAURENCE GRIFFITHS)

Inggris baru saja menyia-nyiakan peluang emas, untuk menjuarai Euro 2020. Bermain di kandang Sendiri Stadion Wembley, Inggris takluk dari Italia lewat drama adu penalti. Kegagalan tiga eksekutor penalti, secara berturut-turut dari Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Bukayo Saka. Kegagalan trio pemain masa depan Inggris, mengantarkan Italia menjadi Juara Euro 2020 setelah menang lewat drama tos-tosan dengan skor 3-2.

Siapa yang patut dijadikan kambing hitam atas kekalahan dramatis Inggris ini? Southgate, Rashford, Sancho atau Saka. Mereka hanya sedang "apes' karena berada di waktu dan tempat yang salah.

1. Gareth Southgate

Kekalahan yang tidak adil bagi Southgate. Bersama skuadnya selama tiga tahun terakhir, Southgate terus memperbaiki kinerja tim tiga singa agar disegani oleh tim-tim besar lainnya. Southgate bagai Mendapatkan durian runtuh, setelah pelatih tim Inggris  Sam Allardyce mundur dari tim Inggris pada September 2016. Awalnya Southgate menangani tim Inggris U-21, karena kekosongan pelatih timnas senior Inggris. Southgate diangkat menjadi pelatih sementara, kemudian FA resmi mengangkat Southgate sebagai pelatih Inggris 30 November 2021.

Selama 3 tahun Southgate membawa Inggris mencapai babak semifinal Piala Dunia 2018, semifinal UEFA Nations League. Southgate tak ragu, untuk memberi kepercayaan kepada pemain muda. Ia berani memberikan kesempatan kepada pemain Muda, karena Southgate mantan pelatih U-21.

Nama-nama pemain seperti Jack Butland, Harry Kane, John Stones dan Eric Dier. Kemudian ada Jordan Pickford, Ruben Loftus Cheek hingga kini pemain seperti Mason Mount, Marcus Rashford, Declan Rice, Kalvin Phillips, Jude Bellingham dan Bukayo Saka mendapatkan kepercayaan dari Southgate.

Hampir saja, Southgate membawa Inggris juara Euro 2020 andai saja ia tidak membuat kesalahan taktik saat bertemu Italia di Final. Kesalahan pertama Southgate merubah komposisi the winning team dari 4-2-3-1 menjadi 3-4-2-1, dengan mencadangkan Bukayo Saka dan digantikan oleh Kieran Trippier.

Kemudian kesalahan kedua, telat mengantisipasi kebangkitan Italia. Setelah Italia bangkit dan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1, Southgate baru memasukkan Bukayo Saka dan Jordan Henderson.

Kesalahan ketiga ketika Southgate terlambat dalam melakukan pergantian pemain dan salah menarik keluar Jordan Henderson. Jika memang Jadon Sancho dan Marcus Rashford dipersiapkan sebagai algojo penalti, Southgate harusnya memasukkan mereka berdua di sekitar menit ke-115 agar kaki-kaki mereka sudah panas menginjakkan kaki di rumput Stadion Wembley.

Untuk kasus Henderson, memang konstribusi kapten Liverpool ini tidak terlihat dominan sepanjang laga melawan Italia, tetapi pengalamannya berguna saat memompa semangat tim saat adu penalti dan dapat diberi tugas sebagai algojo penalti.

Kesalahan terakhir, dalam memilih daftar algojo penalti. Sancho dan Rashford baru saja masuk, sehingga kakinya belum terlalu panas. Kemudian untuk Bukayo Saka, seharusnya ia tidak ditaruh sebagai eksekutor penentu, karena usianya baru 19 tahun pasti belum terlalu siap untuk memikul beban yang sangat berat. Sebenarnya masih ada Raheem Sterling, Luke Shaw maupun Jack Grealish, apakah mereka bertiga menolak tugas mulia ini, karena tahu akan sejarah Inggris yang selalu "apes" di laga adu penalti. Sehingga tiga pemain ini, tidak ingin dicap sebagai kambing hitam jika gagal melakukan eksekutor. Yang jelas publik sudah mencatat nama, Rasford, Sancho dan Saka sebagai nama-nama pemain yang gagal dalam menjalankan tugasnya saat bertemu Italia.

Harusnya Southgate lebih paham, dalam menentukan daftar nama penendang penalti Inggris, karena ia punya pengalaman buruk saat menjadi algojo di semifinal Euro 1996 dan pengalaman buruk saat ia tampil sebagai pemain pengganti Inggris, saat kalah adu penalti di babak 16 besar Piala Dunia 1998.

2. Marcus Rasford

Faktor cedera yang dialami oleh Rashford jelang Euro 2020 membuat penampilan Rashford tidak maksimal Bersama tim Inggris, sebelum laga melawan Italia, Rashford hanya bermain sebanyak 4 kali itupun semuanya sebagai pemain pengganti, dengan total menit sebanyak 83 menit. Kilau Rashford yang ia tunjukkan Bersama Manchester United dua musim lalu,  tampak redup di musim ini.

Cedera bahu dan engkel membuat Rashford tidak tampil maksimal, tetapi kenapa Southgate tetap memaksa Rashford untuk dibawa ke Euro, padahal masih ada James Ward-Prowse dan Ollie Watkins. Mungkin salah satu faktor cedera inilah yang membuat Rashford merasa tidak nyaman ketika mengeksekusi penalti ke gawang Donnarumma

3. Jadon Sancho

Saga transfer Sancho ke Manchester United sudah berlangsung sejak musim lalu. Keinginan Sancho untuk pergi dari Borrusia Dortmund membuat energi Sancho terkuras, bahkan musim lalu ia tidak tampil maksimal Bersama Dortmund, tetapi Southgate tetap menaruh kepercayaan kepada Sancho karena pemain ini mempunyai kecepatan diatas rata-rata dan dapat difungsikan Inggris saat melakukan serangan balik.

Sebelum laga melawan Italia, Sancho hanya bermain sebanyak dua kali dengan rincian sebagai pemain pengganti dan pemain inti, dengan jumlah menit bermain sebanyak 96 menit. Kabar resminya Sancho bergabung ke Manchester United per tanggal 1 Juli 2021 kemarin, ternyata masih mengganggu pikiran pemain saat maju sebagai eksekutor penalti, banderol mahal 73 juta poundsterling mungkin menjadi beban berat yang masih ada dalam bayangan dan pikiran Sancho.

4. Bukayo Saka

Tampil impresif Bersama Arsenal di liga Inggris musim lalu, membuat Southgate kepincut untuk membawa pemain yang masih berusia 19 tahun ini ke Euro 2020. Saka lebih memilih panggilan timnas Inggris daripada timnas Nigeria. Keputusan Saka tampaknya tak salah, karena pemilik 32 laga dan 5 gol Bersama Arsenal di pertandingan EPL musim lalu. Tampil begitu impresif selama di Euro 2020, Saka berhasil menyisihkan Sancho, Rashford, dan Dominic Calvert-Lewin. Sebagai slot utama trio penyerang Inggris.

Saka tampil selama 222 menit, dengan rincian 3 kali bermain sebagai pemain inti. Namun keputusan Southgate memberi beban Saka sebagai penendang terakhir Inggris, menjadi bumerang bagi karir Saka. Saka akan selalu mengenang momen kegagalannya menaklukan Donnarumma menjadi sebuah momen buruk yang sangat sulit untuk dilupakan. Saka nampak tak siap, saat akan mengambil ancang-ancang penalti wajah pucat dan tegang nampak terlihat dari pemuda kelahiran London ini. Tendangannya yang lemah dengan mudah terbaca oleh Donnarumma, dan kegagalan Saka ini memberikan gelar juara kedua bagi Italia.

Nasib, apes mereka berempat semakin menambah daftar Panjang kegagalan Inggris melewati drama tos-tosan di fase gugur. Tercatat sudah 6 kali Inggris tersingkir lewat drama penalti.

1. Semifinal Piala Dunia 1990, dikalahkan penalti Jerman Barat dengan skor 5-3

2. Semifinal Euro 1996, dikalahkan adu penalti Jerman dengan skor 6-5

3. 16 besar Piala Dunia 1998, dikalahkan adu penalti Argentina dengan skor 4-3

4. Perempatfinal Euro 2004, dikalahkan adu penalti Portugal dengan skor 6-5

5. Perempatfinal Piala Dunia 2006, dikalahkan adu penalti Portugal dengan skor 3-1

6. Perempatfinal Euro 2012, dikalahkan adu penalty Italia dengan skor 4-2

Mungkin jika, sebelumnya Inggris tidak apes sebanyak itu. Bisa jadi drama adu penalti melawan Italia di Final Euro 2020 dapat dimenangi oleh Inggris. Faktor apes dan kesalahan pelatih Southgate serta tiga pemain (Rashford, Sancho dan Saka) akan menjadi sebuah catatan sejarah yang memilukan buat Inggris.

Entah sampai kapan, Inggris dapat terlepas dari kutukan yang Bernama "adu penalti", ini akan menjadi monster yang menakutkan bagi skuad masa depan Inggris karena dihantui kegagalan dalam drama adu penalti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun