Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Italia Juara Euro karena Mancini Lebih Cerdik dan Southgate Terlihat Bodoh

12 Juli 2021   08:15 Diperbarui: 12 Juli 2021   09:02 9162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Photo by Facundo Arrizabalaga - Pool/Getty Images)

Untuk menambah algojo penendang penalti, Southgate juga memasukkan Jadon Sancho di menit ke-120 menggantikan Kyle Walker. Kesalahan awal sebelumnya adalah dengan mencadangkan Bukayo Saka, karena sebagai pemain pengganti Saka tidak dapat memberikan konstribusi apa-apa. Berbeda ketika Saka, tampil sebagai starter terlebih dahulu ia tampak lebih trengginas dan cepat.

Saat drama tos-tosan adu penalti dimulai, sebenarnya tak ada yang salah dengan taktik dan strategi Southgate tidak salah. Karena penendang penalti Italia, Andrea Belotti sempat gagal mencetak gol penalti. Hal Ini membawa angin segar bagi Inggris.

Namun kegagalan tiga penendang Inggris selanjutnya, yang merupakan pemain pengganti yang sudah dipersiapkan secara matang oleh Southgate sebagai eksekutor, gagal menjalankan tugasnya dengan baik.

Tendangan Marcus Rashford menerpa mistar gawang, serta dua penendang penalti Jadon Sancho dan Bukayo Saka berhasil ditepis oleh Donnarumma. Pecahlah euforia kegembiraan para pemain Italia dan suporter yang hadir langsung di Stadion Wembley.

Mancini, memenangi adu taktiknya melawan Southgate. Southgate melakukan kesalahan dalam pemilihan taktik, komposisi pemain, pergantian pemain dan pemilihan pemain saat adu penalti. 

Kaki-kaki pemain Inggris yang belum panas, dipaksa dipilih oleh Southgate. Sancho dan Rashford belum merasakan panasnya rumput hijau Stadion Wembley, sehingga mereka gagal melakukan tendangan penalti. Kemudian pemilihan Bukayo Saka sebagai penendang kelima, pemain muda milik Arsenal, yang baru berusia 19 tahun tentu belum siap harus menanggung beban berat sebagai penendang penentu bagi skuad Inggris dalam adu penalti. 

Gelar ini sangat penting bagi Mancini, karena membuktikan kapasitas ia sebagai pelatih yang berhasil membawa Italia Juara Piala Eropa, apalagi saat sebagai pemain ia gagal mempersembahkan gelar mayor bagi Italia. Dan ini juga menjadi gelar Juara Piala Eropa kedua bagi Italia, setelah sebelumnya mereka pernah Juara di tahun 1968.

Selamat buat Italia, sayang sekali lagu Football is coming home batal dinyanyikan oleh fans Inggris di Stadion Wembley, karena Inggris gagal menjadi juara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun