Italia tim paling atraktif dan menarik untuk ditonton, itulah gambaran Italia saat ini, selama kejuaran Euro 2020. Wajah permainan Italia telah berubah sejak Roberto Mancini menangani Italia, tidak ada lagi yang Namanya pertahanan gerendel atau "catenaccio" yang menjadi ciri khas Italia selama ini.
Italia memang sudah sejak lama mempunyai ketangguhan di lini belakang mereka. Sistem pertahanan berlapis atau kalau meminjam istilah Jose Mourinho "memarkir bus"  yang selama ini mereka terapkan itulah yang dinamakan Catenaccio. Sehingga tak salah jika Italia tidak pernah kekurangan bek handal dari masa ke masa, sebut saja  Claudio Gentile, Gaetano Scirea, Franco Baresi, Paolo Maldini, Alessandro Costacurta, Alessandro Nesta, Fabio Cannavaro, serta dua bek Euro 2020 kali ini Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci .
Pola permainan yang selama ini pelatih Italia terapkan dengan pendekatan bermain bertahan dan melukai lawan saat mereka lengah. Membuat penikmat sepakbola kurang menikmati permainan Timnas Italia di ajang internasional
Wajah Italia telah disulap oleh Mancini, Permainan dengan pola menyerang dengan sepakbola mengalir dari kaki ke kaki dipadukan dengan keseimbangan dalam bertahan serta memadukan kolektifitas tim. Itu menjadi ciri khas Italia saat ini, di era pelatih Mancini. Jadi sangat wajar dan tidak aneh, jika sebelum laga melawan Belgia Mancini mencatatkan rekor tidak terkalahkan di 31 laga menangani Italia.
Sebelum menghadapi Belgia di babak perempatfinal, Italia lebih dahulu menyapu bersih semua laga di babak penyisihan grup dengan poin sempurna yaitu 9. Kemudian di babak 16 besar, walaupun Italia mampu menguasai jalannya pertandingan namun Italia kesulitan dalam menciptakan gol. Akhirnya Italia mengalahkan Austria dengan skor 2-1, melalui babak perpanjangan waktu.
Bertemu Belgia di babak perempatfinal, membuat para pecinta sepakbola bertanya-tanya. Apakah Roberto Mancini, berani bermain dengan pola menyerang melawan Tim Belgia yang mempunyai serangan balik paling berbahaya selama Euro 2020. Nama-nama Kevin de Bruyne, Romelul Lukaku dan Thorgan Hazard sewaktu-waktu dapat menghukum Italia setiap saat.
Mancini, sang arsitek Italia tetap pada pendiriannya yaitu tetap mengusung pola menyerang. Tampil dengan pola andalan 4-3-3, Italia sedikit merubah pola penyerangan dengan memasukkan Federico Chiesa dan Marco Verratti. Chiesa untuk kedua kalinya tampil sebagai starter, sedangkan Verratti yang di dua laga awal tidak menjadi starter, kemudian dalam tiga laga terakhir selalu masuk dalam starting line-up pilihan Mancini.
Absennya Eden Hazard di babak perempatfinal, memudahkan Marco Verratti, Jorginho dan Nicolo Barella untuk menguasai area lini tengah. Belgia lebih banyak menunggu untuk memanfaatkan momen serangan balik. Secara keseluruhan Italia tampil lebih mendominasi dengan penguasaan bola 54 persen berbanding 46 persen, kemudian untuk shots on target Italia juga unggul 4 berbanding 3, dan untuk shots off target Italia Kembali unggul atas Belgia, yaitu 5 berbanding 4.
Jalannya pertandingan di babak pertama, kedua tim berani tampil terbuka. Namun penguasaan bola dan ketenangan Italia dalam melancarkan serangan membuat Italia unggul dengan skor 2-1 di babak pertama.