Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Untuk Mengakhiri Puasa Gelar Selama 28 Tahun, Indonesia Harus Melewati Grup Neraka

25 November 2019   08:57 Diperbarui: 25 November 2019   09:12 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Timnas Indonesia U-22 merayakan gol yang dicetak Egy Maulana Vikri ke gawang Timnas Iran U-23 pada laga uji coba internasional di Stadion Pakansari, Bogor, Sabtu (16/11). Indonesia menang 2-1 atas Iran. (Bola.com/Yoppy Renato) 

Seperti yang kita ketahui, umat beragama Islam rutin setiap setahun sekali menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Ujian selama menjalankan ibadah puasa sangatlah berat, selain harus menahan rasa haus dan lapar. Setiap umat muslim yang menjalankan ibadah puasa harus bisa menahan hawa nafsu, baik itu hawa nafsu rasa marah, kemaksiatan maupun hawa nafsu lainnya.

Ujian berat harus dilalui selama satu bulan penuh, banyak godaan yang menggoda untuk membatalkan puasa. Godaan bisa datang dari teman, godaan makanan, dan godaan nafsu lainnya. jika mampu melewatinya, janji Allah adalah menghapus dosa selama setahun yang lalu pada saat hari kemenangan, yaitu hari raya Idul Fitri.

Puasa gelar juga sedang dialami oleh Timnas Indonesia, selama 28 tahun timnas Indonesia belum merasakan lagi nikmatnya, meraih medali emas Sea Games. Selama 28 tahun menanti puasa gelar, banyak sekali masalah yang menerpa persepakbolaan Indonesia, mulai dari mafia wasit di awal-awal liga Indonesia bergulir, sepakbola gajah di piala Tiger 1998, dualisme kepengurusan PSSI, disanksi FIFA dan sampai yang terakhir kasus pengaturan skor liga 3.

Sepakbola Indonesia sepertinya lebih senang tergoda untuk membatalkan puasa, daripada menahan hawa nafsu selama penantian 28 tahun tanpa gelar tersebut.

Perhelatan Sea Games ke-30 2019 di Filipina, merupakan Sea Games edisi ke-14 (sejak meraih emas pada Sea Games 1991) buat Timnas Indonesia mencoba peruntungannya  untuk merebut kembali medali emas. Dalam 13 edisi sebelumnya, Indonesia gagal meraih medali emas.

Prestasi terbaiknya ketika mencapai babak final di Sea Games 1997, 2011 dan 2013. Tetapi, semuanya kandas di partai puncak, sehingga harus puas dengan raihan medali perak.

Di Sea Games tahun ini, timnas Indonesia tergabung dalam grup neraka, Indonesia tergabung di grup B. Skuad asuhan Indra Sjafri harus bersaing dengan Thailand, Vietnam, Singapura, Laos dan Brunei Darussalam. Thailand dan Vietnam menjadi unggulan untuk lolos ke babak semifinal.

Berbicara mengenai event, Sea Games ke-30 di Filipina, tentu publik sepakbola Indonesia akan teringat momen 28 tahun yang lalu. Skuad asuhan Anatoli Polosin, berhasil meraih medali emas Sea Games 1991 di Manila, Filipina. Indonesia di final mengalahkan Thailand melalui adu penalti, setelah dalam waktu normal bermain dengan skor kacamata.

Cerita aksi heroik pada saat adu penalti, ketika kiper Eddy Harto menggagalkan tendangan penalti pemain Thailand dan eksekusi tendangan penalti terakhir dari timnas Indonesia dituntaskan dengan sempurna oleh Sudirman. Gol penalti dari Sudirman, menjadi gol penentu kemenangan yang berbuah medali emas. Momen tersebut sangat langka, karena sampai 28 tahun raihan medali emas Sea Games belum kembali diraih oleh timnas Indonesia.

Momen tersebut yang ingin di ulang oleh skuad timnas Indonesia di Sea Games 2019 Filipina, kebetulan venue lokasi pertandingannya sama di Stadion Rizal Memorial, Manila. Semoga terjadi "de javu", timnas Indonesia meraih medali emas di Sea Games 2019 seperti saat meraih medali emas di Sea Games 1991.

Salah satu pemain peraih medali emas Sea Games 1991, Salahudin yang sekarang melatih Persis Solo memberi petuah untuk skuad timnas Indonesia yang akan berlaga di Sea Games 2019.  "Saran saya pemain bersungguh-sungguh, tetap rendah hati, percaya diri, dan disiplin. Tidak ada yang tidak mungkin. Taati perturan dan instruksi dari pelatih.

Karena sudah lama sekali medali emas belum bisa diraih," terang Salahudin. Kemudia ia menambahkan lagi "Timnas Indonesia U-22 punya modal bagus. Saya berharap kali ini sepak bola membawa pulang medali emas. Jaga kondisi saja, fokus persiapan bertanding. Zaman dulu saya bermain berbeda dengan sekarang. Dulu di Filipina sedang tidak kondusif, kami latihan saja dijaga tentara di atas genteng," ujarnya.

Untuk mengulang momen 28 tahun yang lalu, di laga perdana skuad asuhan Indra Sjafri akan menghadapi lawan tangguh, Thailand. Laga akan dilangsungkan pada hari Selasa (26/11/2019), pukul 15.00 wib di Rizal Memorial Stadium, Manila. Laga ini tentunya tidak mudah untuk timnas Indonesia, karena Thailand berstatus sebagai juara bertahan edisi Sea Games sebelumnya. Pertandingan pertama, biasanya sangat berat untuk kedua tim.

Dikutip dari laman resmi PSSI, M. Rafli mengatakan "semua pemainsudah siap melawan Thailand, kami akan berjuang habis-habisan dan berupaya memberikan hasil terbaik". Target nedali emas yang dipatok oleh PSSI, tentunya menjadi motivasi tersendiri bagi Nurhidayat dkk, untuk membuktikan kemampuan mereka di ajang Sea Games ini.

Sementara pelatih Indra Sjafri sudah mempersiapkan strategi untuk mengalahkan Thailand. Pelatih sudah paham dengan kekuatan dan gaya bermain Thailand. Sehingga pelatih dan pemain mematangkan strategi ketika berlatih jelang menghadapi Thailand sampai dengan hari H pertandingan. Dan kabar baiknya semua pemain dalam kondisi fit dan siap tempur untuk laga lawan Thailand. Kemenangan menjadi harga mati, untuk memudahkan langkah Indonesia di laga selanjutnya.

Dari kubu Thailand, sebagian pemain dalam kondisi kelelahan, karena liga Thailand baru saja usai dan ada pemain yang membela timnas senior. Faktor padatnya pertandingan yang membuat beberapa pemain Thailand kelelahan. Selain itu, pelatih Thailand Akira Nishino mengungkapkan tentang keluhan jauhnya lokasi latihan harus menempuh waktu 2 jam dan makanan yang disediakan pihak panitia tidak bagus untuk atlet.

Tidak hanya itu, ia juga membahas soal persaingan di grup B mempunyai para pesaing yang berat, sehingga tidak mudah tetapi ia akan berusaha memberikan yang terbaik. Sea Games 2019 bisa dibilang sebagai ajang pemanasan Thailand sebelum bermain di Piala Asia U-23 pada Januari 2020, kebetulan Thailand bertindak sebagai tuan rumah.

Pertandingan antara Indonesia melawan Thailand, akan berjalan dengan menarik. Karena kedua tim sudah sering bertemu dalam pertandingan resmi di tingkatan level usia, mulai dari piala AFF U-15 dan Piala AFF U-18. Adu gengsi dan pamer kekuatan akan menjadi tontonan yang tidak boleh terlewatkan.  Faktor kelelahan yang dialami oleh beberapa pemain Thailand, dapat dimanfaatkan timnas Indonesia dengan lebih mengintensitaskan serangan ke pertahanan Thailand dan mempressing pemain Thailand ketika menguasai bola.

Pecinta sepakbola tanah air berharap, hasil akhir akan berpihak kepada timnas Indonesia dengan memperoleh 3 poin di laga perdana melawan Thailand. Semoga perjuangan berat yang dimulai dari grup neraka, akan berakhir di Surga, dengan memperoleh medali emas Sea Games 2019. Sehingga akan mengakhiri puasa gelar timnas Indonesia selama 28 tahun. Doa seluruh masyarakat Indonesia mengiringi perjuangan timnas Indonesia selama bertanding di Sea Games 2019.

Salam hangat dan salam medali emas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun