Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dulu Tak Diminati, Sekarang Pekerjaan PNS Jadi Incaran, Apakah yang Menjadi Alasan Pendaftar CPNS 2019?

14 November 2019   00:45 Diperbarui: 16 November 2019   10:08 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pengumuman CPNS 2019. Foto: bkpsdm.baritoselatankab.go.id 

Roda telah berputar dan mengalami banyak perubahan, dulu sebelum ada reformasi tahun 1998 pekerjaan menjadi abdi pemerintah atau PNS tidak diminati oleh banyak orang. Salah satu alasan utama pada saat itu, kecilnya gaji sebagai seorang PNS. Dibandingkan gaji pekerja pabrik atau pekerja swasta, gaji PNS memang relatif lebih kecil.

Saya mendapati cerita dari seorang tetangga sekitar tahun 2004, saat saya masih duduk dibangku sekolah SMA, sebut saja namanya Slamet. Pada saat itu, slamet mendapatkan tawaran kerja untuk menjadi guru honorer di dekat rumah tinggalnya, sekitar tahun 1991 Slamet sudah lulus sekolah SMK. 

Lulusan SMK atau SMA pada tahun 1991, kalau diibaratkan zaman sekarang seperti lulusan sarjana. Karena dulu masih jarang lulusan sarjana, kecuali anak orang mampu. 

Slamet menolak ajakan untuk menjadi guru honorer, alasannya karena gaji kecil yang akan diterimanya. Sebelum era reformasi, rata-rata penghasilan PNS sangat pas-pasan untuk hidup atau bahkan mungkin kurang. Gaji yang relatif kecil menjadi alasan Slamet ataupun Slamet-Slamet lainnya menolak bekerja sebagai PNS pada saat itu.

Slamet sudah menentukan pilihannya, menjadi karyawan pabrik swasta. Karirnya begitu cemerlang sehingga dalam tempo 4 tahun diangkat menjadi seorang supervisor. 

Tetapi karena kelalaiannya, merokok di area terlarang lingkungan pabrik, Slamet pun akhirnya dipecat. Setelah dipecat, segala macam pekerjaan ditekuni untuk kebutuhan hidup hingga akhirnya, sekarang menjadi tukang buruh bangunan. Dalam hati, Slamet menyesali atas keputusannya di masa lalu, jika waktu itu Slamet menerima pekerjaan guru honorer mungkin saat ini Slamet sudah menjadi Kepala Sekolah.

Sedangkan cerita yang kedua sebut saja namanya, Subeno. Subeno lulusan SMP yang menjadi tenaga Honorer di salah satu Kecamatan, 5 tahun kemudian Subeno dangkat menjadi PNS. 

Alasan subeno menerima pekerjaan tersebut, karena walaupun gaji kecil tapi banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan, sehingga Subeno kerja jadi PNS sambil kerja sampingan lainnya. 

Tetapi yang terjadi pada kenyataannya, pekerjaaan Subeno sebagai PNS sebenarnya hanya jadi sampingan, pekerjaan utamanya menjadi makelaran. Karena banyak waktu kerja sebagai PNS, yang dia tinggalkan, sungguh ironis jika melihat kenyataannya pada saat itu. 

Sekarang Subeno menjelang usia pensiun, hanya menjadi staf kecamatan biasa, karena dari awal niatnya menjadi PNS bukan untuk mengabdi pada negara, tetapi hanya untuk sampingan saja.

Gaji PNS mulai ada perbaikan, semenjak era pemerintahan Presiden Alm. Gus Dur, Alm. Gus Dur menaikkan gaji PNS hampir 3x lipat, golongan terendah I.a dari Rp. 135.000,- menjadi Rp. 500.000,- terjadi pada tahun 2001. 

Setelah pergantian Presiden, dari Era Presiden Megawati, SBY dan Jokowi. Kesejahteraan PNS diperhatikan, selalu ada kenaikan gaji PNS walaupun tidak setiap tahun, contoh gaji PNS golongan terendah I.a dari Rp. 500.000,- pada tahun 2001, terus ada kenaikan dan di tahun 2019 menjadi Rp. 1.560.800,-

Selain mendapatan gaji, PNS juga mendapatkan tunjangan keluarga, tunjangan beras, tunjangan jabatan, uang makan (khusus PNS Pusat), tunjangan kinerja PNS pusat (khusus tunjangan kinerja PNS dilingkungan Pemprov atau Pemda disesuaikan dengan anggaran masing-masing), sedangkan untuk guru namanya tunjangan sertifikasi. Sertifikasi guru mulai diberikan tahun 2007, sedangkan tunjangn kinerja PNS pusat diberikan sejak ada reformasi birokrasi di tahun 2010.

Sejak gaji sertifikasi guru ataupun tunjangan kinerja diberikan, selama 10 tahun terakhir lowongan penerimaan CPNS menjadi primadona. Karena PNS semakin sejahtera, sebagai contoh jika lolos sebagai PNS tahun 2019, dengan ijazah sarjana maka akan masuk golongan III.a, dan mendapatkan gaji pokok golongan III.a Rp. 2.579.400.

Penghasilan yang tentunya lumayan untuk saat ini. Jika dibandingkan dengan sebelum era reformasi, saat itu untuk kebutuhan hidup pas-pasan. Penghasilan take home pay PNS saat ini, sangat cukup untuk biaya hidup, tetapi sangat kurang untuk gaya hidup. Tergantung dari sudut mana, PNS tersebut dapat bersyukur, caranya bersyukur dengan mengelola keuangan dengan baik dan tidak hidup boros atau foya-foya.

Sejak 10 tahun terakhir, peminat untuk menjadi PNS semakin besar. Data dari BKN untuk pendaftaran seleksi CPNS tahun 2018 kemarin tercatat sebanyak 4.436.694 akun. 

Sementara jumlah pelamar yang menuntaskan pendaftaran di situs sebanyak 3.627.981 orang. Salah satu yang melatar belakangi, karena pendapatan PNS lumayan besar dan masih mendapatkan uang pensiun ketika sudah tidak aktif bekerja. 

Selain itu, pikiran kebanyakan orang bahwa jadi PNS kerjanya santai dan banyak waktu luangnya. Karena paradigma pihak luar, masih menyamakan dengan PNS zaman dulu sebelum ada reformasi birokrasi. 

PNS datang untuk absen, kemudian setelah absen duduk santai ngopi sambil baca koran tanpa ada produktifitas pekerjaan untuk menunggu jam absen pulang.

Apakah alasan tersebut, masih terlintas dalam benak pendaftar, ketika akan mengikuti Pendaftaran Seleksi CPNS tahun 2019? Jika masih ada yang berfikiran seperti itu, lebih baik pendaftar tersebut mengundurkan diri untuk tidak mengikuti tahapan tes selanjutnya. Sebagai abdi negara atau abdi pemerintah. 

Selayaknya, harus bekerja semaksimal mungkin untuk menjadi pelayan yang baik untuk rakyat. Karena PNS digaji dari uang rakyat, PNS tidak boleh santai ataupun berleha-leha. Tantangan ke depan Bangsa Indonesia semakin berat, jika masih ada PNS yang berfikiran sama seperti era 1990-an maka Bangsa ini tidak akan maju.

Seperti yang disampaikan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana pada tahun 2018, seorang PNS setidaknya harus memiliki 10 kompetensi soft skill (nonteknis). 

Bima menjelaskan, perubahan lingkungan saat ini disebabkan salah satunya oleh revolusi teknologi 4.0 (sistem teknologi digital). Revolusi teknologi 4.0 tersebut dapat berpengaruh terhadap pekerjaan, pekerja dan tempat kerja. 

Kompetensi PNS yang dibutuhkan saat ini bukan hanya piawai dalam hal teknis. Namun yang juga memiliki keterampilan nonteknis. Penjabaran kompetensi soft skill yang dibutuhkan PNS masa kini agar dapat menghadapi tantangan perubahan. Keterampilan tersebut meliputi :

  • kemampuan memecahkan masalah kompleks,
  • berpikir kritis,
  • kreatif,
  • manejemen manusia,
  • kemampuan berkoordinasi,
  • memiliki kecerdasan emosional,
  • keterampilan dalam hal memberikan penilaian dan membuat keputusan,
  • berorientasi pelayanan,
  • memiliki kemampuan negosiasi,
  • fleksibilitas kognitif.

Untuk menjembatani gap (jarak) antar generasi yang kerap muncul dalam dinamika organisasi, perlu kebesaran jiwa generasi old untuk memahami generasi zaman now. Untuk menyatukan dua generasi itu, akan lebih mudah jika generasi yang tua memahami yang muda daripada sebaliknya.

Sehingga untuk pendaftar CPNS 2019, sebaiknya luruskan niat. Niatkan diri, tujuan mendaftar CPNS 2019 untuk pengabdian kepada negara atau pemerintah. Karena bangsa Indonesia membutuhkan orang-orang yang siap menghadapi perubahan zaman. 

Jika seluruh insan PNS dapat bekerja dengan baik, tanpa pungli dan korupsi maka bangsa Indonesia akan semakin maju, dan masyarakat akan merasa puas karena mendapatkan pelayanan terbaik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun