Di Negara lain bahkan ketika Timnas gagal Ketua Asosiasi mundur dari jabatannya, contohnya ketika Carlo Tavecchio mundur dari jabatan presiden FIGC setelah Timnas Italia gagal masuk ke Piala Dunia 2018. Nah...., kalau di Indonesia apapun hasil prestasi timnas, ketua PSSI tetap 'kekeuh" tidak mau melepas jabatannya.
Sepakbola Indonesia di Tahun 2019 sedang berada dalam titik terendah. Dimulai dengan diguncangnya kasus skandal pengaturan skor Liga 3, Timnas Garuda Muda kelompok umur U-15 dan U-18 gagal di Piala AFF sama-sama kandas di semifinal.
Timnas Indonesia mengalami dua kekalahan beruntun di kandang sendiri dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 Menyebabkan peluang Indonesia lolos ke Babak Ketiga menipis, serta membuat peluang Indonesia lolos ke Piala Asia 2023 semakin berat.
Akibat kekalahan ini, sempat ada isu pemecatan pelatih Simon Mcmenemy mengemuka dan semakin membuat publik sepakbola Indonesia menjadi tidak percaya dengan kinerja PSSI. Kabar baiknya, Timnas U-16 lolos ke Piala Asia U-16 2020 di Bahrain, karena menjadi salah satu runner up terbaik.
Kabar ini tentunya, seperti oase ditengah gurun pasir. Timnas garuda muda menjadi harapan dimasa datang. Dalam tempo sepekan ini Timnas senior akan kembali bertanding dalam lanjutan laga Pra Piala Dunia 2022 tandang ke UEA (10/10/2019) dan bermain kandang melawan Vietnam (15/10/2019).
Dua laga berat harus dijalani oleh Timnas Senior, jika hasilnya negatif maka Pelatih Simon Mcmenemy harus bersiap dengan resiko (pemecatan) dari PSSI.
Melihat lagi ke belakang sepakbola Indonesia di tahun 1980-an sampai awal 1990-an pernah mengalami masa jaya, Indonesia begitu disegani tidak hanya dikawasan Asia Tenggra tetapi juga benua Asia. Berbagai masalah dan kasus yang terjadi dalam sepakbola Indonesia mengakibatkan Prestasi Sepakbola Indonesia terjun bebas.
Masalah atau dosa besar dalam sepakbola yang mengemuka ke publik dimulai dari kasus mafia wasit di Liga Indonesia 1998, Gol bunuh diri melawan Thailand di Semifinal Piala Tiger 1998 (saat ini bernama Piala AFF), Dualisme Liga Tahun 2011 dan Dualisme kepengerusun PSSI Tahun 2012, Kasus sepakbola gajah yang melibatkan PSIS Vs PSS di babak 8 besar Divisi Utama Liga Indonesia 2014, dan puncaknya saat PSSI dibekukan oleh Fifa di Tahun 2015.
Di saat Negara rival di Asia Tenggara berlomba-lomba mengejar prestasi, sepakbola Indonesia masih sibuk menyelesaikan segala masalah yang menghampiri PSSI. Ibarat penyakit, saat ini PSSI sedang mengidap penyakit kronis yang belum bisa disembuhkan oleh dokter.
Harusnya ini menjadi pekerjaan rumah dan bahan instropeksi bagi seluruh pengurus PSSI menjelang pemilihan ketua umum PSSI periode 2020-2024. Harus ada gebrakan atau inovasi dalam mengurus sepakbola Indonesia, cara-cara lama yang hasilnya tidak berhasil harus diganti.
Jika selama ini pengurus PSSI hanya fokus dalam urusan teknis dan non teknis, hasilnya pun tidak ada perubahan bahkan mengalami kemunduran, maka sisi spiritual perlu dibenahi. Pengakuan dosa dimasa lalu walaupun itu bukan kesalahan pengurus PSSI sekarang.