Mohon tunggu...
Sonta Frisca Manalu
Sonta Frisca Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - I'm falling in love

You are never fully dressed without a smile

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ini Bedanya Songket Asli dengan Songket Palsu

19 Februari 2016   08:55 Diperbarui: 4 April 2017   16:24 3842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Bapak Ruf, para perempuan Lombok sejak dari kecil sudah harus belajar menemun kain songket. Dahulu mulai usia 7 tahun, anak perempuan sudah harus mulai belajar menenun. Namun saat ini di usia sekitar 15 tahunan anak perempuan baru mulai belajar karena mereka lebih konsentrasi dulu dengan kegiatan sekolahnya.  Masih menurutnya, perempuan harus bisa menenun agar bisa atau boleh menikah. Itu hukumnya wajib di Lombok.

Kami para Kompasioner perempuan pun kemudian ditawari untuk belajar menenun. Kami pun duduk selonjor di depan meja tenun. Kemudian sebuah kayu diikatkan ke bagian belakang badan kami. Ternyata tak sulit menenun kain songket, yang penting sabar dan teliti karena satu lembar kain songket membutuhkan waktu sebulan  bahkan bisa lebih, tergantung dari tingkat kesulitan pola dan warna yang dipilih penenun.

[Belajar menenun dengan pengrajin kain songket di Dharmasetya Lombok ]

Kembali mengenai kain yang asli dan tidak, menurut Bapak Ruf, karena kain songket asli dibuat oleh tenaga manusia, bukan tenaga mesin, tenunan kain songket biasanya tidak sempurna, ada beberapa kesalahan yang biasanya terjadi. Masih menurut beliau, biasanya orang-orang Indonesia tidak menyukai hal-hal tersebut. Berbeda dengan wisatawan mancanegara yang menganggap hal tersebut sesuatu yang sungguh unik dan dicari oleh mereka. Nah, jika Anda membeli kain songket buatan pabrik, pastinya tidak akan pernah terjadi kesalahan-kesalahan tersebut karena mesin telah di-setting dengan tepat.

Itu salah satu ciri-ciri kain songket yang asli. Selain itu, hal terpenting agar memastikan kain songket yang Anda beli asli atau tidak, Anda harus pilah pilih tempat membelinya. Jika mau membeli kain songket yang asli, sebaiknya Anda membeli langsung di tempat pengrajinnya.  Mereka tidak akan membohongi Anda dengan menjual kain songket yang palsu. Selain itu, mereka mempunyai banyak pilihan kain songket dengan pola dan warna yang cantik.

Dharmastya misalnya, selain mempunyai workshop pembuatan kain songket, juga memiliki toko yang menjual hasil karya mereka. Tempatnya luas dan nyaman. Di sini tidak hanya di jual kain songket, Dharmasetya juga menjual  tenun ikat dan juga  kain batik Sasambo Lombok. Selain kain-kainan, Dharmasetya juga memiliki ruang pamer berbagai hasil ukiran kayu yang merupakan hasil kerajinan kampung tetangga.

Tips terakhir perihal tempat membeli kain songket dapat juga Anda pakai saat ingin membeli suvenir lainnya. Karena menurut penjual suvenir di hotel kami, sebelum saya, ada seorang ibu yang juga merasa tertipu karena telah membeli gelang mutiara dengan harga yang cukup  mahal. Padahal gelang yang sama dijual hanya setengah harga di tempat penjualan suvenir di hotel. Wahh, saya masih lebih beruntung karena harga songket hanya ratusan ribu saja. Ibu itu membeli gelang berlian yang harganya jutaan rupiah.

Bagi Anda yang ingin berkunjung ke Lombok, jangan takut. Anda cukup berhati-hati saja.

Ini Tugas Siapa?

Menurut Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli, dalam pidatonya di Hari Pers Nasional di Hotel Lombok Raya (8/2/16), sektor pariwisata membutuhkan usaha yang mesti terintegrasi, dari hal besar hingga ke hal-hal kecil, mulai dari keamanan hingga keramahtamahan. Jika dalam suatu waktu dan tempat ada dua hal yang kurang mengenakkkan terjadi, hal-hal kecil tersebut bisa membuat para wisatawan kapok, bahkan berita tersebut dapat menimbulkan hal-hal yang negatif, seperti penurunan jumlah wisatawan yang akhirnya berakibat buruk pada kesejahteraan masyarakat setempat.

Jangan sampai nila setitik, hancur susu sebelanga. Sepertinya itu peribahasa yang tepat untuk menggambarkan situasi ini. Pertanyaannya, instansi manakah yang bertugas memberi  penjelasan-penjelasan ke masyarakat sehingga hal-hal tersebut tidak lagi terjadi. Adakah di antara teman-teman yang mengetahui  jawaban dari pertanyaan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun