Dalam sepakbola, ada kebiasaan para pemain melambaikan tangan untuk memberitahu wasit atau Asisten Wasit bahwa telah terjadi pelanggaran oleh pemain lawan. Umumnya dilakukan oleh pemain belakang yang mengisyaratkan telah terjadi offside. Ini sering kali terjadi, apalagi bila saat itu pemain lawan berpotensi dapat mencetak gol. Sebenarnya tak hanya offside saja, lambaian tangan pemain bisa juga mengisyaratkan telah terjadi pelanggaran lain, misalnya handsball.
Tapi, apakah sebenarnya pemain perlu melakukan hal itu? Dengan melambaikan tangan untuk memberitahu telah terjadi sesuatu pelanggaran?
Kasus paling gres yang terjadi, yaitu ketika Italia dikalahkan oleh Makedonia Utara dalam laga Play Off Piala Dunia 2022 yang digelar di Stadion Renzo Barbera, Palermo, Italia. Pertandingan digelar pada tanggal 25 Maret 2022. Bertindak sebagai tuan rumah, Italia malah gagal menang. Pada injury time, tendangan gawang dilakukan kiper Makedonia Utara, Dimitrievski. Pemain Makedonia Utara memenangi duel udara di lapangan tengah melawan pemain Italia, Alessandro Bastoni. Bola jatuh ke kaki Aleksandar Trajkovski. Jorginho sempat menoleh ke arah Bastoni dan melambaikan tangan menandakan telah terjadi handsball. Wasit tak terpengaruh lambaian tangan Jorginho.
Jorginho sempat mencoba membayangi Trajkovski. Lambaian tangan membuat Jorginho jadi kurang fokus. Trajkovski pun melepaskan tembakan dari luar kotak penalti yang gagal dijangkau oleh Gianluigi Donnarumma. Protes sempat dilakukan Jorginho dan satu pemain Italia lainnya.
Tapi benarkah terjadi handsball? Video Assistant Referee alias VAR membuktikan bahwa tidak terjadi handsball dan gol itu sah. Skor 1-0 untuk Makedonia Utara. Gol itu terjadi di menit 90+2. Â Italia pun terdepak dan gagal lolos ke Piala Dunia Qatar 2022.
VAR adalah asisten wasit sepak bola yang bertugas meninjau keputusan wasit kepala dengan melihat rekaman video dan headset sebagai alat komunikasi. VAR dimasukkan ke dalam Laws of the Game oleh International Football Association Board (IFAB) pada tahun 2018. Serie A Italia telah menggunakan VAR. Inggris juga telah menerapkan VAR pada Premier League periode 2019/2020. Tujuan VAR sebenarnya agar pertandingan berjalan dengan fair dengan meminimalkan kesalahan yang dibuat oleh manusia.
Pertanyaannya, mengapa Jorginho perlu melambaikan tangannya? Toh sudah ada VAR. Bila memang nanti ada pelanggaran tersebut, VAR akan memberitahu wasit bahwa telah terjadi pelanggaran. Seandainya Jorginho tidak melambaikan tangannya dan mencoba menghentikan aksi Trajkovski, hasilnya bisa jadi lain. Karena pada saat itu, posisi Jorginho berada dekat dengan Trajkovski. Dengan melambaikan tangannya, pergerakan Jorginho menjadi terhambat walau hanya sepersekian detik saja. Jika tidak melambaikan tangan, Jorginho bahkan mungkin saja dapat menekel Trajkovski.
Dalam pertandingan yang telah menggunakan VAR, saya sendiri tidak setuju jika pemain melambaikan tangannya. Mengapa? Karena hal itu dapat mengganggu jalannya pertandingan secara keseluruhan. Pertama, wasit dan asisten wasit dapat terpengaruh oleh gerakan tangan pemain. Dan ini sudah sering terjadi. Walau memang saat ini para wasit sudah terbiasa dari tindakan pemain yang melambaikan tangannya.
Kedua, tak hanya pengadil lapangan, pemain satu tim dan lawan juga dapat terpengaruh. Pemain lawan atau bahkan pemain satu tim bisa saja tidak bereaksi alias diam karena menganggap bahwa memang telah terjadi pelanggaran. Contoh kasus ini terjadi saat pemain Newcastle United, Jonjo Shelvey mencetak gol ke gawang Sheffield United dalam laga Premiere League pada tanggal, 5 Desember 2019. Pertandingan berlangsung di kandang Sheffield United. Menerima umpan lambung dari sisi kiri pertahanan, Shelvey yang posisinya saat itu berada di tengah lapangan, langsung berlari ke arah gawang lawan. Seorang pemain belakang Sheffield United melambaikan tangannya menandakan telah terjadi offside. Asisten Wasit, nampaknya terpengaruh, lalu mengangkat bendera telah terjadi offside. Pemain Sheffield United lainnya tidak bereaksi apapun, karena melihat bendera telah diangkat oleh Asisten Wasit. Tapi wasit sendiri tidak menghentikan jalannya pertandingan. Kiper Sheffield United saat berhadapan dengan Shelvey pun terlihat ogah-ogahan dan tidak berusaha sekuat tenaga menahan laju Shelvey. Akhirnya bola berhasil diceploskan Shelvey. Bahkan komentator di televisi mengatakan bahwa akibat tindakan Shelvey yang masih terus melanjutkan permainan saat Asisten Wasit telah mengangkat bendera akan dikenai kartu kuning oleh wasit. Setelah gol, beberapa menit kemudian wasit diberitahu oleh VAR untuk melihat lagi tayang ulang proses terjadinya gol. VAR pun membuktikan gol itu sah. Skor 2-0 untuk Newcastle. Â
Dan terakhir, tindakan lambaian tangan ini dapat mempengaruhi mereka yang berada di luar lapangan, seperti ofisial tim, penonton di stadion, komentator di televisi, dan juga para pemirsa yang menyaksikan di televisi. Bila penonton di stadion terpengaruh, misalnya saja dengan berteriak atau melempar barang ke dalam lapangan, bisa jadi wasit pun akan ikut terpengaruh nantinya.
Apa memang pemain tak boleh melambaikan tangan untuk mengisyaratkan telah terjadi sesuatu? Masalahnya, bila yang dimaksud pelanggaran offside misalnya, pemain yang melambaikan tangan sebenarnya tidak dalam posisi yang benar-benar mengetahui. Siapa yang mengetahuinya offside atau tidaknya seorang pemain? Tentu saja VAR jawabnya. Terlepas dari kekurangan yang dimiliki VAR. Tak hanya offside, VAR juga akan melihat pelanggaran lainnya yang mungkin terjadi.
Oleh karena itu, saya setuju bila ada pemain yang melambaikan tangannya, wasit dapat memberinya kartu kuning. FIFA perlu memikirkan lagi aturan ini. Peraturan ini dapat disosialisasi terlebih dahulu sebelumnya atau bila perlu dilakukan uji coba, agar pemain tidak kaget. Tentu saja, seperti yang dikatakan sebelumnya, aturan ini bisa berlaku bila pertandingan tersebut telah menggunakan VAR. Aturan ini sebenarnya juga ada sisi positifnya, yaitu pemain dan wasit dapat fokus ke pertandingan.
Jadi biarkan VAR bekerja. Pemain tak perlu repot-repot sampai melambaikan tangan segala. Bila pemain masih melambaikan tangan, apa gunanya VAR kalau begitu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H