ROLL CREDITS
SUPER: MASA KINI
EXT. KAMPUS - PAGI
ZICO berjalan melihat-lihat sekelilingnya.
Kendaraan yang berlalu lalang.
Pejalan kaki di trotoar.
Ia menoleh ke kanan kiri.
Menyeberang jalan.
Menundukkan kepala.
Menengadah. Melihat-lihat.
LANGIT KELABU di atas kepalanya.
Melangkah lagi.
END CREDITS
EXT. TROTOAR BALAIRUNG
Pelan-pelan KAKINYA berhenti di pinggir jalan depan Balairung.
Di kejauhan seseorang seperti MAHASISWI duduk dekat salah satu pilarnya.
ZICO menengok ke arahnya.
MEMICING-MICINGKAN matanya.
                            ZICO
                        (kepadanya)
                Hei...!!
Dari kejauhan mahasiswi itu menengok.
Menaruh kedua telapak tangannya di atas matanya.
Menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.
                            ZICO
                Sampai jumpa di akhirat...!!
Ia melambaikan tangannya kepada sang mahasiswi.
Berpaling. Berjalan lagi.
                      MAHASISWI TAK
                       DIKENAL (O.S.)
                Tunggu...!!
ZICO menoleh ke arahnya.
Mahasiswi itu meloncat dari teras. BERLARI ke arahnya.
ZICO menghentikan langkahnya.
Memutar badan menghadap ke jalan.
Menengadahkan kepalanya.
AWAN GELAP berkumpul di atas kepalanya.
LIMA BELAS DETIK KEMUDIAN
Lima meter di belakangnya ada LANGKAH KAKI.
Berangsur BERHENTI.
ZICO bergeming.
                      MAHASISWI TAK
                       DIKENAL (O.S.)
                Filsuf!
Kepala ZICO berputar ke kanan.
Matanya TIDAK.
                      MAHASISWI TAK
                       DIKENAL (O.S.)
                Aku mau melihat calon pengantinku!
Tubuh ZICO BERPUTAR.
Matanya MEMBESAR.
                            ZICO
                          (berbisik)
                INDAHSARI?!
Seorang gadis bertubuh lencir mematung di depan matanya.
Rambutnya diikat EKOR KUDA.
Berbalut BLUS PUTIH.
Bawahnya BERKULOT HITAM.
SEPATU SANDAL KULIT BERTALI-TALI KECIL membungkus kaki langsingnya.
SUPER: DUA HARI SEBELUMNYA - 20 DESEMBER 1986
INT. ALTAR - SORE
SLOW MOTION:
DUA TANGAN menanggalkan mahkota dari kepalanya.
Sang pengantin wanita terisak-isak.
MENUTUP kelopak matanya.
LIMBUNG sekujur tubuhnya.
END SLOW MOTION.
SUPER: SATU JAM SEBELUMNYA
INT. RUANG KONSELING GEREJA - PAGI
INDAH, Raden, seorang pendeta, dan seorang wanita setengah baya duduk melingkar di sofa.
Mantan pengantin wanita itu meletakkan sebuah kotak cincin di meja.
                           INDAH
                      (bersuara serak)
                Saya bertanggung jawab penuh
                atas tindakan saya.
Sekonyong-konyong ia LENGSER dari sofa.
MENYENTAK semua yang duduk.
BERSIMPUH di lantai menghadap mantan pengantin satunya.
                           INDAH
                   (menundukkan kepala)
                Mas, saya sudah berdosa. Dari semula...
Semua ikut MENUNDUKKAN kepala.
Kecuali RADEN.
TATAPAN matanya seolah mencengkeram wajah mantan calon istrinya itu.
                           RADEN
                INDAH...
HENING.
Seisi ruangan membisu seperti ikut menguping.
                           RADEN
                Saya ndak akan pernah memaafkan kamu...
Semua BERPALING menatapnya.
Kecuali INDAH.
                           RADEN
                Kalau kamu ndak nyusul bocah
                itu sekarang juga...
INDAH mengangkat wajah.
Menatap matanya SATU PERSATU.
Pria itu membalasnya dengan TERSENYUM.
                           RADEN
                Kita semua tahu dia belahan jiwamu.
                Kami akan mendoakan kalian berdua.
INDAH memandangi ketiganya satu persatu.
SEMUANYA tersenyum menganggukkan kepala.
SUPER: MASA KINI
EXT. TROTOAR BALAIRUNG
INDAH berlari ke dalam pelukan ZICO.
Yang dipeluk mendekapnya ERAT-ERAT. Seperti tak ada hari esok.
                           INDAH
                  (berbisik di telinganya)
                Jiwa aku rindu belahannya.
                            ZICO
                  (berbisik di telinganya)
                INDAHSARI, kita sudah di surga, ya?
Gadis itu tersenyum berkaca-kaca.
                           INDAH
                  (berbisik di telinganya)
                Belum. Kita masih di Yogya.
Sepasang kekasih yang baru itu BERTATAPAN.
                           INDAH
                     (setengah berbisik)
                Terima kasih sudah muncul
                di gereja untuk aku...
                            ZICO
                     (setengah berbisik)
                Terima kasih sudah nungguÂ
                di altar untuk aku...
                           INDAH
                Kebahagiaan yang dulu pernah hilang,
                sekarang sudah kembali. Dia ndak akan
                pernah hilang lagi.
Dua senyum BERTEMU.
Dua tangan BERJUMPA.
Kaki-kaki MELANGKAH.
Tiba-tiba INDAH berpaling kepadanya.
                           INDAH
                ZICO, mama bagaimana?
SUPER: TIGA TAHUN SILAM - MALAM NATAL 1983
INT. KAMAR MAMA ZICO - MALAM
GELAP.
Di sudut jendela, tampak CELAH yang tak tertutup gorden.
Di bawah lampu teras, basah kuyup ZICO dan INDAH berhadapan.
Wajah mereka BERDEKATAN.
SUPER: TIGA TAHUN SILAM - NATAL 1983
INT. RUANG MAKAN - PAGI
Mamanya langsung BERDIRI.
MENDEKATKAN wajahnya yang merah padam.
Matanya seperti mau KELUAR dari soketnya.
                         MAMA ZICO
                          (berbisik)
                Mam bukan rasis, mam rasional!
Mereka beradu menahan nafas. Menahan kedip.
                        MAMA ZICO
                     (setengah berbisik)
                Baru lulus SMP ae wes macem-macem.
Wanita itu meninggalkannya.
                        MAMA ZICO
                Jadi orang jangan cuma kaya pengetahuan
                tapi ndak punya pertimbangan!
Di tengah lorong, LANGKAHNYA mendadak berhenti.
Sang ibu MEMATUNG.
                        MAMA ZICO
                Mam bukan keberatan sama INDAH.
                Yang mam ndak setuju itu kamu orang
                masih ingusan, tapi sudah pacaran di rumah...
SUPER: MASA KINI
EXT. TROTOAR BALAIRUNG
Sepasang merpati itu melangkah lagi.
ZICO di sisi luar trotoar. INDAH di dalam.
INDAH memegangi lengan kanan ZICO dengan tangan kirinya.
Menggenggam tangan kanan ZICO dengan tangan kanannya.
Tersenyum menyandarkan sisi kepala di pundak kekasihnya.
                           INDAH
                ZICO...
                            ZICO
                Hmm?
                           INDAH
                Kamu ndak keberatan, ta?
ZICO berhenti melangkah.
Menatapnya dengan penuh kasih.
                           INDAH
                Aku tiga tahun lebih senior...
ZICO menutupi mulutnya menahan tawa.
INDAH memandanginya dengan dahi berkerut.
ZICO memutar badan menghadap kekasihnya.
Menepuk kepalanya sendiri. Menepuk kepala sang kekasih.
                            ZICO
                Aku lebih tinggi.
INDAH tersenyum-tersenyum.
ZICO meletakkan kedua tangan di atas kedua bahu kekasihnya.
                            ZICO
                Aku lebih kuat.
Tertunduk tersipu, INDAH menggengam tangan sang kekasih di bahunya.
Berangsur keduanya berjalan lagi.
                            ZICO
                INDAHSARI...
                           INDAH
                Hmm?
                            ZICO
                Kamu ndak keberatan, ta?
INDAH berhenti melangkah.
Menatap kekasihnya dengan penuh sayang.
                            ZICO
                Nunggu aku selesai kuliah...
INDAH tersenyum.
ZICO berpaling menghadapnya.
Gadis itu menaruh TANGAN KANANNYA di dada sang kekasih.
Menaruh TANGAN KIRI di dadanya sendiri.
                           INDAH
                Bersama kamu selamanya milikku,
                aku ndak pernah buru-buru. KanÂ
                sudah terlatih sabar nunggu kamu
                nganter pulang cewek-cewek di persekutuan...
Berseri-seri sepasang kekasih itu bertatapan mata.
Memancarkan CINTA.
GERIMIS tiba.
Keduanya MENENGADAH.
                  ZICO                         INDAH
           (setengah berbisik)           (setengah berbisik)
       Desember...                   Desember...
Berpaling BERTATAPAN lagi.
Wajah mereka BERSINAR. Mata mereka MEMBESAR.
                  ZICO                         INDAH
           (menunjuk langit)            (menunjuk langit)
      Gede-gedene sumber...        Gede-gedene sumber...
Dua sejoli itu tertawa bersamaan.
JEMARI menyelip di tangan.
BERGANDENGAN.
BERAYUN di bawah hujan.
MENYONGSONG jalan yang terbuka di depan.
BERSAMA-SAMA. SEIRING. SEJALAN.
EPILOG
INDAHSARI adalah sebuah karya fiksi.
Versi Bahasa Inggris ("Screenplay") dan versi Bahasa Indonesia ("Naskah Film") adalah coretan penulis yang sama.
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H