INT. KAMAR INDAH - MALAM
TUBUHNYA menelungkup.
KEPALANYA terbenam dalam bantal.
KETUKAN di pintu.
Sebuah TANGAN membukanya dari dalam.
Kepala ZICO bersandar di bingkai pintu.
                            ZICO
                   (berseri-seri, berbisik)
                INDAHSARI!
Ia memamerkan seuntai KALUNG SALIB EMAS di depan wajah INDAH.
Gadis itu langsung menatapnya. Menatap ZICO.
Matanya bersinar. Senyumnya memekar.
                            ZICO
                Aku dikasi Yuna.
SEKEJAP wajah gadis itu merah padam. Senyumnya pun padam.
                            ZICO
                Aku belum pernah pakai kalung.
                Boleh minta tolong?
Ia mengangguk perlahan. Menurunkan wajahnya.
                           INDAH
                          (berbisik)
                Hadap sana.
SLOW MOTION:
ZICO memutar badan. Berdiri membelakanginya.
Mata INDAH berkedip-kedip. BERKACA-KACA.
Kedua tangannya melingkarkan kalung itu di leher ZICO.
Mengusap air matanya sendiri dengan kedua lengannya.
END SLOW MOTION.
Bocah itu berpaling kembali. Matanya terbelalak.
                            ZICO
                INDAHSARI, kalungnya mana?
Ia MENUNJUK leher INDAH yang tak berkalung lagi.
MENATAP matanya satu persatu.
Gadis itu menurunkan wajahnya. Menyembunyikan genangan air matanya.
                           INDAH
                          (berbisik)
                Sudah larut.
ZICO menundukkan kepalanya. Melangkah pergi.
INDAH cepat-cepat menutup pintu.
TAK TERBENDUNG, air matanya turun bagaikan hujan November.
EXT. PANTAI KENJERAN - PAGI
Dua belas motor masuk beriringan ke lahan parkir.
ZICO berboncengan dengan Yuna, George bersama Dani.
INDAH dibonceng Vivi, dan teman-teman persekutuan lainnya.
SIANG
BERTEPUK TANGAN, semua duduk melingkar.
Menyaksikan Ching-Ching MEMUTAR botol kosong di tengah.
                       CHING-CHING
                Truth or dare!!
Botol berhenti berputar. Mulutnya mengarah ke Dani.
Semua bersorak berpaling kepadanya.
                       CHING-CHING
                      (menunjuk Dani)
                Truth or dare!
                            DANI
                Truth.
                       CHING-CHING
                Dari semua yang hadir di sini,
                ada ndak yang kamu taksir?
Dani menurunkan wajahnya. Mengangguk tersipu.
Semua bertepuk tangan.
Dani jongkok di tengah MEMUTAR botolnya.
Botol BERHENTI. Mengarah ke selatan.
ZICO di sana.
Semua BERSORAK.
                            DANI
                ZI, truth or dare!
                            ZICO
                Truth.
                            DANI
                        (tersenyum)
                Ada yang berhasil mencuri
                hatimu di sini?
Semua terdiam menatapnya.
ZICO membalas menatap mereka satu per satu.
Matanya berhenti di arah timur laut.
Ada YUNA di sana.
Gadis itu tersenyum tersipu. MENURUNKAN wajahnya.
                            ZICO
                        (tersenyum)
                Itu dia!
Semua BERTEPUK TANGAN.
INT. RUANG PERSEKUTUAN - MALAM NATAL 1983
"O COME, O COME, EMMANUEL" dimainkan seorang gitaris.
Ruangan diterangi POHON NATAL di sudut.
                    PEMBICARA PERSEKUTUAN
                Semua orang sudah berdosa. Tak ada
                yang kudus untuk menjadi teladan Â
                umat manusia. Kecuali Allah sendiri.
                Yang berkuasa menjadi manusia dan
                turun ke dunia sebagai Kristus. Amin.
EXT. MOTOR ZICO (MELAJU) - SATU JAM KEMUDIAN
Awan kelam di langit hitam.
Kilat MENYAMBAR. Menerangi angkasa.
ZICO dan INDAH menengadah.
SEKONYONG-KONYONG hujan turun.
Semakin DERAS.
                            ZICO
                INDAHSARI, kita stop dulu!
EXT. JALAN ANJASMORO
Mereka cepat-cepat turun dari motor.
Bernaung di bawah sebuah pohon besar.
Beberapa pengemudi motor ikut berteduh.
ZICO langsung MERANGKUL pinggang INDAH.
MERAPATKAN tubuhnya ke sisinya.
MENENGADAH mengawasi hujan.
Mata INDAH tak berkedip menatap wajah ZICO.
LIMA MENIT KEMUDIAN
Mereka memandangi hujan yang mulai reda.
                            ZICO
                INDAHSARI, kita jalan lagi.
EXT. MOTOR ZICO (MELAJU)
Setelah melewati dua blok, hujan turun lagi.
LEBIH LEBAT. LEBIH CEPAT.
                           INDAH
                ZICO, kita brenti lagi ta?!
                            ZICO
                Dingin...!
TANGANNYA menambah kecepatan.
TUBUHNYA melawan terpaan hujan.
INDAH melihatnya menggigil.
Ia merapatkan SISI TUBUHNYA ke punggung bocah itu.
MENUTUPI dada ZICO dengan lengan kanannya.
MENGGENGGAM bahunya erat-erat.
ZICO menaruh lengan kirinya di lengan kanan INDAH.
MENEKAN ke dadanya.
MENGGENGGAM lengan itu erat-erat.
INDAH membaringkan kepalanya di belakang leher ZICO.
Tubuh mereka MENYATU. Tak mau dipisahkan.
Saling MENGGENGGAM. Tak rela dilepaskan.
EXT. TERAS DEPAN
Motor dimatikan di depan pagar.
ZICO mendorongnya masuk.
INDAH menutup pintu pagar.
Motor diberdirikan di depan pintu.
Gadis itu cepat-cepat menghampirinya.
BERDIRI di depan ZICO.
KEDUA TANGANNYA membasuh wajah dan rambut bocah itu.
                           INDAH
                          (berbisik)
                Aduh, basah semua!
SUPER: SEPULUH TAHUN SILAM - 1973
EXT. TEMPAT PEMANDIAN TEGALSARI - SIANG
ZICO kecil keluar dari kolam renang.
Berlari ke kantin.
Papa ZICO mengawasinya dari tepi kolam.
                         ZICO KECIL
               Mam...! Laper...!
Anak itu mendekati mamanya yang duduk di sana.
Mencomot sebuat kroket. Melahapnya.
Air di kepala MENETES membasahi piring kroketnya.
                         MAMA ZICO
                          (berbisik)
                Aduh, basah semua!
Sang ibu membasuh wajah dan rambut anaknya dengan handuk.
SUPER: MASA KINI - MALAM NATAL 1983
EXT. TERAS DEPAN
ZICO memegangi kedua tangan INDAH di wajahnya.
Keduanya BERTATAPAN.
MUNCUL mamanya di mulut pintu.
Mereka MENOLEH.
                    INDAH                           ZICO
           (menganggukkan kepala)        Mam...
     Bu...
                        MAMA ZICO
                     (kepada keduanya)
               Cepet masuk! Nanti sakit!
INT. HALAMAN TENGAH
INDAH berjalan melewati meja batu.
Mendadak berhenti. Kepalanya menengok ke belakang.
Di belokan ke ruang makan, ZICO tersenyum kepadanya.
INDAH tersenyum kembali kepadanya.
INT. TERAS BELAKANG - PAGI
Sebuah TANGAN mengetuk pintu kamar INDAH.
Menunggunya lima detik. Mengetuknya lagi.
Menunggunya lagi lebih lama.
Pelan-pelan tangan itu memutar gagangnya.
INT. KAMAR INDAH
SENYAP. Tak ada siapa-siapa.
RANJANG yang rapi.
RAK PAKAIAN yang kosong.
KURSI.
KASET, KAMUS, NOVEL, "SONY WALKMAN" di meja.
INT. HALAMAN TENGAH
SEPASANG KAKI bersandal jepit berlari.
Wajah ZICO pucat. Matanya membesar. Kepalanya bertopi santa.
INT. RUANG MAKAN
Mama ZICO menyeruput teh di meja.
                            ZICO
                         (bergetar)
                INDAH mana, mam?
Wanita itu menaruh cangkirnya.
                        MAMA ZICO
                      (tanpa melihat)
                Pulang--
                            ZICO
                Hah! K-kapan?! Kapan balik
                lagi?!
                        MAMA ZICO
                Ndak balik.
ZICO tertegun.
Sang ibu BERPALING kepadanya. Matanya melotot.
                        MAMA ZICO
                Kamu orang ada apa, hah?!
Ibu dan anak SMA-nya beradu pandang.
Otot di wajah sang anak MENEGANG.
TELUNJUK sang ibu diarahkan ke wajahnya.
                        MAMA ZICO
                Ini anak dari dulu sentimen sama
                perempuan... tau-tau sekarang
                cinta-cintaan sama Yn n ren!--
                            ZICO
                Mam... mam! Mam selalu bilang
                ndak masalah Chung kuo ren kawin
                sama Yn n ren--
                        MAMA ZICO
                Tapi bukan sama anake mam!
                            ZICO
                          (berbisik)
                Mam rasis!--
                        MAMA ZICO
                Mam nikah sama pap--
                            ZICO
                Nikah sama pap bukan bukti
                mam ndak rasis!
Mamanya langsung BERDIRI.
MENDEKATKAN wajahnya yang merah padam.
Matanya seolah mau KELUAR dari soketnya.
                        MAMA ZICO
                          (berbisik)
                Mam bukan rasis, mam rasional!
Mereka beradu menahan nafas. Menahan kedip.
                         MAMA ZICO
                     (setengah berbisik)
                Baru lulus SMP ae wes macem-macem.
Wanita itu meninggalkannya.
                      MAMA ZICO (OS)
                Jadi orang jangan cuma kaya pengetahuan
                tapi ndak punya pertimbangan!
ZICO mematung.
Dadanya NAIK TURUN.
Nafasnya TERDENGAR. Â Matanya BERAIR.
MUSIC CUE: "GREEN GREEN GRASS OF HOME" - TOM JONES
SUPER: SEMBILAN TAHUN SILAM - 1974
EXT. LAPANGAN BADMINTON - PAGI
ZICO kecil bermain bulutangkis dengan papanya.
Sang senior membuat sang yunior pontang-panting mengejar shuttlecock.
Anak itu dibuatnya tertawa histeris melihat gaya kocak a la Sven Pri.
EXT. TAMAN REMAJA, TAMAN HIBURAN RAKYAT - SORE
ZICO kecil berjalan bersama papanya.
Berseri-seri memegangi tangan sang orangtua.
Melemparkan koin-koin.
Gelang-gelang.
Bola-bola.
MEMELUK hadiah boneka buaya.
Tertawa-tawa di dalam cangkir besar yang berputar.
Muntah-muntah. Sang ayah memijiti tengkuknya.
Menonton SRIMULAT sambil makan arum manis.
Menguap. Memejamkan matanya.
TERLELAP di pangkuan ayahnya dalam becak.
EXT. TERAS DEPAN - MALAM
Mama ZICO berdiri di mulut pintu.
Berargumentasi dengan papa ZICO.
BERKONFRONTASI.
Sang bocah menengadah. BERGANTIAN menatap wajah orangtuanya.
Raut mukanya bingung.
BERJUANG memahami yang di hadapannya.
BERLARI ke dalam.
INT. KAMAR ZICO
KELAM. MURAM.
Jauh di sudut, seorang bocah itu duduk di lantai.
Sikunya bertopang di kedua lututnya. Tangannya menutupi kedua matanya.
INT. KAMAR MAMA ZICO - PAGI
ZICO kecil mendorong daun pintu ke dalam.
TERTEGUN menatap yang di depannya.
Raut wajahnya bingung.
Cepat-cepat ke luar lagi.
INT. DAPUR
Sebuah TANGAN mengaduk secangkir kopi.
ZICO kecil tertunduk menyandarkan kepala di bingkai pintu.
Bi Inah tersenyum melambaikan tangannya.
Si kecil menyeret kakinya ke dalam.
Menyandarkan kepala di pinggang ibu itu.
Sang inang pengasuh memeluk pundaknya.
INT. HALAMAN TENGAH - SIANG
Bi Inah duduk makan di lantai di sebelah kulkas.
Mengangkat wajahnya. Tersenyum.
ZICO kecil berdiri tertunduk.
Di tangannya ada sekaleng acar.
Bi Inah melambaikan tangannya.
Bocah itu duduk di sampingnya.
Makan bersama. Disuapi sang ibu.
EXT. TERAS DEPAN - SIANG
Bi Inah dan ZICO kecil duduk bersama menonton JARAN KEPANG.
Sang penari MENGUNYAH beling.
MENENGGAK seember air.
Si kecil membenamkan wajahnya di lengan Bi Inah.
INT. PASAR TUNJUNGAN - PAGI
Mama ZICO mengantarkan anak SD-nya ke toko mainan.
Meninggalkannya bersama seorang pria, 20-an.
Ia menggandeng si kecil ke luar.
Menuju WC umum di pintu masuk.
Mengantarkannya ke dalam bilik.
MEMELOROTKAN celana mungilnya.
DARI BAWAH KE ATAS mata pria itu bergerak-gerak.
Di bawah kumis, SENYUMNYA menyungging.
END MUSIC CUE
SUPER: ENAM BULAN LALU - JUNI 1983
INT. KAMAR TAMU, YOGYAKARTA - MALAM
SEPASANG MATA sekonyong-konyong membuka. Terbelalak. Kemerahan.
Menanggalkan headphone-nya, ZICO menoleh ke sampingnya.
Dani sedang duduk memandanginya. Tersenyum-senyum.
                            ZICO
                  (memicingkan matanya)
                Dan, kamu--
                            DANI
                     (setengah berbisik)
                ZI, kamu gay 'kan?
Wajah ZICO merah padam.
Pelan-pelan berpaling ke dinding.
MENGGELENG.
SUPER: EMPAT BULAN LALU - AGUSTUS 1983
INT. KAMAR ZICO - SUBUH
Kepala bocah itu menelungkup di bantal.
SEPASANG KAKI tanpa alas berdiri di belakang pintu.
Berkebaya. Sebuah jaket sederhana melapisi pakaiannya.
Senyum menghiasi wajah wanita setengah baya itu.
Matanya menatap terus yang di ranjang.
Bi Inah melambaikan tangannya, lalu melangkah keluar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI