NAMA Aldrin Ramadian kian santer. Adik kandung Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany ini kini jadi perbincangan lantaran menyatakan diri ikut dalam kontestasi Pilkada Tangsel 2020 mendatang. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kota Tangsel itu sejak awal tidak dihitung.Â
Ia kalah tenar jika dibandingkan sejumlah figur yang lebih dulu santer. Seperti Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie, Sekretaris Daerah Tangsel Muhammad, dan Suhendar akademisi dari Universitas Pamulang (Unpam).
Kemunculan Aldrin, setidaknya mengubah peta politik. Tak terkecuali di internal tubuh Partai Golkar yang dikomandoi Airin. Hasil pemilu legislatif 2019, Golkar meraih 10 kursi, jumlah yang memenuhi syarat untuk mengusung sendiri bakal calon walikota dan wakil walikota. Apa sebenarnya yang memotivasi Aldrin untuk ikut bursa.
Alasan apa sehingga Anda kepingin ikut dalam Pilkada Tangsel?
Yang pertama pastinya keinginan untuk meningkatkan potensi Tangsel. Bukan berarti pemerintah daerah yang ada sekarang tidak memberikan perubahan yang signifikan, pastinya ada.
Saya melihat masih banyak potensi yang perlu digali, dikembangkan di Tangsel. Tangsel ini kan kota jasa. Setidaknya saya melanjutkan apa-apa saja telah dilakukan pemerintah daerah sekarang. Kedua, sebagai manusia biasa saya ingin memberikan manfaat. Tujuan hidup itu kan memberikan manfaat buat kehidupan, buat banyak orang. Akhirnya saya membulatkan niat.
Apa modal kuat Anda?
Kepercayaan diri dan dukungan dari masyarat Tangsel.
Sudah ada visi misi?
Itu nanti, kan prosesnya masih panjang. Masih dinamis perkembangannya. Masalah visi misi harus dibahas bersama, jika nanti sudah resmi sebagai calon. Harus minta masukan banyak pihak. Meskipun dalam konteks gagasan saya pribadi sudah ada, tinggal dirembukkan.
Bisa disebut salah satu gagasan Anda?
Salah satunya tentang keberagaman. Tangsel kan urban, keberagaman ini justru jadi modal kuat Tangsel.
Anda sudah bersosialisasi, apa upaya yang Anda lakukan?
Sudah sejak lama saya memanfaatkan waktu untuk bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh. Baik itu tokoh-tokoh masyarakat, pemuda, agama, dan elemen lain. Berinteraksi dengan mereka, meminta masukan khususnya seputar apa-apa yang perlu diperbaiki di Tangsel ke depan. Para tokoh yang sudah saya temui memberikan kritik atas apa-apa yang terjadi di Tangsel saat ini.
Saya sekalian minta dukungan, izin, sowan. Semua tokoh memberikan respon positif, memberikan dukungan, semangat dan banyak hal. Dukungan dari masyarakat inilah yang membuat saya semakin percaya diri.
Mau pakai jalur independen atau partai?
Insya Allah jalur partai.
Sudah ada partai yang diajak berkomunikasi?
Beberapa, tapi belum bicara yang substantif, sebatas meminta masukan sekalian silaturahmi. Tidak ada salahnya kan.
Bagaimana dengan Ibu Airin, sudah ada dukungan? Infonya Partai Golkar sudah mengarahkan dukungannya ke Benyamin Davnie?Â
Saya sudah pernah sampaikan ke beliau (Airin, red) soal keinginan saya maju. Ibu Airin katakan, jika memang itu pilihan saya ikut pilkada beliau menghormati. Saya juga sering minta masukan ke Ibu Airin.
Mengenai dukungan Partai Golkar ke Benyamin Davnie itu kan mekanisme partai. Saya juga harus hormati.
Terakhir, gak khawatir jika dituduh membangun dinasti?
Gak lah, biar masyarakat yang nilai. Menurut saya dinasti itu hanya wacana politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H