Mohon tunggu...
Darmaila Wati
Darmaila Wati Mohon Tunggu... Administrasi - Freelancer

Hanya setitik upil pada luasnya jagad raya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Benarkah Ahok Ibarat Socrates?

11 Mei 2017   11:10 Diperbarui: 11 Mei 2017   12:01 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Socrates bahkan menerima kekalahan sebelum kasus dibuka. Ia memang tidak punya banyak kesempatan menjelaskan kesalahpahaman antara ide dimilikinya yang berbenturan dengan cara pandang warga Athena umumnya. Dibituhkan dialog bertahun-tahun dengan warga Athena untuk bisa menerina pandangan orang lain yang berbeda. 

 

Detik-detik akhir persidangan di Pengadilan Heliasts menorehkan sejarah ironis. Para juri berkeyakinan Socrates bertanggungjawab atas bencana yang terjadi di kota suci mereka. Diantaranya aliansi Spartan dan Persia berhasil menaklukkan sebagian kota mereka. Wabah pentakit menyerang warga miskin, demokrasi dirusak oleh kediktatoran yang berujung pada pembunuhan penduduk. 

 

Aristophanes menambah keyakinan para juri melalui hasil rekaannya lewat gambar tentang diri Socrates. Setelah para juri berunding sejenak,  keputusan akhir didapat. Sebanyak 220 juri menyatakan Socrates tidan bersalah,  280 lainnya yakin Socrates bersalah. Critias dan Charmides yang pernah berdebat masalah etika denga filosof menyimpulkan hukuman yang pantas bagiSocrates adalah hukuman mati. 

 

Melalui karya Plato dalam "Apologi", sang filosof menyampaikan jata-kata terakhirnya: "Jika aku dihukum mati,  kalian akan sulit mencari gantiku. Seandainya aku boleh mengutarakan secara komikal,  kenyataannya aku telah dipilih Tuhan untuk kota ini. Kota ini ibarat kuda besar yang karena bobotnya,  cenderung malas dan perlu dorongan. Jika kalian mengambil nasihatku, kalian akan menghargai hidupku. Namun aku ragu... "

Para juri memang memilih kematiannya. Terdakwa digiring menuju penjara diiringi teriakan yang penuh hinaan kepada sang filosof yang memang berwajah menyedihkan.Ia bertubuh pendek. Dengan paras wajah satir,  berewokan,  hidung pesek,  mata  belok di bawah alis yang menurun,  bibir tebal dengan kepala sebagian botak dengan rambut kasar keriting. Setidaknya begitulah catatan mengenai Socrates lewat banyak karya seniman patung di masa itu. 

 

Hukuman mati seharusnya merenggut nyawanya hari itu juga bila tidak bertepatan dengan upacara tahunan warga Athena terhadap Dellos. Sekalipun ditengah samudra kesalahpahaman dan kebencian warga Athena terhadap sang pemikir, namun Socrates memiliki murid-murid yang setia. Penjaga tahanan yang bersimpatik padanya memberikan kesempatanbagi para murid mengunjungi gurunya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun