Mohon tunggu...
Soni Herdiansyah
Soni Herdiansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa_Pendidikan IPS_Universitas Pendidikan Indonesia

Halo, Kompasianer! Nama saya Soni Herdiansyah, saya berasal dari Purwakarta Jawa Barat :) Saya seorang mahasiswa aktif jurusan Pendidikan IPS S1 Universitas Pendidikan Indonesia. Saya aktif diberbagai organisasi kampus dan masyarakat, suka terhadap dunia pendidikan, sosial, dan literasi. Misalnya, saya telah mendirikan Warga Kota (Keluarga Kompasianer Purwakarta) bersama kawan-kawan Kompasianer lainnya. Menginspirasi bagi saya adalah hakikat sejati untuk membangun negeri, salah satunya melalui tulisan dan aktivitas sosial. Bagi saya Kompasiana adalah platform yang menjadi wadah bagi pemuda untuk menginspirasi Indonesia yang telah saya buktikan dengan aktif menulis sejak tahun 2019 lalu. Terima kasih Kompasiana, semoga terus maju.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Sukses PDKT dari Les Giblin dan Bahagia dengan Sentuhan Nilai Islam

31 Oktober 2022   23:32 Diperbarui: 1 November 2022   06:27 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngomongin soal PDKT nih, PDKT itu apa sih?

PDKT menurut kawan-kawan dari Citayem sih kependekan dari PenDeKaTan. Dengan kata lain PDKT adalah usaha untuk melakukan pendekatan atau mendekati lawan jenis.

Dalam Islam istilah PDKT adalah Taaruf yaitu proses perkenalan pria dan wanita untuk menuju jenjang pernikahan yang sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dalam agama Islam.

PDKT dilakukan oleh para jomblowan maupun jomblowati untuk memikat calon pasangan atau lawan jenis yang disukai. Bisa itu untuk dijadikan pacar atau pun pasangan hidup.

Lalu bagaimana sih cara supaya sukses PDKT?

Dalam bukunya Les Giblin (2001) yang berjudul "The Art of Dealing with People" menjelaskan beberapa cara supaya sukses dalam melakukan PDKT dan bahagia membina hubungan dengan nilai Islam yang penulis tambahkan. Berikut adalah caranya yang telah penulis rangkum:

1. Berkenalan

Pernah dengar peribahasa, tak kenal maka tak sayang? Ya, peribahasa ini sangat populer di masyarakat, tapi nyata adanya. Dalam menjalin suatu hubungan penting sekali untuk saling mengenal.

Selain itu,dengan mengetahui latar belakang masing-masing, membicarakan hobi, pekerjaan, makanan favorit, dan sebagainya. Untuk menemukan kecocokan dan saling melengkapi. Jika ingin mengenal satu sama lain secara detail, bisa juga dengan bertukar CV (Curriculum Vitae).

Tapi, perlu diingat, kita jangan terlalu membicarakan tentang diri kita. Karena, menurut Les Giblin, orang lebih suka 10 ribu kali menceritakan tentang dirinya sendiri.

2. Menerima, Menyetujui, dan Mengapresiasi

Setelah saling mengenal, selanjutnya adalah kita berusaha untuk menerima satu sama lain, baik itu kelebihan maupun kekurangannya.

Kalau kita menemukan sisi negatif dari calon pasangan kita, maka kita harus menyetujui sisi lain yang positif. Hal ini akan membuat calon pasangan yang sedang kita PDKT-in merasa dihargai.

Lalu, berilah apresiasi. Mengapresiasi orang lain berarti kita memberikan nilai lebih terhadapnya. Membuat keberadaan seseorang begitu penting bagi kita. Dengan memperlakukannya secara khusus.

3. Kendalikan Ego

Ya, setiap orang memiliki egonya masing-masing. Ego sejatinya adalah hal yang positif, tetapi bisa saja berkonotasi negatif jika menjadi egoisme.

Terlalu mementingkan diri sendiri, akan memberikan kesan kurang baik bagi calon pasangan kita. Marah karena hal sepele bisa membuat masalah kecil menjadi besar. Maka, ego harus bisa kita kendalikan, agar suatu hubungan tidak menjadi retak.

4. Berkomitmen

Melakukan PDKT untuk membina suatu hubungan yang lebih sukses dan bahagia,memerlukan proses belajar yang serius. Mengapa? Karena untuk membina suatu hubungan yang sukses dan bahagia perlu komitmen satu sama lain. Dan cara untuk mengikat komitmen itu adalah dengan menikah. Tentunya, jika kita telah siap untuk menikah ya, hehe.

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam bersabda :

"Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum itu dapat membentengi dirinya." (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan lainnya).  

Menikah bisa mendatangkan kebahagiaan yang hakiki, bernilai ibadah menurut agama, dan menyelamatkan kita dan pasangan dari fitnah. Berbeda dengan pacaran, yang rawan akan putusnya hubungan, ketidaknyamanan karena tidak adanya komitmen yang jelas, dan bisa menimbulkan fitnah.

Sebagaimana Allah SWT telah berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Isra ayat 32 yang artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk."

Konsep menikah yang diajarkan dalam agama Islam adalah supaya menjaga seseorang dari perbuatan dosa (zina) dan untuk menjaga kehormatannya. Sehingga lebih menganjurkan untuk komitmen menikah daripada pacaran terlebih dahulu. Memang, rasa cinta bisa datang tiba-tiba. Namun, jangan sampai kita terperangkap akan indahnya asmara sampai-sampai kita mengabaikan prinsip-prinsip agama dan etika (Gus Arifin, 2020:15).

Itulah cara sukses PDKT dari Les Giblin dan membina hubungan yang lebih bahagia dengan sentuhan nilai Islam. Semoga bermanfaat, buat kamu yang masih berjuang mencari pasangan hidup yang baik dan halal, yang mampu menemani sehidup-sesuarga. Aamiin pake banget.

Sumber referensi: 

Arifin. 2020. Menikah untuk Bahagia. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.

Giblin, Les. 2001. The Art of Dealing With People. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun