Mohon tunggu...
Soni Gunadis
Soni Gunadis Mohon Tunggu... Swasta -

Suka kebebasan berekspresi dalam menulis, dengan tetap menggunakan rasa dan jiwa anda dapat menemukan arti sebuah kehidupan realita sekaligus imaji yang sesungguhnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dear, Calon Makmum Dunia Akhiratku...

26 September 2016   16:10 Diperbarui: 26 September 2016   16:33 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Foto: www.thayyiba.com"]Dear, Dek Calon Makmumku...

Sabtu ini tempatku cakrawala begitu cerahnya. Sang surya sedari tadi mulai menampakan jati dirinya. Angin sepoi di akhir September sedikit menggelitik telingaku. Merinding aku dibuatnya. Ah, masih ngantuk, aku berpikir weekend ini berakhir menyenangkan tapi nyatanya ujian tengah semester sudah menungguku, menyebalkan! Bagaimana di sana?

Selama ini mungkin aku hanya dapat melihatmu lewat buaian imaji saja. Senyumanmu begitu merona menggugah hati. Matamu tunjukan keanggunanmu. Hidungmu pas dengan wajah manismu. Pawakanmu tak kurus namun juga tak gemuk. Ah, aku suka itu.

Percayalah aku selalu menanti kabar darimu..

Ngomong-ngomong apa kabarmu disana, dek? Terkadang saat sarapan seperti ini aku memikirkanmu. Apakah kamu menyukai roti dengan taburan susu diatasnya? Atau sepotong brownies dengan coklat almond dengan taburan keju yang mungkin menjadi favoritmu? Entahlah..

Demi mengusir bosanku, saat ini aku memutar lagu “Fall For You” milik Secondhand Serenade yang akhir-akhir ini sering kuputar dalam smartphone orange-ku. Lirik lagunya begitu menggambarkan perasaanku saat ini. Bersamaan dengan angin sepoi dan secangkir teh celup hangat, aku terbuai untuk memikirkanmu, dek.

Aku berpikir, masihkah kamu menungguku atau aku yang menunggumu? Kucoba cari kau ke lembah cinta, kudapatkan banyak akhwat disana. Namun rasanya, aku seperti tak melihatmu.

Aku pun ingin cerita banyak hal denganmu...

Andai kamu disini, dek. Aku ingin menceritakan seabrek kegiatanku, kuliahku, emh...atau mungkin pekerjaanku. Tidak ada yang spesial memang, masih sama seperti minggu-minggu lalu, aku telat masuk kelas karena perjalanan ini. Kau tahu Cikarang - Jakarta bukan jarak yang mampu ku tempuh dalam setengah jam? Itu artinya cukup menyita waktuku. Sial. Belum lagi aku datang kekantor dengan buru-buru karena jam weker tak banyak membantu membangunkan tidurku. Atau seabrek rutinitas yang monoton bak manusia robot yang bermesin. Tapi menceritakan ini kepadamu pastinya menyenangkan. Bukankah jika bersama orang yang tepat, segalanya akan bermakna?

Oia, bagaimana denganmu, dek? Apakah saat ini kamu masih sekolah? Atau sudah bekerja? Apakah pekerjaanmu membuatmu lelah? Ataukah kamu mendapat masalah dengan teman sekolah atau rekan kerjamu? Ah, sudahlah, itu sudah biasa. Terkadang hidup memang keras tapi kalau kamu menyikapi dengan dingin masalah akan luluh padamu, yakinlah. Jangan mengeluh, tetaplah menjadi tangguh, iya tangguh!

Menunggu atau ditunggu biarlah Allah yang menjawabnya...

Sabarlah, meski kita tak bisa saling menguatkan. Tak perlu lagi kita menunggu atau ditunggu, biarlah Allah menjawab semuanya. Mungkin yang bisa kulakukan saat ini hanya mendo'akanmu. Aku tak bisa menepuk pudakmu apalagi memelukmu, sekali lagi tidak, aku yakin tak mengenalmu seperti itu, dek. Namun, yakinilah bahwa Allah akan menghapus jarak ini. Tak hanya soal doa namun juga cinta.

Aku tahu satu per satu teman-temanku mulai menemukan pasangannya, apalagi di September ini aku mendapat undangan 5 sekaligus. Kelimanya isinya sama yaitu walimahan, dek. Kita do’akan saja semoga saling sakinnah, mawadah, warohmah, amiin. Terkadang aku merasa bosan untuk menunggumu. Namun melihat senyumanmu seolah cemeti penggugah semangatku, meski harus tertatih dan jatuh, dek.

Siapa pun kamu, kerjalah MIMPIMU...

Aku tidak tahu kamu dimana, aku tidak tahu kamu siapa? Siapapun kamu selagi kita belum bertemu, kejarlah mimpimu, kejarlah! Aku juga akan mengejar mimpi-mimpiku. Mungkin hidup bukan hanya soal cinta, masih banyak hal yang perlu kita pikirkan untuk menjadi prioritas dalam kehidupan kita. Mari kita berbahagia dengan cara kita masing-masing.

Sebentar lagi aku mulai bersiap berangkat menuju hingar bingarnya ibu kota. Memendar, menyatu dalam kemacetan mesin berjalan untuk memburu ilmu. Tetaplah doakan aku, dek. Aku juga sama sepertimu akan mendoakanmu. Saat ini mungkin hanya satu hal yang aku pinta, tetaplah menjadi diri kamu sendiri, tetap semangat dalam menjalankan semua aktifitas dan kewajibanmu. Mari kita saling perbaiki dan memantaskan diri dihadapan-Nya.

Namun, apabila kelak kita tak bertemu dalam mihrab-Nya, tetaplah TERSENYUM, dek. Karena itulah segala Kuasa-Nya.

Salam rindu,
Calon Imammu

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun